Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Blue Lock dan Impian Timnas Jepang di Sepakbola Dunia

Analisa Vigo: Blue Lock dan Impian Jepang di Sepakbola Dunia

Sumber: Asia News Network

VivagoalBerita BolaTimnas Jepang nampaknya akan menjadi tim yang berbahaya di masa depan. Hal tersebut sejatinya telah diperlihatkan melalui salah satu anime buatan mereka, Blue Lock, yang memiliki tujuan untuk menjadi juara di Piala Dunia.

Jika berbicara mengenai sepakbola skala Asia, Jepang memang menjadi salah satu negara yang notabene terbaik. Bersama Korea Selatan, Negeri Sakura ini memiliki banyak talenta-talenta sepakbola yang terkenal di seluruh penjuru dunia.

Dahulu, kita bisa melihat bagaimana apiknya performa yang ditunjukkan Shinji Kagawa, Shunsuke Nakamura, Nidetoshi Nakata, dan Keisuke Honda. Mereka tampil brilian bersama timnya di daratan Eropa, benua yang terkenal akan sepakbolanya.

Namun, jika berbicara mengenai kancah Jepang di level internasional, negara ini mungkin kalah jauh dari Korea Selatan ataupun Arab Saudi. Mereka baru tampil di Piala Dunia pada 1998, dan setelah itu tidak pernah absen hingga 2022.

Meskipun diisi oleh beberapa nama terkenal, prestasi terbesar mereka hanya lolos ke babak 16 besar (Piala Dunia 2002, 2010, 2018, dan 2022). Walaupun begitu, Jepang perlahan membangun sepakbola dalam negerinya.

Hal tersebut diperlihatkan tidak hanya melalui keberhasilan sepakbolanya, melainkan sebuah budaya yang terkenal di seluruh dunia, yakni anime. Pada 2018, pasca kegagalan mereka untuk melangkah jauh di Piala Dunia 2018, Muneyuki Kaneshiro bersama sang ilustrator, Yusuke Nomura, membuat sebuah manga shonen bernama Blue Lock.


Baca Juga:


Blue Lock adalah sebuah manga shonen yang menceritakan mengenai sepakbola Jepang. Dikisahkan pasca tersingkirnya Jepang dari Piala Dunia 2018, Asosiasi Sepakbola Jepang (JFA) memulai program pencarian pemain level Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menyongsong Piala Dunia 2022.

Program yang mereka buat bukan mencari sebuah tim, melainkan seorang penyerang. Terdapat 300 penyerang yang berasal dari seluruh penjuru Jepang mengikuti dan saling bersaing untuk menjadi yang terbaik agar bisa mendapatkan tempat di Timnas Jepang untuk Piala Dunia 2022.

Tentunya plot cerita seperti ini berbeda dari apa yang disuguhkan dalam manga sepakbola sebelumnya seperti Captain Tsubasa atau Inazuma Eleven. Blue Lock lebih realistis dan tidak ada jurus-jurus yang ditunjukkan dalam ceritanya karena tujuan mereka jelas yaitu menjadi juara dunia.

Sumber: IGN

Popularitas manga ini memang sangat tinggi, bahkan tidak sedikit warga luar Jepang yang menggilai Blue Lock. Menariknya, Blue Lock seperti menginspirasi JFA untuk bisa mengembangkan sepakbola mereka baik itu dalam negeri maupun internasional.

Dilansir dari situs resmi JFA, terdapat 13 program yang mereka lakukan untuk mengembangkan sepakbola mereka pada 2022. Mereka mencoba untuk meningkatkan minat masyarakat, kompetisi domestik, wasit, pelatih, Timnas, berkoordinasi dengan liga-liga top lainnya, bahkan hingga sepakbola wanita futsal, dan pantai.

Selain itu, mereka juga melakukan pergantian di tubuh Timnas Jepang, yakni memecat Akira Nishino dan menggantinya dengan Hajime Moriyasu. Meskipun memang meraih hasil yang sama yaitu berakhir di babak 16 besar Piala Dunia 2022, Moriyasu memperlihatkan bahwa timnya lebih baik daripada sebelumnya.

Di Piala Dunia 2018, Jepang tergolong beruntung lolos ke babak 16 besar dikarenakan poin fair play yang ditetapkan FIFA. Namun, mereka tampil tidak terlalu mengesankan, di mana hanya meraih empat poin hasil dari satu menang dan satu imbang, serta mencetak empat gol saja.

Tetapi, di Piala Dunia 2022, mereka tampil jauh di luar ekspektasi banyak orang. Diisi oleh pemain-pemain yang sudah memiliki nama di sepakbola Eropa seperti Ko Itakura, Wataru Endo, Ritsu Doan, Kaoru Mitoma, Takefusa Kubo, Daichi Kamada, Takehiro Tomiyasu, dan sang kapten, Maya Yoshida, Jepang tampil brilian.

Ditempatkan di grup E, peluang Jepang untuk lolos ke babak 16 besar tergolong kecil karena mereka ditempatkan bersama Timnas Spanyol, Jerman, dan Kosta Rika. Namun, secara mengejutkannya, mereka meraih dua kemenangan kontra Spanyol dan Jerman.

Sumber: FIFA

Di babak 16 besar, mereka juga memberikan perlawanan yang kuat kepada runner-up Piala Dunia 2018, Timnas Kroasia. Sayangnya, laju mereka harus terhenti usai takluk di babak penalti dengan skor tipis 3-4.

Prestasi dan impian yang tinggi tidak hanya terjadi di Timnas pria mereka saja, melainkan di Timnas perempuan juga. Pada Piala Dunia Wanita 2023, Timnas wanita Jepang sukses memuncaki grup C dengan sembilan poin, unggul dari Timnas Spanyol, Zambia, dan Kosta Rika.

Mereka sukses melangkah ke babak perempat final usai mengalahkan Timnas Norwegia dengan skor 3-1. Sayangnya, itu perjalanan terakhir mereka usai dipermalukan Timnas Swedia dengan skor tipis 1-2.


Baca Juga:


Kegagalan di Piala Dunia 2018 dan 2022, ditambah dengan popularitas sepakbola mereka yang mulai meningkat, nampaknya menjadi dorongan bagi para pemain Timnas Jepang. Dalam delapan laga terakhir mereka, Jepang sukses meraih enam kemenangan, satu imbang, dan satu kalah.

Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah mencetak 22 gol dan hanya kebobolan delapan gol saja. Mereka juga sukses membuat Hansi Flick dipecat dari kursi kepelatihan usai membantai Timnas Jerman dengan skor 4-1.

Memang, Blue Lock tidak secara langsung mempengaruhi sepakbola Jepang. Namun, popularitas mereka nampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh JFA.

Mereka menggunakan gaya artwork Blue Lock dalam liga terbaiknya, J-League. Selain itu, mereka juga membuat jersei yang terinspirasi dari Blue Lock untuk Timnas mereka.

Blue Lock tidak secara gamblang mempengaruhi sepakbola Jepang. Namun, baik Blue Lock dan JFA memiliki tujuan yang sama, yakni membentuk Timnas Jepang yang bisa menjadi juara di Piala Dunia, dan itu bisa saja terjadi dalam beberapa edisi ke depan.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version