Vivagoal – Liga Indonesia – Sebelum Sea Games dimulai, PSSI, selaku induk sepakbola Indonesia memang menargetkan emas di ajang multi olahraga dengan harap bisa mengulangi raihan di tempat dan ajang yang sama di tahun 1991. Guna merealisasikan target, serangkaian uji coba pun diterapkan guna mendapakan hasil maksimal.
Beberapa lawan tanding pun disiapkan. Egi MV dan kolega menjamu PSIM Jogja dan Bali United di ajang trofeo mini pada September lalu. Hasilnya pun terbilang memuaskan. Timnas sukses menjuarai trofeo dengan mengandaskan perlawanan dua tim besar tersebut.
Perjalanan pun berlanjut ke China sebulan berselang. Timnas akan dihadapkan dengan turnamen mini bersama tuan rumah China, Yordania, Uni Emirat Arab. Indonesia kalah dua kali dan hanya sekali mendulang hasil imbang kontra UEA. Raihan tersebut membuat Indonesia berada di posisi juru kunci dengan satu poin dari tiga laga yang telah rampung dimainkan.
Di rangkaian terakhir, Timnas menjamu Iran dua kali di Stadion I Wayan Dipta (13/11) dan di Stadion Pakansari (16/11) mendatang. Dari dua laga tersebut, Timnas sukses memetik hasil positif dengan satu seri dan satu kemenangan. Hasil ini pun membuat Indra Sjafri selaku pelatih timnas pede dengsn capaian timnya. Ia pun merasa sanggup berbuat banyak dan merealisasikan target yang diusung PSSI di Sea Games.
“Apa yang kami rencanakan dan inginkan dalam tim akhirnya tercapai,” kata Indra Sjafri, dinukil dari superball. “Pemain semua paham apa yang menjadi masalah pada laga pertama melawan Iran,”
“Saya berterimakasih kepada PSSI, karena mereka mengatur lawan kami uji coba. Mereka lawan yang saya pikir sangat baik. Lima kali pertandingan internasional yang kualitasnya baik untuk kami,” ungkap Indra, seperti dinukil Goal Indonesia
Dimulainya Langkah Fantastis
Di fase grup, Indonesia pun tampil lumayan beringas. Tergabung di B yang notabene disebut grup neraka bersama Thailand, Singapura, Vietnam, Laos dan Brunei Darrusalam, Timnas sukses mengunci empat kemenangan dan satu kekalahan dari Vietnam. Evan Dimas dan kolega sukses meluncur ke semifinal dengan raihan 12 poin.
Selain melangkah ke semifinal, margin gol Timnas merupakan yang tertinggi dibandingkan tim manapun yang berlaga di cabang olahraga sepakbola Sea Games. Sekedar informasi, Osvaldo Haay dan kolega mampu mencetak 17 gol dan hanya kebobolan sepasang gol.
Di babak semifinal, Timnas berjumpa dengan Myanmar pada (7/12) lalu. Dalam laga yang berlangsung ketat, Garuda Muda sejatinya ditahan imbang 2-2. Namun kelas Egi MV dan kolega terlihat saat babak perpanjangan waktu. Timnas pun mengunci kemenangan telak berkat sepasang gol yang tercipta di babak tambahan tersebut. Asa mengulang kejayaan 28 tahun lalu pun mulai terbuka lebar. Di partai puncak yang digelar Selasa (10/12), Timnas lagi-lagi harus bersua Vietnam.
Harapan yang Mestinya Belum Selesai
Jelang laga, Indra Sjafri pun ingin membalaskan dendam karena kalah dari Vietnam di fase grup. Ia pun sudah menyiapkan berbagai strategi termasuk mempersiapkan eksekutor penalti andai laga kedua tim berjalan alot di waktu normal maupun waktu perpanjangan.
“Ini adalah pertandingan yang kami tunggu. Sebelum kita lolos di fase grup, saya sudah menyatakan setelah kalah dari Vietnam, ‘saya tunggu Vietnam di final’. dan akhirnya ketemu lagi di final. Pertandingan ini adalah pertandingan yang menarik, saya harap Indonesia menjadi pemenangnya,” kata Indra.
Namun sayang di babak final, Timnas bermain bak anjing tanpa kepala. Dimatikannya Evan Dimas di menit ke-19 membuat skema permainan Indonesia tak berjalan sesuai rencana. Pasca Evan meninggalkan lapangan, organisasi permainan Garuda Muda berantakan. Indra Sjafri selaku juru taktik timnas pun mulai terlihat medioker pasca otak permainannya tak bisa melanjutkan laga.
Pelatih asal Sumatera Barat seakan kehilangan akal dan mulai menerapkan warisan “taktik” timnas Indonesia yakni Long Ball ke lini depan mulai dimainkan. Vietnam, yang sudah mampu membaca arah permainan pun mampu meredan serangan demi serangan Garuda Muda. Bahkan mereka bisa membungkus tiga gol dan menyumbangkan emas di cabang olahraga Sea Games 2019.
Kekalahan ini lagi-lagi membuat fans timnas Indonesia harus menunggu lagi guna membuat tim kesayangnannya berjaya di ajang internasional. Di ajang Sea Games dari 2011 hingga 2019, Timnas mencatatkan tiga medali perak dan satu perunggu. Sementara di level tim senior, rasanya kita tak perlu membahas lebih panjang karena hanya kekesalan yang bakal didapatkan.
Sebuah Renungan….
Meski belum mencapai hasil maksimal, Indra Sjafri sudah barang tentu harus mendapatkan kredit lebih karena membawa perjalanan Egi dan kolega ke partai puncak mengingat jadwal Liga 1 yang bobrok dari sejak awal digulirkan. Indra tentunya harus mendapat kesempatan lain guna membawa timnas mendulang kejayaan.
PSSI, selaku stakeholder sepakbola di negeri ini rasanya harus kembali belajar agar tak langsung menebang pelatih yang gagal mewujudkan ekspektasi yang mereka berikan. Karena pada akhirnya cara mendulang prestasi di dunia sepakbola tidak sebercanda itu.
Ada berbagai proses yang harus dilalui macam pematangan dan variasi taktik, tak terlalu bertumpu pada seorang pemain, plan lain saat tim tertinggal dan lain sebagainya. Seperti yang kita semua tahu, sesuatu yang baik, dalam hal ini prestasi di kancah internasional, memang harus ditunggu sampai kapanpun itu.
Namun seraya menunggu, tentunya harus ada perbaikan pasti. Proyek naturalisasi adalah hal yang harus segera dibuang ke tempat sampah. Karena mencari putera terbaik di negeri ini tentunya lebih menarik dibandingkan memberikan kewarganegaraan bagi pemain asing dan menambah sesak sesnus kependudukan sekaligus mempertipis kans anak bangsa guna membela timnas di masa mendatang.
Selalu update berita Liga Indonesia terbaru hanya di Vivagoal.com