Vivagoal – Berita Bola – Hamburg SV bisa dibilang tim paling buruk di Bundesliga era 2013 hingga 2018 dari segi performa. Namun, selain itu, Hamburg juga melahirkan sebuah kasus yang unik, aneh, dan juga bodoh di satu waktu yaitu Backpack Gate.
Hamburg SV adalah salah satu klub ternama di Jerman. Mereka menjadi raksasa di Bundesliga usai menorehkan banyak prestasi yaitu enam gelar Bundesliga, tiga gelar DFB-Pokal, dua gelar DFB-Ligapokal, satu Piala Winners UEFA, dan satu gelar Liga Champions.
Tidak hanya itu, Hamburg juga menjadi satu-satunya tim pencetus Bundesliga yang tidak pernah degradasi dari kasta tertinggi sepakbola Jerman. Akibatnya, mereka dijuluki dengan der Dino atau dinosaurus karena status prestis tersebut.
Sayangnya, mereka harus merelakan status tersebut pada musim 2017/18. Hamburg resmi terdegradasi ke 2. Bundesliga usai berakhir di peringkat ke-17 dengan hanya meraih 31 poin dari 34 pertandingan (delapan kemenangan, tujuh imbang, dan 19 kali kekalahan).
𝗡𝗨𝗥 𝗗𝗘𝗥 𝗛𝗦𝗩! 💙🤍🖤 #nurderHSV pic.twitter.com/6VdUFNDK9m
— HSV English (@HSV_English) June 8, 2023
Memang, itu menjadi salah satu sejarah terkelam yang pernah dimiliki oleh Hamburg SV. Namun, terdapat kasus lain yang akan selamanya terpatri di kepala para fans der Dino, yakni Backpack Gate.
Backpack Gate adalah sebuah kasus yang terjadi pada 2015. Kasus ini melibatkan Direktur Olahraga Hamburg SV, Peter Knable, di mana ia kehilangan barang yang paling penting dalam klub, sebuah tas.
Tas tersebut bukan sembarang tas, melainkan tas yang berisikan dokumen-dokumen rahasia seperti gaji, kontrak pemain, dan laporan scouting. Berdasarkan laporan dari FOCUS Online, tas tersebut ditemukan oleh salah seorang perawat bernama Andrea Diekmeier di Jenischpark, Hamburg.
Ketika ia membukanya, ia terkejut karena tas tersebut milik Peter Knable. Pasca melihat dokumen di dalamnya sangat penting, ia langsung menelfon kantor Hamburg SV. Sayangnya, jawaban yang ia dapatkan tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Pihak Hamburg mengatakan Andrea berbohong. Bahkan, seseorang yang mengangkat telfon dari Andrea langsung menutup pembicaraan tersebut. Joachim Eybe, suporter HSV, yang dilansir dari video Youtube Copa90. Raph Honigstein, ahli sepakbola Jerman,
“(Peter Knable) pergi ke taman, duduk di salah satu bangku, kehilangan tasnya, dan seseorang menemukan itu. Daripada pergi ke kantor Polisi, ia menelfon nomor yang ketika Anda ketik di Google, Hamburg SV, dan lalu ia disambungkan ke sevice centre,” ucap Joachim Eybe, suporter HSV, yang dilansir dari video Youtube Copa90.
“Lalu, orang yang mengangkat telfon tersebut berkata, ‘Siapakah Anda?’. Lalu, perempuan itu mengatakan ‘Saya mendapatkan sebuah tas penuh dengan dokumen yang bertuliskan Hamburg SV, dan terlihat seperti sebuah kontrak’. Setelah itu, orang di service center itu mengatakan ‘Saya tidak peduli’ dan menutupnya,” tambahnya.
Keesokan harinya, Andrea menelfon media di Hamburg dan menjelaskan jika ia menemukan sesuatu yang menarik bagi mereka. Setelah itu, semuanya menjadi lebih rumit bagi Hamburg SV.
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Fulham era 2009/10, Skuad yang Menghancurkan Segala Prediksi
- Analisa Vigo: Kang in Lee yang Tak Perlu Gabung PSG
- Analisa Vigo: Cinta Lama Bersemi Kembali antara Marko Simic dan Persija Jakarta
- What If: Tanpa Calciopoli, Juventus Bakal Punya Empat Bintang
Media di Jerman, terutama di Hamburg, memberikan kasus ini sebagai skandal terbesar di liga. Die Roten menjadi sasaran utama para media untuk bisa meningkatkan pembaca mereka akibat kasus Backpack Gate ini.
Setelah beberapa lama, tas tersebut kembali ke tangan Peter Knable. Menariknya, pihak Hamburg mengatakan tas tersebut dicuri dan telah mengajukan tuntutan kepada pihak yang mencurinya, dan orang tersebut adalah Andrea.
Akibat investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, Andrea mengaku stres hingga memutuskan untuk pergi dari kota Hamburg. Ia mengatakan Hamburg SV membutuhkan ‘kambing hitam’ atas kebodohan yang mereka lakukan sendiri.
“Hamburg SV membutuhkan kambing hitam untuk menghindar dari kesalahan mereka sendiri dan saya ada di sana. Saya merasa dikhianati, dijual, dipermalukan, dan diusir dari desa,” Andrea Diekmeier yang dilansir dari FOCUS Online.
Tentunya hal ini menjelaskan betapa menyedihkannya Hamburg di era itu. Selain Backpack Gate, der Dino juga mengalami banyak sekali masalah di internal tim pada musim 2015/16.
Menurut laporan Copa90, pemain Hamburg saat itu, Raphael van der Vaart berkelahi dengan suporternya sendiri. Lalu, ada pemain yang berkelahi dengan rekannya sendiri, di mana Ivo Ilicevic dikabarkan ribut dengan Michael Gregoritstsch. Serta, manajemen Hamburg, Hans-Ulrich Kluver, yang berkelahi dengan pihak keamanan.
Meskipun musim 2015/16 memang sangat buruk bagi Hamburg, ini bukan kali pertama mereka merasakannya. Der Dino sudah pernah mengalami hal-hal konyol seperti ini di musim sebelumnya yaitu 2011/12, 2013/14, dan 2014/15. Namun, tidak ada yang se-konyol dan se-aneh Backpack Gate.
Pasalnya, ini murni kesalahan Peter Knable selaku Direktur Olahraga Hamburg SV. Ia memegang sebuah dokumen yang menjadi patokan masa depan klub dan juga pemain, namun secara mengejutkan ia meninggalkan tas berisikan hal penting itu di taman.
Tidak lama setelah kejadian itu, Hamburg memutuskan untuk memecat Peter Knable sebagai Direktur Olahraga mereka. Setelah kejadian ini, namanya akan selalu dikenang sebagai manajemen paling buruk dalam sejarah der Dino.
Terlepas dari itu, Hamburg saat ini tengah berjuang keras untuk kembali ke Bundesliga. Sejak turun ke 2. Bundesliga pada 2018/19, klub yang memiliki ciri khas berlian warna biru-putih-hitam ini tidak pernah kembali ke atas lagi.
Mereka memiliki kesempatan untuk promosi di musim 2021/22 dan 2022/23 usai duduk di peringkat ketiga klasemen akhir. Sayangnya, keduanya berakhir dengan kegagalan usai kalah di babak play-off dari Hertha Berlin dan VfB Stuttgart.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com