Obrolan Vigo: Mimpi Arsene Wenger dan Realitas Sepakbola di Indonesia
Wenger merasa bahwa hanya separuh negara saja yang memiliki pendidikan sepakbola. Pendidikan dalam hal ini adalah identifikasi talenta, program pelatihan, kualitas pelatihan, kualitas kompetisi, dan integrasi dalam tim utama, dan itu bisa diwujudkan oleh federasi masing-masing negara.
“Kami mengusulkan kepada setiap anggota asosiasi untuk membantu mereka mengembangkan pendidikan. Pada dasarnya, jika Anda tidak memiliki pendidikan dalam hidup, Anda tidak memiliki peluang, jadi tujuan saya tentu saja untuk mengubahnya,” tegas Arsene Wenger.
Tetapi, impian Wenger nampaknya akan sangat sulit diwujudkan, terutama di negara-negara kecil seperti Indonesia. Memang, negara kita memiliki passion dan kecintaaan yang sangat besar terhadap sepakbola.
14 years ago today, Mike Dean sent off Arsène Wenger for kicking a water bottle. #AFCpic.twitter.com/HPtway3KaR
— Gunners (@Gunnersc0m) August 29, 2023
Kita bisa lihat ketika tim daerah mereka bermain, mereka pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menonton mereka, entah itu di televisi, ke stadion, atau tandang. Tidak hanya di level daerah, tetap juga di tingkat nasional, yakni Timnas Indonesia.
Sayangnya, ketika berbicara mengenai pembangunan sepakbola dalam negeri, masing-masing pihak, entah itu di klub, Asosiasi Provinsi (Asprov), Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), hingga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki tujuan dan ego masing-masing.
Banyak sekali kasus-kasus korupsi terhadap pembangunan sepakbola di Indonesia. Salah satu contohnya adalah dugaan korupsi pembangunan lapangan sepakbola mini di Kabupaten Ogan Ilir pada 2015 yang lalu.
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Tepatkah Villarreal Memecat Quique Setien?
- Analisa Vigo: Pertaruhan Kapasitas Erik ten Hag bagi Manchester United
- Analisa Vigo: Transfer Niclas Fullkrug Buat Dortmund Semakin Jauh Dari Juara
- Analisa Vigo: Pencarian Kebahagiaan Sejati Oleh Sergio Ramos di Sevilla
Lalu, Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Sumatra Utara (Sumut) yang terlibat korupsi pembangunan stadion Siosar Juli 2023. Masih banyak lagi kasus-kasus korupsi yang menghambat pertumbuhan atau pembangunan sepakbola di Indonesia.
Hal tersebut semakin sulit dengan pemotongan dana bantuan dari FIFA yaitu FIFA Forward kepada PSSI buntut dari tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Banyaknya masalah yang terjadi di sepakbola Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa impian Wenger masih jauh.
Indonesia mungkin hanya segelintir permasalahan sepakbola di dunia ini. Masih banyak lagi negara-negara yang mungkin bernasib sama seperti Indonesia. Hal tersebut membuat impian Arsene Wenger untuk sepakbola dunia terkesan naif dan tidak masuk akal.
Apalagi, sepakbola saat ini sudah bergeser dari sekadar hiburan masyarakat menjadi ladang ekonomi. Banyak pihak yang berbondong-bondong terjun ke sepakbola demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kecintaan masyarakat.
Memang, Arsene Wenger adalah sosok yang dikenal hampir seluruh pecinta sepakbola di dunia ini. Tetapi, itu ketika ia menjabat sebagai pelatih Arsenal, bukan sebagai seorang yang bermimpi untuk membangun sepakbola dunia.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com