Vivagoal – Berita Bola – Tak banyak striker asal Meksiko yang kerap menuai kesuksesan di Eropa. Hal tersebut juga terjadi pada Carlos Vela. Karirnya di Eropa hanya terhighlight bersama Real Sociedad. Hal tersebut pada akhirnya membuat sang pemain “terasing” di MLS.
Jika bicara soal juru gedor Meksiko di Eropa, nama Hugo Sanchez mungkin bakal menjadi sosok yang lebih mudah diingat dibandingkan pemain lain. Ia mendulang berbagai kesuksesan bersama Atletico Madrid dan Real Madrid. Bersama dua tim Ibu Kota Spanyol, ia sempat mendulang berbagai gelar. Namun dengan Los Blancos, ia mendulang berbagai gelar macam 5 gelar LaLiga, 3 Piala Super Spanyl hingga satu gelar Europa League.
Sanchez mendulang banyak gol bersama dua tim tersebut. Ia juga berstatus sebagai pemain utama dalam tim. Bersama Atletico, ia sempat mendulang 72 gol dari 149 laga. Sementara bagi Real Madrid, El Pentapichichi sukes mendulang 195 gol dalam 264 laga.
Setelah Sanchez, sejatinya Meksiko banyak mengeluarkan banyak penyerang lain macam Cuauhtemoc Blanco, Jared Borgetti hingga Carlos Hermosillo. Namun kebanyakan dari mereka banyak bermain di negara sendiri.
Javier “Chicarito” Hernandez sempat mengemban tongkat estafet penyerang Meksiko yang mentas di Eropa. Namun sang pemain hanya menjadi supersub di United dan Real Madrid. Sementara Dos Santos bersaudara seakan tenggelam dan Raul Gimenez, sinarnya masih kurang benderang dibandingkan berbagai nama yang tersemat di atas.
Sejatinya, Meksiko sempat memiliki Carlos Vela sebagai penyerang yang mereprestasikan negara di Eropa. Masuk ke Arsenal pada 2005, ia memulai debut pada Agustus 2008. Namun menit bermain jarang didapatkan pemain kelahiran Cancun itu.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo : Ada Juara Baru di Liga Champions 2021/22?
- Obrolan Vigo: Radamel Falcao, Macan yang Kembali Mengaum
- Obrolan Vigo: Joshua Kimmich, Perpanjangan Tangan Lahm yang Berhasil Bertransformasi
Alih-alih mentas di tim utama, Vela lebih sering dipinjamkan ke tim lain guna mendapatkan jam terbang. Dalam masa baktinya dari 2008-2012 lalu, tercatat sang pemain sempat mentas bersama beberapa klub macam Salamanca, Celta Vigo, Osasuna, West Bromwich hingga Real Sociedad. Ia hanya mampu mendulang 29 laga bersama Gunners dan meraih tiga gol.
Pada 2012, Vela sempat dipermanenkan Real Sociedad guna menjadi juru gedor utama klub dengan mahar 14 juta Euro. Sang pemain harus bersaing dengan ikon klub macam Antoine Griezmann. Kesempatan bermain yang didapatkannya cederung tipis.
Namun pasca kepergian Griezmann pada 2014, ia mulai mendapatkan kepercayaan mentas di tim utama lebih besar. Gol demi gol sukses ia sarangkan bersama La Real dan perlahan namun pasti, namanya mulai menjadi idola publik San Sebastian.
Meski begitu, mentas bersama Socieadad jelas bukanlah posisi tawar yang baik bagi karir sepakbola Vela. Los Txuri-Urdin hanya tim yang kerap mentas di papan tengah. Menggapai tiket ke Eropa seakan menjadi prestasi besar bagi Socieadad dan Vela pun tenggelam dalam urusan mediokeritasnya bersama tim asal Basque itu.
Namun untuk urusan gol, Vela terbilang lumayan bertaji, dala 250 penampilan bersama La Real, ia mampu mendulang 73 gol dan 43 assist bagi klub. Namun,kebersamaan kedua belah pihak harus selesai pada Januari 2018. Vela memutuskan angkat kaki ke Los Angles FC yang mentas di MLS. Ia ditransfer dengan mahar 5 juta Euro.
MLS dan Karir yang Mengesankan
Keputusan Vela merapat ke MLS jelas menjadi sebuah kejutan tersendiri. Pasalnya, kala putuskan hengkang ke Negeri Paman Sam, sang pemain baru berusia 28 tahun. Usia tersebut sejatinya merupakan usia emas bagi para pesepakbola.
MLS memang dikenal sebagai kompetisi yang tepat untuk mengakhiri karir sepakbola atau pelabuhan bagi para pemain tua. David Beckham, Ashley Cole, Robbie Keane, Andrea Pirlo hingga Thierry Henry sempat mentas di berbagai franchise MLS sebelum akhiri karir sepakbolanya.
Namun jalan lain dipilih oleh Vela. Ia dibayar 60 ribu paun per pekan dan menjadi Marque player di sana. Vela merasa berkarir di MLS adalah
“Saya bangga jadi designated player. Saya tidak sabar untuk memulai petualangan baru di Los Angeles,” kata Vela ketika ia diperkenalkan pihak LAFC. “Vela telah membuktikan diri di Meksiko, Inggris, dan Spanyol. Dirinya mampu menjadi pengatur serangan, mencetak gol, ataupun mengaristekinya bagi rekan satu tim. Ia adalah pemain yang luar biasa,” kata pelatih LAFC saat itu, Bob Bradley.
“Ini adalah hari berserajah bagi LAFC. Vela sudah melakukan banyak hal terlepas dari usia yang masih tergolong muda. Dia merupakan tipe pemain yang akan kami datangkan untuk membentuk kesebelasan ini,” tambah General Manajer LAFC John Thorrington
Di musim perdananya, Vela mampu catatkan raihan impresif. Ia mampu bukukan 15 gol serta 11 assist bagi tim dalam 31 pertandingan. Semusim berselang, ia gampil menggila dengan menjadi top skor MLS dengan torehan 32 gol. Di akhir musim, nama Vela juga terpilih sebagai MLS MVP dan membantu klub meraih Supporter Shield Winners.
Performa impresifnya membuat Vela sempat disandingkan dengan Zlatan Ibrahomovic yang kala itu masih mentas di LA Galaxy. Ibra menolak disamakan dengan sang pemain lantaran ia memiliki kompetensi yang lebih hebat dibandingkan Vela.
Baca Juga:
- 5 Fakta Phil Jones, Si Badut yang Enggan Menyerah
- 5 Fakta Pemain Gabut yang Selalu Hoki
- 5 Fakta Pemain Potensial Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2022
“Saya ibarat mobil Ferrari yang berada di antara Fiat,” ucap Ibrahimovic kepada wartawan, sebagaimana dilansir ESPN FC.“Hanya karena dia (Vela) berada di puncak prestasi, berapa umurnya? Carlos Vela bermain di MLS ketika dia berada di puncak prestasi. Di mana saya pada usia 29? Di Eropa,” cetus Zlatan Ibrahimovic.
“Saya tidak bekerja keras sepanjang karier saya dan datang ke MLS untuk dibandingkan dengan Vela. Media membuat kesalahan besar. Anda jangan membandingkan Ferrari dengan Fiat. Malam ini saya pemain terbaik di Liga,” tukasnya.
Vela pun tak tinggal diam dengan sindiran Ibrahimovic. Ia merasa pada periode tersebut, dirinya memang lebih baik dari mantan pemain Juventus itu secara prestasi.
“Saya tidak menghormati dia jika harus membanding-bandingkan, tapi jika kita lihat statistik dan lupakan soal umur serta lainnya, saya lebih baik darinya saat ini, itulah kenyataannya,” ujar Vela, dikutip dari ESPN.
“Dan untuk sisanya, dia adalah Zlatan, hanya kalah dari Messi dan Ronaldo; selain itu, kami semua tidak selevel dengan mereka,” tuturnya menambahkan.
Namun, dua musim setelanya, performa Vela mulai mengalami penurunan. Ia hanya mendulang 14 gol dalam periode tersebut. Penurunannya terjadi lantaran sang pemain kerap menderita cedera hamstring dan ligament yang membuat performanya tak maksimal bersama klub.
Feliz Cumpeanos, Carlos
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com