Site icon Vivagoal.com

Dari Qatar Airways Hingga Covid-19, Krisis Finansial Bayern Munich Tak Kunjung Reda

Dari Qatar Airways Hingga Covid-19, Krisis Finansial Bayern Munich Tak Kunjung Reda

Sumber: bayernstrikers.com

Vivagoal Bundesliga – Meningkatnya kasus Covid-19 di Jerman menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan menggelar pertandingan olahraga termasuk sepakbola tanpa penonton. Kebijakan ini tentunya mengakibatkan keuangan klub-klub Bundesliga seret.

Bayern Munich pun ikut terkena dampaknya. Ditambah lagi dengan konflik antara Bayern Munich dengan sponsor mereka, Qatar Airways. Diawali dengan masalah kekerasan terhadap hak asasi yang dilakukan negara tersebut, perwakilan fans yang menempati porsi lebih dari 50 persen anggota klub memaksa manajemen Bayern Munich untuk memutus kontrak dengan perusahaan asal Qatar tersebut.

Kontrak perjanjian sponsor di antara Bayern Munich dan Qatar Airways masih akan berlaku hingga 2023. Di tengah ketatnya masalah finansial klub karena Covid-19, pemutusan kontrak tentunya akan menambah kerugian tim.

Akan tetapi, desakan dan tekanan dari anggota klub tak bisa dibiarkan begitu saja. Berbeda dengan klub-klub lain, Bayern Munich menganut asas demokrasi dalam pemungutan suara pengambilan kebijakan. Jika 50+1 jumlah suara terbentuk, maka manajemen klub wajib memenuhi hasil tersebut.


Baca juga:


“Semakin lama dibiarkan, semakin hal ini mengganggu pikiran saya,” ungkap CEO Bayern Munich, Oliver Kahn.

Masalah keuangan Bayern Munich ini juga disebabkan karena mereka tak bisa menjual pemain dengan harga tinggi di pasar bursa transfer.

Berbeda dengan klub besar Eropa lainnya, terutama klub-klub Premier League, Bayern Munich harus mendapat persetujuan anggota klubnya dalam menentukan harga pemain di bursa transfer karena mereka juga mendapatkan bagi hasil.

Kebijakan ini membuat keuangan Bayern Munich tak sebaik klub-klub Inggris, apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini. Menurut pengakuan Kahn, pada zaman dahulu margin keuntungan klub Inggris dan Bundesliga hanya berada di kisaran 10-20 juta Euro. Namun saat ini margin tersebut sudah meningkat berkali-kali lipat.

“Saya ingin ada pembatasan soal gaji pemain, dan saya sangat berharap angka penjualan pemain di bursa transfer bisa turun. Harus ada yang mengontrol angka penjualan di pasar bursa transfer sepak bola,” tegas Kahn. (ARI)

Selalu update berita bola terbaru seputar Bundesliga hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version