Mafia Bola Tanah Air Tersebar di Seluruh Kompetisi
Vivagoal – Liga Indonesia – Mafia bola di Indonesia ternyata tidak hanya beraksi di kompetisi level teratas. Mereka ada dimana-mana, sampai-sampai di Pekan Olahraga Nasional, Provinsi, dan kompetisi usia dini juga tak luput dari intervensi mafia.
Kasus Match Fixing sendiri mulai ramai diberitakan setelah tendangan Krisna Adi Darma Tama yang menjadi eksekutor penalti di laga Aceh United kontra PSMP melenceng jauh dari gawang.
Alhasil, Aceh United berhasil jadi pemenang dalam laga yang digelar di Stadion Cot Gapu, Aceh. PSMP sendiri saat itu gagal melaju ke semi final padahal mereka hanya membutuhkan hasil seri.
Banyak pengamat sepak bola kemudian bereaksi. Sebuah talkshow yang disiarkan di sebuah stasiun televisi Swasta Nasional, bertajuk PSSI Bisa Apa? akhirnya membuka tabir Match Fixing di tanah air. Ujung-ujungnya, Polri pun membentuk Satgas Anti Mafia Bola.
Berdasarkan hasil penyelidikan, ternyata mafia bola di Indonesia tak hanya bermain di level liga profesional. Mereka juga ada main di kompetisi untuk kelompok usia dini bahkan sekelas Pekan Olahraga Provinsi pun tak luput dari terjangan mafia bola.
[irp]
“Saya sudah berapa kali ditipu. Pernah kami ditawari menjadi juara di turnamen Piala Soeratin, di Pekan Olahraga Provinsi juga ditawarkan juara asal mau bayar Rp.100 juta tuk sepakbola dan tuk futsal Rp 75 juta,” ungkap Lasmi Indaryani, eks manager Persibara Banjarnegara saat itu.
Terbaru ada laporan lainnya yang masuk ke Satgas Anti Mafia Bola, terkait penunjukkan tuan rumah babak 8 besar Piala Soeratin tahun 2009. Eks manajer Perseba Super Bangkalan, Imron Abdul Fatah melaporkan petinggi PSSI, dan eks pengurus PSSI wilayah Jawa Timur.
Kombes Argo Yuwono mengaku akan mendalami laporan Imron ini. Tim Satgas berencana memanggil sejumlah saksi terkait untuk pendalaman laporan eks manajer Perseba Super Bangkalan tersebut.
Selalu update berita bola terbaru seputar Liga 1 hanya di vivagoal.com
