5 Fakta Legenda Sepakbola yang Doyan Mabuk
- Garrincha
Pemenang dua Piala Dunia bersama Brazil di tahun 1958 dan 1962 memiliki kecanduan alkohol yang lumayan pekat. Sejak usia 14 tahun, si burung kecil gemar membahasi kerongkongannya dengan miras. Kebiasaan tersebut berlanjut kala ia mentas sebagai pemain profesional.
Selain miras, Garrincha juga getol main perempuan. Kompilasi dua hal tersebut membuat karirnya meredup pasca menangi Piala Dunia 1962. Ia dinyatakan meninggal lantaran mengalami kerusakan di bagian hati. Tiga hari sebelum kematiannya, ia dilaporkan terus menenggak miras hingga kolaps.
- Tony Adams
Legenda hidup Arsenal, Tony Adams merupakan palang pintu yang lumayan tangguh di eranya. Dalam karir sepabola yang dirajut, Adams hanya bermain untuk Arsenal. Total, ia sukses mengepak 563 laga di berbagai kompetisi dan mencetak 38 gol serta 7 assist bagi tim asal London Utara.
Sejak mentas dari tahun 1983 hingga pensiun di tahun 2002, Adams sempat memenangi berbagai gelar prestis macam empat gelar Liga Inggris, Tiga Piala FA, sepasang Piala Liga serta dua Community Shield. Namanya bahkan terpatri sebagai pemain kedua yang lumayan sering tampil bagi klub.
Di balik prestasi dan kepiawaiannya di atas lapangan, Adams merupakan sosok yang gemar mabora dan berpesta di luar lapangna. Tak jarang, ia terlibat dengan aksi kriminalitas dan sempat masuk bui. Namun, pasca kedatangan Arsene Wenger di tahun 1996, ia mulai berubah dan berhenti mengonsumsi alkohol untuk fokus pada karir sepakbolanya lagi.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: John Terry, di Antara Loyalitas dan Perselingkuhan
- Obrolan Vigo: Pedri, Jendral Baru Barcelona
- Radja Nainggolan yang Mempersetankan Bahaya Merokok Bagi Pesepakbola
- Obrolan Vigo: Cuma Jago Ngomong, Legenda Sepakbola Inggris Memang Katro!
- Paul Gascoigne
Paul Gascoigne dan alkohol adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Gazza mulai mengonsumsi miras pasca cedera panjang yang menderanya kala masih memperkuat Tottenham Hotspur. Cedera tersebut dibawa kala ia merumput di Italia bersama Lazio dan Glasgow Rangers, tak lama berselang.
Di tahun 1998 Gazza divonis kecanduan alkohol. Bahkan dalam satu malam, ia pernah dilaporkan menenggak 32 whiskey! Atas hal tersebut, ia sempat dibawa untuk menjalani rehab. Gazza sempat dinyatakan sembuh namun kencanduannya masih berlanjut. Dirinya bahkan pernah diklaim mengalami masalah mental atas adiksinya tersebut.
Semasa menjadi pemain, Gazza merupakan gelandang kreatif dengan visi bermain yang baik. Ia memiliki sentuhan emas yang berbeda dengan pemain Inggris kebanyakan yang mentas dengan mengandalkan kekuatan fisik dan sepakan keras dari luar kotak penalty. Semasa bermain, Gazza sempat persembahkan berbagai gelar bagi tim yang dibesutnya.
Ia sempat hantarkan sepasang gelar Liga Skotlandia bagi Rangers, satu Piala Liga Skotlandia dan satu Piala FA kala masih memperkuat Tottenham.