Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Tentang Kesuksesan Direktur Teknis Garuda Select Asal London

5 Fakta Tentang Kesuksesan Direktur Teknis Garuda Select Asal London

Vivagoal 5 Fakta – Dennis Frank Wise (lahir 16 Desember 1966 di Kensington, London Barat) adalah Direktur Teknis Garuda Select dan mantan pemain, dan mantan Direktur Eksekutif (Sepakbola) di Newcastle United.

Wise bermain sebagai gelandang tengah dan dikenal karena gaya agresif dan sangat kompetitif bermain. Dalam karir yang membentang lebih dari 20 tahun, ia bermain untuk Wimbledon, Leicester City, Millwall, Southampton, Coventry City, dan, terutama, Chelsea.

Selama di Stamford Bridge, Wise memenangkan Piala FA dua, Piala Liga dan Piala Winners suatu, menjadi kapten klub paling sukses, meskipun sejak itu telah disusul oleh John Terry.

[irp]

Dia juga bermain di tingkat internasional untuk sebagian besar karirnya, yang mewakili Inggris selama sepuluh tahun. Wise memenangkan 21 caps dan mencetak satu gol, pada debutnya melawan Turki pada 1 Mei 1991.

Dia berada di tim nasional untuk Euro 2000 dan bermain di semua tiga pertandingan grup, melawan Portugal (kalah 2-3), Jerman (menang 1-0) dan Rumania (Kalah 2-3)

Dalam tahun-tahun terakhir karirnya bermain, Wise bertahap menjadi terlibat dalam aspek manajerial dari permainan, mulai dari Millwall, di mana ia mengambil peran pemain-manager.

Dia adalah manajer sementara di Southampton, menyusul kepergian Harry Redknapp, sebelum ia mengambil alih kendali di kota Swindon secara permanen.

[irp]

Pada bulan Oktober 2006, ia diangkat sebagai manajer Leeds kemudian-Championship sisi Serikat, yang menemukan diri mereka di zona degradasi. Meskipun mereka akhirnya terdegradasi, Wise dibentuk kembali timnya di musim dekat dan Leeds membuat awal yang baik untuk musim pertama mereka di tingkat ketiga sepakbola Inggris.

Dalam sebuah langkah mengejutkan karir, meskipun posisi yang kuat dan kemungkinan promosi, Leeds kiri Wise pada bulan Januari 2008 untuk bergabung dengan tim manajemen yang baru dibentuk kembali di Newcastle United dalam peran eksekutif, bertugas berkeliling Eropa dan lebih jauh mengidentifikasi pemain muda dan mengembangkan akademi.

Wise meninggalkan Newcastle pada 1 April 2009. Menyusul situasi yang menyebabkan kepergiannya, Wise mengakui “Hal ini semua memiliki efek merusak pada karir saya

VIGO akan merangkum 5 Fakta tentang Kesuksesan Direktur Teknis Garuda Select Asal London.

1. Pernah Bermain di Kawah “Candradimuka” di Inggris

Bila VIGO menyebut nama Gareth Bale, Wayne Bridge, Adam Lallana, Alex Oxlade-Chamberlain, Luke Shaw, Alan Shearer, dan Theo Walcott, apa yang muncul di dalam benak, kalian?

Sungguh tidak salah jika kalian menyebut mereka sebagai pemain asal Britania Raya dengan nama besar dan kualitas mumpuni. Menyebut mereka sebagai pesepak bola dengan raihan trofi yang cukup banyak pun masih bisa dibenarkan. Tapi lebih daripada itu, ketujuh persona di atas memiliki satu keseragaman yaitu pernah menimba ilmu di akademi Southampton.

[irp]

Penikmat sepak bola, khususnya Liga Primer Inggris, memang kudu mengakui jika akademi The Saints merupakan salah satu kawah candradimuka terbaik di tanah Inggris.

Kemampuan mereka dalam menggembleng bakat-bakat muda sudah dibuktikan dengan banyaknya jebolan akademi Southampton yang meraup sukses bersama tim lain dan mengukuhkan status sebagai bintang sepak bola dunia.

Bicara tentang akademi The Saints, setidaknya masih ada satu sosok lain yang punya popularitas tinggi sebagai salah satu pesepak bola dengan kesuksesan cukup tinggi di jagad sepak bola Inggris. Dialah Dennis Frank Wise.

Lahir di kawasan Kensington yang ada di area London, Wise belia justru masuk ke akademi Southampton buat mengejar impian jadi pesepak bola profesional.

[irp]

Wise menghabiskan waktu selama dua tahun di pesisir selatan Inggris untuk mengasah bakat dan kemampuannya. Meski tergolong boncel karena hanya berpostur 168 sentimeter, Lawrie McMenemy yang jadi pelatih tim utama The Saints menyadari jika Wise punya kemampuan spesial.

Akan tetapi, bakat muda ini tak kunjung mendapat debut profesionalnya sebagai pesepak bola dengan Southampton. Di atas skill yang mumpuni, ada sikap temperamen dan nyali kelewat besar Wise yang dianggap McMenemy berbahaya. Sikap emosional Wise itu pula yang memunculkan friksi di antara keduanya.

2. Miliki Julukan ‘Crazy Geng Wimbledon’

Pada Maret 1985, Wise pun hengkang ke Wimbledon dalam usia 18 tahun dengan status bebas transfer. Bersama The Dons, kemampuan Wise terkatrol dengan sangat signifikan.

Dirinya merupakan salah satu anggota Crazy Gang (bareng Josh Fashanu, Mick Harford, Vinnie Jones, dan Lawrie Sanchez) yang sukses mengantar Wimbledon promosi dari Divisi Dua ke Divisi Satu di pengujung tahun 1980-an (serta jadi salah satu klub pertama yang bermain di era Liga Primer Inggris) plus meraih Piala FA 1988.

[irp]

Semasa berkostum Wimbledon, Wise lebih sering dimainkan sebagai gelandang sayap. Agresivitas, kecepatan, dan akurasi umpannya yang begitu ciamik menjadi alasan para manajer The Dons memberinya peran tersebut.

Performa brilian Wise bareng Wimbledon juga yang akhirnya memikat atensi petinggi Chelsea. Di bulan Juli 1990, pria yang hari ini genap berusia 51 tahun tersebut resmi dipinang dengan mahar 1,6 juta paun (sebuah rekor klub pada masanya).

Namun peran yang kudu Wise lakoni di Chelsea sungguh berbeda. Meski punya kecepatan dan agresivitas, kemampuannya dalam membaca permainan plus keberanian Wise melakoni duel-duel fisik membuat pelatih The Blues kala itu, Bobby Campbell, memainkannya sebagai gelandang petarung di ‘ruang mesin’ timnya.

Luar biasanya, peran baru itu sanggup dijalankan Wise dengan begitu sempurna karena ketajamannya di depan gawang lawan juga semakin meningkat walau bikin Wise semakin sering menerima hukuman kartu akibat permainan keras yang diperlihatkannya (pada musim 1998/1999 ia bahkan absen di 15 pertandingan lebih akibat suspensi).

3. Salah Satu Kapten Tersukses di Chelsea

Tak heran bila suksesor Campbell, mulai dari Ian Porterfield, David Webb, Glenn Hoddle, Ruud Gullit, Gianluca Vialli, Graham Rix, Ray Wilkins, dan Claudio Ranieri, secara kontinyu memainkan Wise di posisi itu.

Walau temperamental dan sering bertikai dengan pemain lawan saat merumput, Wise dikenal sebagai sosok yang vokal dan punya jiwa kepemimpinan tinggi, utamanya di ruang ganti. Fakta ini pula yang membuat dirinya didapuk sebagai kapten tim sejak tahun 1994.

Selama 11 musim berkostum The Blues dan bermain di 455 laga resmi plus mencetak 76 gol, prestasi yang didapatkan Wise jauh melampaui pencapaian yang dibuatnya bersama Wimbledon.

[irp]

Dirinya membawa Chelsea jadi salah satu klub yang patut disegani di era 1990-an. Wise berhasil menghadiahkan dua Piala FA serta masing-masing satu Piala Liga, Charity Shield (kini Community Shield), Piala Winners dan Piala Super Eropa kepada Chelsea. Membuatnya jadi kapten paling sukses dalam sejarah Chelsea sebelum disalip oleh John Terry.

Usai meninggalkan The Blues di pengujung musim 2000/2001, Wise bergabung dengan sejumlah klub semisal Leicester City, Millwall, dan Southampton sebelum akhirnya menyudahi karier profesionalnya bareng Coventry City medio 2006 silam.

Wise juga sempat mencicipi karier kepelatihan bersama Millwall (sebagai player-manager), Southampton (caretaker sekaligus player-manager), Swindon Town, dan Leeds United dalam kurun 2003 hingga 2008. Tak berhenti sampai di situ, karena pada tahun 2008 Wise pernah mengemban status sebagai Direktur Eksekutif Newcastle United meski dalam periode singkat.

Meski tergolong sosok yang cukup kontroversial terkait dengan perangainya di atas lapangan yang meledak-ledak, pemilik 21 caps dan 1 gol bareng tim nasional Inggris ini akan selalu dicintai pendukung Chelsea sampai kapanpun.

4. Menjadi Sebagai Direktur Teknis Program Garuda Select

Dennis Wise menjadi Direktur Teknis Program Garuda Select yang diadakan oleh PSSI bekerja sama dengan SupersoccerTV. Dalam program tersebut, Dennis Wise memantau langsung pemilihan pemain melalui Elite Pro Academy pada akhir 2018 dan akhirnya menentukan siapa saja yang mendapatkan kesempatan untuk bisa menimba ilmu di Inggris.

[irp]

Yudha Febrian adalah pemain yang sangat atletis, dia punya kemampuan menonjol sebagai pemain bertahan karena senant maju ke depan. Saya menantikan momen pemain ini berkembang, tak banyak pemain berkualitas sepertinya,” ujar Dennis Wise soal bek kiri jebolan Timnas Indonesia U-16 itu.

“David Maulana merupakan talenta yang luar biasa. Dia seorang kapten dan memiliki kemampuan bagus sebagai gelandang. Memiliki visi yang jelas dan cerdas. Kami harus menjadikan fisiknya lebih baik,” puji Dennis untuk gelandang yang juga merupakan jebolan Timnas Indonesia U-16 itu.

Selain itu, Dennis Wise juga memuji Supriadi dan Sutan Zico sebagai pemain yang luar biasa di lini depan. Mantan pemain Chelsea ini melihat Supriadi punya kecepatan dan bisa menyerang dari segala sisi. Sementara Sutan Zico merupakan pemain yang mampu mencetak banyak gol.

Tak hanya memuji para pemain jebolan Timnas Indonesia U-16, Dennis Wise juga memuji dua pemain seleksi yang ditemukannya di Indonesia, yaitu Braif Fatahari dan Sandi Arta Samosir.

“Braif Fatahari sebelumnya tidak diketahui, tapi dia mencuri perhatian kami. Dia menjadi pelengkap tim ini dan kami berharap dia memiliki kesempatan yang lebih besar. Sementara Sandi adalah pemain PSMS yang sangat bagus dengan kaki kirinya. Ia memiliki kecepatan dan bisa bermain melebar maupun ke dalam,” ujar Dennis Wise.

5. Prestasi Denis Wise

Dia menandatangani kontrak untuk Chelsea pada tanggal 3 Juli 1990 untuk kemudian mencapai rekor bayaran-klub sebesar £ 1,6 juta. Waktunya di sana akan span 11 tahun, dari tahun 1990 sampai 2001.

Dalam waktu di Chelsea gelandang agresif menjadi pemain dengan penampilan terbanyak keempat dalam sejarah klub, menampilkan 445 kali dan mencetak 76 gol, termasuk equalizer Liga Champions mengesankan di San Siro melawan AC Milan pada tahun 1999.

Ia juga pencetak gol terbanyak Chelsea di musim 1991-1992 dengan 14 gol dari lini tengah. Wise kapten tim Chelsea yang memenangkan Piala FA pada tahun 1997, dan 2000 Piala Liga pada 1998 dan Piala UEFA Cup Winners ‘pada tahun 1998.

Ia juga dua kali terpilih sebagai pemain klub tahun ini, pada tahun 1998 dan 2000. Dengan pelatih baru Claudio Ranieri berusaha untuk menurunkan rata-rata usia skuad Chelsea, ia dijual ke Leicester City tanggal 25 Juni 2001 untuk £ 1,6 juta.

[irp]

Wise selalu tetap menjadi tokoh kontroversial, memimpin Sir Alex Ferguson mengatakan bahwa dia bisa “memulai perkelahian di sebuah rumah kosong”.

Waktunya di Chelsea ternoda oleh masalah disiplin dan buruk dari insiden lapangan. Pada tahun 1995 ia dihukum karena menyerang seorang sopir taksi di London dan diberi tiga bulan penjara kalimat, yang kemudian dibatalkan pada tingkat banding.

Kendati demikian, insiden tersebut masih melihat dia dilucuti dari kapten oleh manajer Chelsea Glenn Hoddle. Pada bulan April 1999, ia dituduh “menggigit” Marcelino Elena dari RCD Mallorca di pertandingan Piala Winners

Bermain di Chelsea dari musim 1990-2001, dengan 332 caps dan 53 gol

Prestasi di Chelsea :
UEFA CUP Winners champions 1998
UEFA Super Cup 1998
FA Cup 1997,2000
Football League Cup 1998
FA Charity Shield 2000
FA Cup runners-up 1994
FA Charity Shield runners-up 1997

Exit mobile version