Lawan Pembajakan! Bintang Liga Inggris Gaungkan 'Boot Out Piracy' di Indonesia
Foto: Mola TV

Lawan Pembajakan! Bintang Liga Inggris Gaungkan ‘Boot Out Piracy’ di Indonesia

Vivagoal - December 17, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Liga InggrisPremier League meluncurkan fase kedua kampanye media anti-pembajakan 2021/22 di Indonesia. Kampanye ‘Boot Out Piracy’.

Kampanye ini  dijalankan di seluruh platform digital, menyoroti pengalaman menonton yang buruk dan berbahaya, yang dihadapi penggemar saat menonton pertandingan melalui streaming ilegal.

Penggemar bola tidak hanya menghadapi penundaan, tautan yang rusak, dan iklan pop-up, tetapi juga berpotensi mengekspos diri mereka terhadap ancaman malware dan ransomware berbahaya, yang sering kali mengarah pada pencurian dan penipuan data.

Disokong Bintang Liga Inggris

Fase kedua ‘Boot Out Piracy’ akan menampilkan video baru dari bintang Premier League, termasuk Virgil van Dijk dari Liverpool dan James Maddison dari Leicester City.

Kampanye sebelumnya telah menyatukan beberapa pemain top Liga untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya pembajakan, termasuk Marcus Rashford dari Manchester United, Mohamed Salah dari Liverpool dan Son Heung-Min dari Tottenham Hotspur. Selain di Indonesia, kampanye ini juga berjalan di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong.


Baca Juga:


Kevin Plumb, Penasihat Umum Premier League, mengatakan, kampanye ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran pononton akan bahayanya menyaksikan pertandingan melalui stremaing ilegal.

“Kami meluncurkan fase kedua dari kampanye Boot Out Piracy musim ini saat terdapat begitu banyak pertandingan untuk dinikmati oleh penggemar di seluruh dunia, agar terus meningkatkan kesadaran akan bahaya menonton pertandingan Premier League melalui streaming ilegal,” kata Kevin dalam rilis yang diterima vivagoal. 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Mola Sport (@mola.sport)

“Penggemar dapat mengalami sejumlah masalah serius jika mereka memilih untuk menonton konten bajakan, termasuk pencurian data mereka dan menjadikan diri mereka sebagai sasaran empuk serangan siber. Mereka juga harus mengalami pengalaman menonton di bawah standar yang kemungkinan besar akan sering diganggu oleh iklan pop-up dan buffering.