Analisa Vigo: Liverpool Era Klopp Bisa Menangkan Apapun Dengan Anak TK dan Virgil van Dijk
Klopp memulai laga dengan tiga pemain di bawah umur 21 tahun yaitu Harvey Elliot, Conor Bradley, dan Ryan Gravenberch. Tapi, dirinya mengombinasikannya dengan tiga pemain di atas 29 tahun seperti Andy Robertson, Virgil van Dijk, dan Wataru Endo.
Kurangnya pengalaman jadi hal yang terlihat jelas di babak pertama. Bukannya menurunkan pemain-pemain berpengalaman, Klopp justru menurunkan pemain yang jauh lebih muda lagi yaitu Bobby Clark, James McConnell, Jayden Danns, dan Jarell Quansah.
Dilansir The Analyst, Clark mampu memenangi enam penguasaan bola, satu tingkat di bawah Andy Robertson (tujuh). Selain itu, hanya empat pemain yang meraih lebih dari 20 umpan dengan persentase tinggi daripada McConnell (34 dari 39 umpan dengan 87,2% kesuksesan). Lalu, Danns menjadi pemain tersubur di babak kedua dengan dua tembakan tepat sasaran.
Kehebatan mereka tentu disempurnakan dengan kehebatan Virgil van Dijk sebagai kapten dan jenderal Liverpool. Kepemimpinannya di atas lapangan berhasil menciptakan skuad yang solid di seluruh lini.
Berbeda dengan Chelsea yang tampil tanpa kehadiran kapten mereka, Reece James, yang masih dilanda cedera. Ben Chilwell yang menjadi penggantinya tidak sebanding dengan van Dijk.
Baca Juga:
- 5 Fakta Legenda Timnas Inggris yang Karirnya Jeblok Ketika Melatih
- 5 Fakta Pemain Besar yang Pernah Perkuat Bologna
- 5 Fakta Anak Legenda Sepakbola yang Karirnya Medioker
- 5 Fakta Jebolan Terbaik Akademi Borussia Moenchengladbach
Selain kepemimpinan, van Dijk juga mencetak gol penentu kemenangan. Lalu, ia berhasil menciptakan 92 dari 101 umpan sukses di pertandingan itu, memenangi penguasaan bola enam kali, dan kehilangan penguasaan bola hanya 10 kali.
Save after save after save.
Take a bow, Caoimhin Kelleher 🤩 pic.twitter.com/Hjq9gXh4lK
— Liverpool FC (@LFC) February 26, 2024
Di sisi lain, Chilwell hanya mampu meraih 29 dan 42 umpan sukses di laga itu. Memenangi penguasaan bola lima kali, dan kehilangan penguasaan bola sebanyak 23 kali, dua kali lipat lebih dari van Dijk.
Memang, banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasil Liverpool mengalahkan Chelsea seperti solidnya performa Wataru Endo dan kehebatan Caoimhin Kelleher di mistar gawang. Tapi, Klopp sukses menunjukkan jika Liverpool adalah tim yang kuat di semua lini, baik skuad utama maupun pengganti, dan ia hanya butuh anak-anak TK serta seorang guru, van Dijk, untuk menghajar Chelsea.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com