Site icon Vivagoal.com

5 Generasi Baru Ayah-Anak di Dunia Sepakbola, Siapa Saja?

5 Generasi Baru

Vivagoal Berita BolaJutaan anak diluar sana tentu memiliki keinginan untuk mengkikuti jejak ayah mereka saat tumbuh dewasa. Tak terkecuali dalam dunia sepakbola. Beberapa pemain bahkan menjadikan sepakbola sebagai warisan yang mengalir dalam keluarga mereka.

Diantara mereka tak sungkan untuk tetap menggunakan nama besar ayah mereka yang telah dikenal seantero dunia. Meski tidak semuanya memiliki nasib baik dalam urusan prestasi.

Pemain seperti Kasper Schemiechel, Daley Blind, ataupun Paolo Maldini merupakan tiga nama yang dapat meneruskan warisan nama besar keluarga dengan meraih berbagai prestadi di dunia sepakbola. Disisi lain, nama-nama seperti Jordi Cryuff, Tom Ince, sampai Diego Sinagra Maradona, menjadi 3 nama pemain yang gagal mengikuti prestasi sang ayah saat berkarir di dunia sepakbola.

Di sepakbola eropa saat ini, mulai kembali berdatangan pemain dengan nama-nama yang tentu bagi penikmat sepakbola lama, sangat familiar. Generasi baru dari para pemain legenda itu telah memulai petualangan mereka yang menjadikan sepakbola sebagai warisan berharga. Mungkin hanya Gianluigi Buffon yang “beruntung” dapat menghadapi dua generasi sekaligus.

Sebagian dari generasi baru itu kini memang ada yang telah “tenggelam” karir sepakbolanya, ada yang baru memulai, serta ada yang sedang menikmati popularitasnya sebagai wonderkid.

[irp]

Bukan yang terinspirasi seperti Gian Zola dan Beckham Putra, tetapi para pemain ini memang merupakan darah daging dari para pemain legenda itu sendiri.

Siapa sajakah mereka? Berikut beberapa pemain muda yang mengikuti jejak ayah mereka menjadi pesepakbola

1. Isaac Drogba

Isaac Drogba kini telah bergabung bersama tim asal Ligue 1, Guingamp pasca Ia meninggalkan akademi Chelsea di tahun 2018. Nama Drogba pasti akan mengingatkan kita pada seorang predator tajam asal Pantai Gading yang memupuk karirnya bersama Chelsea pada medio 2004-2015 lalu.

Bergabung bersama akademi Guingamp, pemain berusia 18 tahun ini mengikuti jejak Didier Drogba yang sempat bermain untuk Guingamp sebelum pindah ke Marseille di awal musim 2003/04.

Isaac memikul beban berat dengan menyandang nama besar Drogba yang terkenal sebagai salah satu striker ganas. Bersama Chelsea Drogba telah meraih berbagai gelar pribadi mulai dari Premier League hingga Piala Champions Eropa. Sepakbola dalam keluarga Drogba bisa dibilang menjadi salah satu warisan keluarga, karena sang paman Joel Drogba pun sempat menjadi pemain sepakbola Pantai Gading, meski tak segemilang Didier Drogba.

2. Timothy Weah

Nama berikutnya masih berasal dari Benua Afrika. Meski besar di negara yang popularitas sepakbolanya rendah, tak membuat Timothy Weah berpaling dari dunia sepakbola. Ia hijrah menuju Perancis untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain di tahun 2014 dan menjadi pemain utama tiga tahun setelahnya.

Saat ini mungkin nama Weah lebih dikenal sebagai presiden dari Liberia. Tetapi bagi penikmat sepakbola yang telah berumur, George Weah merupakan striker ganas sebelum era Didier Drogba, maupun Samuel Eto’. George Weah bersinar bersama tim Italia, AC Milan. Ia dapat meriah trofi Ballon d’Or di tahun 1995, yang hingga kini belum bisa disamai oleh pemain Afrika manapun.

[irp]

Lebih banyak bermain di tim muda, penyerang berusia 19 tahun itu membuat debutnya di tim utama pada Maret 2018 yang lalu. Ia debut saat PSG membekuk Troyes 2-0. Gol pertama nya Ia cetak saat menghadapi AS Monaco di ajang Trophee des Champions.

Salah satu keunikan dari ayah-anak ini, dalam catatan Squawka, bagik Timothy maupun George sama-sama mencetak gol pertamanya di bulan Agustus untuk PSG. George Weah mencetak gol pertama nya pada 21 Agustus 1992 sedangkan Timothy pada 12 Agustus 2018.

3. Justin Kluivert

Justin Kluivert saat ini menjadi salah satu pemain muda potensial di Eropa. Winger berusia 20 tahun itu sedang menapaki karir sepakbolanya bersama AS Roma. Ia pindah dari Ajax tahun 2018 lalu dengan nilai transfer mencapai 15,16 juta pounds atau sekitar 271 miliar rupiah.

Justin dan Patrick Kluivert sama-sama merupakan jebolan dari akademi Ajax. Justin memainkan partai debutnya bersama tim utama Ajax di tahun 2017. Total Ia memainkan 56 laga serta sumbangan 13 gol bagi Ajax di semua kompetisi.

Permainan gemilangnya bersama Ajax membuatnya mendapat panggilan bersama tim nasional Belanda pada Maret 2018 saat menghadapi Portugal. Kala itu, Justin bermain sebanyak 12 menit. The Kluivert’s ini menjadi pasangan ayah-anak ke 10 yang debut bersama tim senior Belanda. Keduanya sama-sama debut di usia 18 tahun.

[irp]

Patrick Kluivert merupakan mantan pemain Ajax dan Barcelona yang kemudian menjadi salah satu ikon sepakbola Belanda. 199 total gol yang telah Ia cetak bagi klub yang dibelanya. Patrick menjadi bagian dari tim Ajax saat meraih Liga Champions tahun 1995.

4. Marcus Thuram

Anak dari seorang Lilian Thuram ini, sekarang bermain bersama Guingamp di Ligue, sayangnya Ia gagal menyelamatkan Guingamp dari jurang degradasi musim lalu. Marcus bergabung ke Guingamp pada tahun 2017 dari Sochaux.

Selama berbaju Guingamp, penyerang berusia 21 tahun itu dapat menyumbangkan 9 gol dari 32 penampilannya. Tetapi torehannya itu tidak cukup untuk membuat Guingamp bertahan di Ligue 1. Lilian Thuram sendiri merupakan salah satu legenda bagi sepakbola Perancis khususnya.

Lilian Thuram pensiun sebagai pemain yang memiliki penampilan terbanyak bagi Les Blues dengan 142 penampilan pada medio 1994 sampai 2008. Ia pun turut menjadi bagian dari skuat juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Sebagian besar karirnya dihabiskan di Italia bersama Parma dan Juventus. Kota Parma menjadi tempat kelahiran bagi Marcus Thuram.

Saat ini Thuram sudah berlabuh di tim Bundesliga Borrusia Moenchengladbach. Ia siap unjuk gigi di tanah Jerman guna buktikan kualitas dirinya tak kalah dengan para wonderkid-wonderkid lainnya.

5. Federico Chiesa

Di medio 90an, nama Chiesa identik dengan seragam ungu kebesaran milik Fiorentina. Federico Chiesa kini selain mengikuti jejak sang ayah yang merintis karir sepakbolanya di Fiorentina. Sejak bergabung di akademi Fiorentina tahun 2016, Ia dapat terus menunjukan pada publik bahwa nama besar sang ayah tidak menjadi beban.

Berkat penampilannya itu, Ia berhasil mendapatkan debut bersama Tim Nasional Italia saat berjumpa dengan Argentina Maret tahun lalu. Chiesa pun kini telah memiliki total 13 penampilan dengan sumbangan 3 assists untuk Gli Azzuri di semua laga.

[irp]

Sedangkan sang ayah, Enrico, dinilai menjadi salah satu striker mengagumkan dan dinamis di Italia pada medio 90an. Ia menjadi punggawa La Viola selama tiga tahun, 1999-2002, dan turut menyumbangkan trofi Coppa Italia.

Penulis : Irman Maulana

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

 

Exit mobile version