Vivagoal – Berita Bola – Di medio 80-90an, Inggris memiliki striker tajam yang amat bersih yakni Gary Lineker. Sang pemain dikenal bersih lantaran dalam karir sepakbolanya, tak pernah sekalipun ia mendapatkan kartu kuning, apalagi merah.
Gary Winston Lineker, yang lahir di Leicester, 30 November 1960, boleh dibilang merupakan soosk yang telat mengecap debut di dunia sepakbola.pada usia 21 tahun. ia bahkan baru mencetak gol perdananya untuk timnas Inggris di usia 24 tahun. Namun, hal tersebut bulanlah sebuah masalah baginya.
Lineker, yang mentas bersama Leicester City sukses mempersembahkan gelar Divisio Two pada musim 1979/80. Gelar tersebut menjadi satu-satunya piala yang ia persembahkan bagi tim kampung halamannya. Produktivitasnya mulai terlihat kala membela the Foxes. Dalam 7 musim karirnya, Lineker mampu mendulang 95 gol dan 13 asssit dari 195 laga yang ia mainkan di lintas kompetisi.
Pasca membela Leicester, Everton yang kala itu sukses menjuarai kompetisi di musim 1984/85 kepincut mendatangkan sang pemain. Dana tak kurang dari 800 ribu paun dikucurkan guna membawa the Golden Boll ke Goodison Park.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pesepakbola Botak Terbaik Sepanjang Sejarah
- 5 Fakta Wonderkid Manhester United yang Gagal
- 5 Fakta Pencetak Gol Bunuh Terbanyak di Premier League
- 5 Fakta Manajer Absurd yang Pernah Tangani Real Madrid
Di musim perdana sekaligus terakhirnya, ia mampu bukukan tiga hattrick dan membantu tim finish di urutan kedua. Ia juga sukses membukukan 30 gol di musim debutnya bersama Merseyside Blue. Tak hanya itu, Everton juga mampu lolos ke final Piala FA. Namun mereka harus keok di babak final oleh Liverpool dengan skor 3-1.
Barcelona, di bawah asuhan manajer asal Inggris, Terry Venables membawa sang pemain ke Catalan dengan mahar 2,8 juta paun. Di waktu bersamaan, ia datang dengan pemain Man United, Mark Hughes. Ia pun merasakan mentas di Eropa untuk kali pertama. Hal tersebut baru terjadi di Barcelona lantaran Everton, dan tim Inggris lain tak bisa mentas di ajang benua biru lantaran tragedi Heysel.
Di Barcelona, sang pemain langsung nyetel. Ia kembali menjadi mesin gol klub dengan mencetak dua gol di laga debutnya melawan Racing Santander. Di akhir kompetisi, ia sukses menctak 21 gol dalam 41 laga. Ia sempat mencetak hattrick ke gawang Real madrid dan membantu Barca menjuarai Copa del Rey di msuim 1988. Di Barcelona karirnya kian meroket. Namanya sempat menjadi pemain asal Britania yang mampu catatkan 43 gol di LaLiga. Rekor tersebut pada akhirnya kandas di tangan Gareth Bale pada tahun 2016 silam.
The Assasin
Di level timnas, nama Lineker juga mulai diperbincangkan. Namanya hadir dalam Timnas Inggris kala mentas di Piala Dunia 1986. Ketajaman sang pemain juga terlihat. Ia mampu mencetak enam gol di sepanjang turnamen. Gol-gol tersebut mampu membuatnya mendulang sepatu emas. Ia juga menjadi saksi hidup gol tangan tuhan Diego Maradona ke gawang tim Tiga Singa. Gol tersebut membuat harapan fans Inggris membawa sepakbola ke rumah terampok sudah.
Lineker juga masih berpartisipasi kala Inggris meminkan Euro 88. Di ajang tersebut, ia tak mampu mencetak satu pun gol. sementara di Piala Dunia 1990 yang dihelat di Italia, Lineker kembali bertaji dan mampu mencetak empat gol bagi Inggris sekaligus hantarkan tim mendulang tempat di semifinal. Di babak empat besar, Inggris harus kalah dari Jerman.
Dalam karir profesionalnya, berbagai gelar pernah diraih Lineker. Ia pernah menjuarai Copa del Rey bersama Barcelona, Community Shield bersama Everton dan Tottenham serta satu Piala FA bersama Spurs. Untuk penghargaan individu, ia mendulang 15 gelar, banyak di antara gelar tersebut merupakan penghargaan pencetak gol terbanyak.
Lineker pernah membuat langkah kontroversi dengan hengkang ke Jepang dan membela Nagoya Grampus Eight pada 1992 silam. Kala itu, sang pemain baru berusia 32 tahun, keputusan tersebut sempat disangsikan lantaran Lineker harus menjual dirinya ke negara dunia ketiga guna mendapatkan banyak uang. Hal tersebut sama sekali tak ditampik oleh sang pemain.
Nagoya membayar 2,57 juta Dollar per tahun kepada sang pemain. Kedatangannya jelas menjadi sebuah strategi marketing yang jitu. Pamor Liga Jepang merangkak naik pasca kedatangannya. Beberapa bintang kelas dunia pun menyusul langkah guna mentas di kompetisi teratas Negeri Sakura itu.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Pedri, Jendral Baru Barcelona
- Radja Nainggolan yang Mempersetankan Bahaya Merokok Bagi Pesepakbola
- Peter Schmeichel, Si Tangguh dari Skandinavia
- Obrolan Vigo: Paul Scholes, Jahe Kecil dari Inggris
Namun di Jepang, karirnya sama sekali jauh dari kata memuaskan. Lineker kesulitan mencetak gol. ia hanya membukukan empat gol dalam dua tahun karirnya di Jepang. Permasalahan cedera dan komunikasi membuatnya tak bersinar di Jepang. Ia pun memutuskan pensiun di tahun 1994 silam.
Pasca pensiun, Lineker tak menggeluti dunia kepelatihan lantaran dirinya sama sekali tak tertarik melihat orang lain berlatih. Kala masih mentas, ia mengaku bukan sosok yang antusias menjadi pemain yang gemar melakukan sesi latihan.
“Aku tidak pernah benar-benar menyukai latihan, dan berpikir untuk menyaksikan orang lain berlatih,” ujar Lineker sambil tertawa dalam sebuah wawancara dengan The Guardian ”Aku berpikir bahwa untuk menjadi manajer, kita harus hidup dan bernapas dalam antusiasme sepakbola yang sangat besar, terhadap segalanya,” tambahnya.
Sebagai ganti, dirinya menggeluti dunia pundit pasca pensiun. Ia pernah bekerja di BBC Radio 5 Live. Di tahun 1999, namanya hadir di program Match of the Day BBC 1. Pekerjaan tersebut masih digelutinya dan bahkan ia pernah medulang status sebagai salah satu presenter termahal di sana.
Happy Birthday, Gary.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com