5 Fakta Pemain Mega Bintang yang Sukes Dilatih Van Gaal

5 Fakta Pemain Mega Bintang yang Sukes Dilatih Van Gaal

Fachrizal Wicaksono - June 19, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

2. Edgar Davids

Edgar Davids merupakan pemain didikan akademi Ajax. Ketika van Gaal menjadi pelatih klub tersebut pada 1991, Davids menjadi satu di antara pemain muda yang mendapat kesempatan tampil bersama skuat utam. Konsistensi penampilan yang ditunjukkan Davids membuatnya menjadi kunci permainan Ajax.

Hasilnya, ia turut menjadi skuat Ajax yang membuat sejarah ketika menjadi juara Liga Champions 1994-95.

Selama berkostum Ajax, ia menjadi figur kunci permainan lini tengah klub yang bermarkas di Amsterdam Arena ini. Ia berhasil mengantarkan Ajax meraih titel juara Eredivisie selama tiga kali berturut-turut, juga berhasil mengharumkan nama Ajax di Eropa dengan menjuarai UEFA Cup pada 1992 dan Liga Champions Eropa 1994/1995 saat Ajax masih berada di bawah asuhan Louis van Gaal.

Namun, pada Liga Champions Eropa 1995/1996, mereka gagal mempertahankan gelar juara Liga Champions Eropa setelah kalah dari Juventus lewat drama adu penalti. Setelah tahun-tahun penuh kesuksesan bersama Ajax, akhirnya Davids memutuskan untuk merantau ke Italia, dengan membela AC Milan. Sayangnya di klub ini ia gagal beradaptasi.

Merasa sulit beradaptasi di Milan, ia pun memutuskan untuk pindah ke Juventus. Di sinilah ia meraih kembali kesuksesan yang dahulu pernah ia raih saat ia di Ajax. Marcelo Lippi, pelatihnya di Juve mengatakan bahwa Davids adalah “mesin lini tengah Juventus”.

[irp]

Bersama Juve, ia meraih gelar bergengsi seperti scudetto Serie A, Piala Super Italia, dan UEFA Intertoto Cup. Ia hanya gagal meraih gelar juara Liga Champions Eropa, tepatnya pada musim 1997/1998.

Pada 2004, ia bergabung bersama Barcelona sebagai pemain pinjaman dari Juventus. Di Barca ini pun ia berhasil menorehkan sebuah prestasi. Davids, bahu membahu bersama Dutch man lainnya, Frank Rijkaard yang berposisi sebagai pelatih, berhasil mengangkat posisi Barcelona di La Liga. Pada akhir musim, Barca berada di bawah Valencia yang akhirnya menjadi juara La Liga.

Tapi, masanya di Barca tidak terlalu lama. Ia langsung kembali ke Italia, membela Inter Milan. Bertahan semusim di Inter, ia pindah ke Inggris untuk membela Tottenham Hotspur. Di London utara, ia kembali meraih kenyamanan seperti yang ia dapat saat membela Ajax dan Juventus. Ia menjadi pemain yang dicintai oleh suporter. Namun, ia gagal mengantarkan Spurs meraih posisi empat klasemen. Selama dua musim, ia hanya berhasil mengantarkan Spurs menduduki peringkat ke lima.

Klub terakhir yang menjadi pelabuhan seorang Edgar Davids adalah Crystal Palace. Tepat pada 2010, ia mengumumkan bahwa ia pensiun dari dunia sepakbola sebagai pemain.

Van Gaal jugalah yang memberikan sebutan ‘Pitbull’ kepada Davids. Julukan tersebut begitu melekat karena Davids merupakan gelandang yang sangat kuat dan agresif.