45 Pemain Laos Kena Sanksi Larangan Bermain Seumur Hidup, Ada Apa?
Vivagoal – Berita Bola – Asosiasi Sepak Bola Dunia FIFA secara resmi menjatuhkan hukuman kepada 45 pemain Laos yang ketahuan melakukan pengaturan hasil dan skor pertandingan dalam beberapa tahun terakhir.
Adapun hukuman yang diberikan FIFA kepada 45 pemain Laos ini adalah larangan bermain di ajang sepak bola profesional selama seumur hidup. Kabar ini dibenarkan oleh Sekretaris Umum Federasi Sepak Bola Laos (LFF), Kanya Keomany.
“Sejauh ini terkonfirmasi ada 45 pemain sepak bola asal Laos yang dijatuhkan hukuman tak boleh bermain di liga sepak bola selama sumur hidup oleh FIFA karena terlibat pelanggaran pengaturan hasil pertandingan,” demikian penuturan Keomany, dilansir dari vocketfc.com.
“Pengaturan hasil pertandingan ini telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir dalam ajang internasional maupun dalam pengaturan peringkat nasional,” lanjut Keomany.
Baca juga:
- Verratti: Lyon Tim yang Hebat, Imbang Hasil yang Adil
- Tarik Perhatian Julian Nagelsmann, Pemain Akademi Bayern Ini Promosi ke Tim Utama?
- Cedera Paha, Bintang Baru Barcelona Harus Absen Lima Pekan
- Pochettino: Gol Cepat Lyon Sulitkan PSG
Tidak dijabarkan 45 nama pemain yang dikenakan sanksi seumur hidup ini, namun hukuman serupa sudah pernah diterima Laos sebelumnya. Pada tahun 2017 lalu, sebanyak 22 pemain dicoret dari daftar pemain internasional Laos oleh Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) dan pada tahun 2016 lalu sebanyak 4 pemain dijatuhi hukuman ini dalam ajang Solidarity Cup di Malaysia.
Bahkan pertandingan di ajang terakhir yang diikuti Laos, yakni di Piala AFF 2020, dikabarkan bahwa Laos melakukan pelanggaran pengaturan skor ini, termasuk kekalahan 1-5 dari Indonesia.
Menurut salah satu pelatih yang pernah melatih Malaysia, Vietnam, Laos, dan Singapura, Steve Darby, pelanggaran pengaturan hasil pertandingan ini sering terjadi di antara negara-negara Asia Tenggara karena ketidakmampuan klub untuk membayar gaji para pemain.
“Ketika manajemen klub tak bisa membayar gaji pemain, maka tawaran untuk mengatur hasil pertandingan jadi menggiurkan. Kamu tidak dibayar selama 3 bulan, sementara kamu punya tanggungan pribadi maupun keluarga,” jelas Darby.
“Kemudian tiba-tiba ada yang menawarkan gaji 6 bulan kepadamu hanya dengan mengatur satu pertandingan. Inilah yang menjadi faktor utama mengapa pemain rela melakukan pelanggaran tersebut,” pungkasnya. (ARI)
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com