Vivagoal – 5 Fakta – Di musim 2016-2017, Antonio Conte membawa Chelsea meraih gelar Liga Inggris dengan formasi 3-4-3 sebagai formasi utamanya. Seberapa hebatkah formasi 3-4-3 itu?
Dalam sepakbola, ada beragam jenis formasi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di antara formasi itu, ada formasi 3-4-3 yang dikenal sebagai formasi menyerang.
[irp]
Sebelum Conte, sudah banyak pelatih tenar yang menggunakan formasi ini mulai dari Walter Mazzarri, Brendan Rodgers, dan Alberto Zaccheroni. Selain itu, Ajax Amsterdam dikenal sebagai klub yang mempopulerkan formasi ini.
Formasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan jika dilihat dari fungsi serta variasi strategi yang diterapkan. Untuk edisi 5 fakta hari ini (14/2/2018), Vivagoal akan mengangkat 5 fakta formasi 3-4-3.
1. Gaya Khas formasi 3-4-3
Formasi 3-4-3 dikenal akan gaya pressing yang ketat dan attacking yang tinggi. Tidak heran jika tim yang sukses menerapkan formasi ini bisa meraup banyak gol.
[irp]
Selain itu, counter attack juga menjadi salah satu fitur yang ada di formasi ini karena bisa digunakan sewaktu-waktu untuk membalas serangan musuh.
2. Penjabaran formasi 3-4-3
Formasi ini menggunakan 3 orang bek, 4 pemain tengah dan 3 striker. Yang terpenting, 2 orang sayap bisa berfungsi sebagai pemain bertahan dan menyerang.
Sebagai contoh, kita bisa melihat Chelsea dengan 2 bek sayapnya, Victor Moses dan Marcos Alonso. Keduanya berfungsi sebagai bek sayap yang bisa bertahan dan menyerang.
[irp]
Selain itu, formasi 3-4-3 membutuhkan sosok playmaker yang benar-benar mumpuni dalam menyusun serangan mengingat, formasi ini mengutamakan serangan sebagai inti utama.
3. Kelebihan formasi 3-4-3
Karena berorientasi menyerang maka, setiap tim yang menerapkan formasi ini bisa meraup banyak gol dalam sebuah pertandingan.
[irp]
Selain itu, formasi ini juga sulit ditembus oleh tim lawan jika koordinasi antar pemain berjalan dengan baik.
4. Kelemahan Formasi 3-4-3
Kelemahan formasi ini terletak di koordinasi antar pemain. Permainan pressing yang ketat mengharuskan komunikasi dan koordinasi antar pemain berjalan lancar. Jika tidak, maka strategi yang dipasang tidak berjalan lancar.
[irp]
Bukan hanya itu saja, formasi ini menuntut agar para pemain perlu bergerak dinamis dan kreatif. Tentu saja, hal ini bisa menyulitkan pihak klub dan pelatih dalam mencari kandidat pemain yang tepat.
5. Variasi formasi 3-4-3
Bisa dibilang, formasi 3-4-3 seperti formasi bunglon karena bisa berganti-ganti sewaktu-waktu untuk mengatasi perlawanan lawan. Sebagai contoh, formasi ini bisa menjadi 5-4-1 dan 3-2-5.
Formasi ini menekankan 2 bek sayap dan 2 pemain pendamping striker utama di depan. Jika melawan tim menyerang, 2 bek sayap bisa bermain lebih ke belakang dan 2 pemain depan bisa mundur ke tengah sehingga, terciptalah formasi 5-4-1.
[irp]
Jika ingin lebih fokus menyerang, 2 bek sayap akan terus membantu 3 striker di depan sehingga, daya serangan akan menjadi lebih besar.