Marc Overmars: Si Kaki Kaca Pertama dari Belanda
Bersinar di Arsenal dan Diandalkan Wenger
Nama Overmars sejatinya sempat dikecilkan lantaran riwayat cedera uang ia miliki. Fans merasa angka yang dikeluarkan Gunners terbilang lumayan besar untuk saat itu guna memboyong pemain yang ringkih. Namun intuisi Wenger tak salah, sang pemain cepat beradaptasi di Inggris dan menjadi bagian penting dalam kerangka kejayaan Arsenal di tahun 90an.
Semusim pasca bergabung, Overmars mampu mempersembahkan double winners untuk Gunners yakni Premier League dan Piala FA. Namanya pun mulai dielu-elukan fans karena kepiawaiannya membawa tim berprestasi. Ivestasi yang dikeluarkan atas namanya pun lambat lain berbuah manis.
Setelahnya, nama Overmars masihn menjadi andalan Arsenal. Bersama Dennis Bergkamp dan Nicolas Anelka, ketiganya menjadi trisula maut. Namun di musim 1999, dua tahun pasca Double Winners. Michel Cox, penulis buku The Mixer, Story of Premier League Tactic, from Route One to False Nine menyebut Wenger melakukan langkah jenus dalam karirnya.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Polemik Sponsor di Liga 1 2020
- Obrolan Vigo: Keberlangsungan Liga 1 Terancam Virus Corona?
- Obrolan Vigo Diego Ribas: Permata Brazil yang Tak Terasah Sempurna
- Obrolan Vigo: James Beattie, Striker Underrated yang Selalu Dicintai
Saat itu, Anelka dan Overmars terlibat friksi lantaran winger asal Belanda tak ingin mengoper bola kepadanya sebuah laga Ia justru malah memberikan bola kepada Bergkamp. Kekecewaan pemain Prancis itu pun disampaikan langusng ke publik.
“Saya tak mendapat bola yang cukup,” ungkapnya kepada Pers Prancis beberapa waktu lalu. “Saya akan bicara kepada Manajer tentang keegoisan Overmars,” ungkap Anelka. Keduanya pun dipanggik untuk berbicara langsung. Anelka yang tak fasih berbahasa Inggris bicara dalam bahasa Prancis. Di sisi lain, Overmars pun tak bisa memahami maksud perkataan Anelka. Wenger yang berada di tengah bertindak sebagai moderator bertindak dengan cerdas.
Wenger menyebut Anelka memiliki sedikit masalah dengan keegoisan Overmars dan Overmars berjanji akan lebih banyak memberikan bola kepada Anelka. Namun hal tersebut tak berjalan lama. Kenyataannya, kedua pemian dipisahkan, Anelka dijual ke Real Madrid dengan harga 23 Juta Euro sementara Overmars dilepas ke Barcelona dengan mahar 25 Juta Euro. Nominal tersebut membuatnya menjadi pemain Belanda termahal di dunia pada saat itu.