Vivagoal – Serie A – Mantan gelandang AC Milan, Ricardo Kaka mengatakan mantan klubnya itu memberi banyak kenangan manis baginya. Tapi dia tak menampik, ada getir yang dirasakan bersama Milan.
Kaka menjadi primadona setelah ia memutuskan hijrah dari Sao Paolo ke Milan pada 2003 silam. Pesonanya yang memukau membuat Real Madrid menjadikannya sebagai pemain termahal di dunia pada 2009 sebelum akhirnya transfer tersebut dipecahkan oleh Cristiano Ronaldo.
Baca Juga:
- Totti Menilai Akan Terjadi Kekacauan Besar Jika Serie A Tetap Dilanjutkan
- Manfaatkan Ketertarikan Juve Pada Pogba, MU Ingin Datangkan Wonderkid Belanda
- Juventus Siap Lepas Bintangnya Demi Jaga Stabilitas Finansial
- Handanovic Pede Inter Angkat Piala Akhir Musim Ini
Dengan nama besar yang dimiliki, Kaka jelas akan mengenang masa-masa terbaiknya. Pria asal Brasil itu kemudian mengatakan Milan berjasa dalam memupuk kenangan manis dalam kariernya.
“Saya tak punya satu momen khusus, tapi kebanyakan momen terbaik dalam karier saya terjadi ketika aku bermain di Milan: trofi Liga Champions pada 2007, Piala Dunia Antarklub, Ballon d’Or, dan penghargaan Pemain Terbaik FIFA,” katanya dalam tanya jawab dengan fans di Instagram resmi FIFA, seperti dikutip Football Italia.
I am happy to accept the @WHO #SafeHands Challenge passed by @FIFAcom President Gianni Infantino for protecting #health & beating #COVID19. We must Be Ready to support each other in this fight against #coronavirus for our families, our friends, our communities & our world. https://t.co/iOdfVuNKwH pic.twitter.com/44AYNTc0uW
— Kaka (@KAKA) March 14, 2020
Namun Kaka tak hanya merasakan masa-masa indah di Milan. Bersama I Rossoneri dia pun merasakan getir, terutama kegagalan di Istanbul saat ditekuk Liverpool lewat adu penalti yang masih membekas hingga saat ini.
“Istanbul pada 2005. Saya tak perlu mengatakan apapun lebih dari itu,” tandasnya.
Selalu update berita bola terbaru seputar Serie A hanya di Vivagoal.com