5 Fakta Sang Legenda Brasil, Rivaldo Ferreira

5 Fakta Sang Legenda Brasil, Rivaldo Ferreira

Fachrizal Wicaksono - October 11, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

3. Masa Sulit di Barcelona

Memasuki musim ketiganya yaitu 1999-2000 atau tepatnya satu abad usia FC Barcelona (Centenary) Barca mulai mengalami penurunan permainan, pola permainan Van Gaal mulai mudah dibaca lawan dan bahkan sempat terjadi konflik dimana Rivaldo menolak di tempatkan sebagai penyerang sayap kiri oleh Van Gaal.

Musim ini, Barca gagal mendapatkan trofi satupun yang berujung selesainya masa bakti Van Gaal di Barca. Di tengah kegagalan Barca mendapat tropi, sinar Rivaldo tidaklah redup, permainannya masih memikat, bahkan ia menyabet dua penghargaan bergengsi pertama tentu Ballon D’or 1999 dan yang kedua adalah top skor UCL 1999.

Salah satu partai terbaik di musim ini adalah saat leg kedua perempat final UCL dimana pada leg pertama Barca kalah 3-1 di kandang Chelsea namun di Leg 2 Barca unggul 5-1 setelah perpanjangan waktu.

Rivaldo mencetak 2 gol kala itu namun ia sempat gagal mengeksekusi penalti saat kedudukan 3-1 dimana seharusnya Barca bisa menang dalam waktu normal.

Musim keempatnya, Rivaldo berada dibawah Serra Ferrer dan Rexach di 7 partai terakhir. Di musim inilah Rivaldo mencatatkan rekor pribadinya dalam mencetak gol semusim. 36 gol ia buat dalam 53 pertandingan.

Di musim ini permainan Barca semakin menurun bahkan baru memastikan memperoleh tiket UCL di jornada terakhir saat berhasil menggeser Valencia setelah unggul 3-2 di camp nou melawan Valencia dalam laga yang sangat ketat.

Partai laga terakhir musim 2000-01 lawan Valencia ini juga menjadi penegas bahwa Rivaldo adalah seorang legenda Barca, ia mencetak hattrcik di partai ini dan berhasil membawa Barca masuk zona UCL, tidak cukup sampai disitu, gol terakhirnya pd menit 88 diciptakan dengan cara spektakuler.

Menerima umpan panjang dari Frank De Boer dengan dadanya di luar kotak penalti, tanpa menunggu bola jatuh ke tanah, ia langsung melakukan tendangan salto dan terciptalah gol kemenangan tersebut.

Hingga saat ini, gol tersebut masih menjadi gola terbaik Rivaldo salama berkarir di Barca bahkan termasuk dalam salah satu gol terbaik dalam sejarah klub.

Dimusim terakhirnya yaitu 2001-02, Rivaldo mulai mengalami penurunan permainan, hal ini tidak terlepas karena faktor cedera, ia hanya mencetak 14 gol dalam semusim yang merupakan pencapaian terendahnya. Di akhir musim ia memutuskan pindah ke Ac Milan secara gratis.