Tak Beri Penghargaan pada Insiden Crishturcth, Liga Inggris Dikritik

Tak Beri Penghargaan pada Insiden Christchurch, Liga Inggris Dikritik

Dimas Sembada - March 19, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Liga Inggris – Aksi solidaritas terkait berbagai insiden di belahan dunia kerap mewarnai berbagai ajang olahraga di dunia. Tak terkecuali sepak bola, dimana pertandingan sepak bola kerap menjadi ajang penggalangan solidaritas.

Sebut saja para pemain klub-klub Liga Inggris pernah mengenakan kain warna hitam di lengannya dan menyanyikan lagu kebangsaan Prancis setelah terjadi serangan teror Paris pada 2015 lalu. Namun kini Liga Inggris menjadi sorotan karena mereka enggan melakukan hal serupa atas aksi teror di Selandia Baru.

Kompetisi sepakbola di enam negara dan laga liga rugby melakukan penghormatan atas insiden itu pada akhir pekan ini. Tetapi tidak dengan laga papan atas Inggris dan Piala FA. Yunus Lunat, mantan Ketua Dewan Kesetaraan Ras Asosiasi Sepakbola Inggris atau FA menyebut hal itu sebagai sebuah kemunafikan.

[irp]

“Tidak ada alasan, kapanpun sesuatu terjadi, bahkan pada skala yang sama atau lebih kecil, sepak bola selalu bersikap dan melakukan penghormatan.

“Apa yang terjadi sekarang itu adalah standar ganda dan sikap munafik dari FA. Berdiam diri selama semenit adalah tindakan yang tepat. Ketika hal itu dilakukan sebagai aksi solidaritas atas sebuah peristiwa, seharusnya itu dilakukan siapapun terhadap setiap serangan,” ketus Yunus Lunat kepada BBC Sport.

Sebelum laga perempat final Piala FA pada akhir pekan ini, pimpinan FA mengatakan memberikan wewenang untuk aksi penghormatan pada klub penyelenggara pertandingan. Menurutnya FA mendukung apapun yang klub lakukan bahkan saat tidak menggelar aksi penghormatan sekalipun.

[irp]

Laga Fulham kontra Liverpool sempat diwarnai dengan tepuk tangan oleh penonton di Craven Cottage. Namun hal itu dilakukan untuk penghormatan atas seorang karyawan Fulham yang meninggal bulan lalu.

Lebih lanjut, Yunus Lunat mengatakan minimnya solidaritas untuk teror Selandia Baru tak lain disebabkan kurangnya tokoh yang memahami situasi di Selandia Baru. Dimana Yunus sedikit menyesalkan karena tak ada aksi solidaritas untuk teror di Selandia Baru.

“Kurangnya perwakilan umat Islam dalam peran kepemimpinan di bidang olahraga, terutama sepak bola, meskipun mereka memiliki cukup kompetensi untuk peran tersebut. Piala FA adalah kompetisi FA. Ini menunjukkan kelemahan kepemimpinan. Kesempatan untuk membuat pernyataan besar tentang apa yang terjadi di seluruh dunia hilang begitu saja,” tegasnya.

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com