Vivagoal – Berita Bola – Dua aktor ternama, Ryan Reynolds dan Rob McElhenney, kembali membawa Wrexham AFC naik kasta, kali ini ke EFL League One. Namun, strategi bisnis mereka bisa membawa kerusakan di sepakbola Inggris.
Kisah fairytale Wrexham nampaknya tidak berhenti hanya di musim lalu saja ketika mereka berhasil promosi dari National League ke EFL League Two. Di musim 2023/24, tim berjuluk The Red Dragons tersebut sukses promosi untuk yang kedua kalinya ke dari League Two ke EFL League One.
Bagi publik Wrexham dan Wales Utara, kehadiran Ryan Reynolds dan Rob McElhenney patut dirayakan. Investasi mereka mampu membawa The Red Dragons terbang tinggi dan mungkin mengasah mimpi untuk bermain di level tertinggi sepakbola Inggris, Premier League.
Fearless in Devotion…. RISING TO PROMOTION!
🔴⚪️ #WxmAFC pic.twitter.com/ymwzu7e9U8
— Wrexham AFC (@Wrexham_AFC) April 13, 2024
Ryan Reynolds dan Rob McElhenney juga jadi pemilik yang sulit untuk tidak disukai para suporternya. Mereka berusaha untuk belajar bahasa Wales, hadir di antara para suporter, melakukan sumbangan amal, sampai ikut serta dalam bencana tambang Gresford Colliery.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain yang Pensiun Terlalu Cepat
- 5 Fakta Pemain yang Pernah Dilatih Jurgen Klopp dan Pep Guardiola
- 5 Fakta Pemain Besar yang Mentas di Liga Meksiko
- 5 Fakta Pemain Terbaik Portsmouth
Benar saja, Wrexham mendapatkan sponsor besar seperti Expedia, TikTok, dan terakhir United Airlines. Tidak berhenti di situ, Ryan Reynolds dan Rob McElhenney juga berniat untuk membuat tribun baru Racecourse Ground, markas Wrexham sekarang.
Kini, Wrexham sudah bisa sejajar dengan Arsenal FC atau Newcastle United karena mereka punya serial sendiri, Welcome To Wrexham. Menurut laporan The Athletic, serial tersebut membawa penggemar baru dan perhatian dengan EFL, terutama dari Amerika Serikat, telah menghasilkan rekor kesepakatan TV domestik dan internasional, senilai 935 juta poundsterling selama lima tahun dan 148 poundsterling juta selama empat tahun masing-masing untuk EFL.
Namun, apa yang dilakukan Ryan Reynolds dan Rob McElhenney terhadap Wrexham bisa merusak sepakbola Inggris, terutama di kasta bawah. Lalu, mengapa bisa demikian?
Wrexham secara jelas menggunakan kekuatan finansialnya untuk memperbaiki klub. Dalam laporan yang sama, diketahui pengeluaran gaji Wrexham pada musim 2022/23 sebesar 6,9 juta poundsterling dengan kerugian 5,1 juta poundsterling.
Kedua angka tersebut adalah rekor untuk National League, lebih tinggi daripada semua tim di EFL League Two, dan lebih besar daripada sebagian tim di EFL League One. Angka tersebut belum pernah terjadi di liga yang lebih rendah.
Some compound interesting news out of Wrexham today. pic.twitter.com/a6Rx7vH53L
— Ryan Reynolds (@VancityReynolds) March 11, 2024
Sistem tersebut tentu diikuti oleh beberapa tim seperti Fleetwood Town, Chesterfield FC, dan Stockport Country FC. Sebenarnya, sistem tersebut sah-sah saja, asalkan tim tersebut bisa meraih pendapatan sebesar Wrexham musim lalu yaitu 10,5 juta poundsterling.
Hal ini membuat sepakbola Inggris di level rendah terpecah belah. Ada pihak yang setuju akan sistem pengeluaran Wrexham, ada juga yang menolak. Pasalnya, terjadi ketidakseimbangan antara Wrexham dengan tim-tim lainnya.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: AC Milan Jadi Suaka Terbaik untuk Pemain Buangan Chelsea
- Obrolan Vigo: Manchester United yang Harus Mempersiapkan Diri Tanpa Casemiro
- Obrolan Vigo: Didier Deschamps yang Sanggup Menampar Kenyataan
- Analisa Vigo: Transfer Buruk Jadi Alasan City di Bawah Arsenal dan Liverpool Musim Ini
Apalagi mereka punya serial televisi sendiri yang membuat ruang lingkup pendukung mereka semakin membesar akibat popularitas Ryan Reynolds dan Rob McElhenny. Padahal, jika bertanya kepada penggemar sepakbola Inggris, nama Wigan Athletic, Grimsby Town, Hartlepool United, atau Newport Country jauh lebih terkenal dibandingkan Wrexham.
Tetapi, sangat tidak adil jika menyuruh Wrexham kembali ke sistem lama. Wrexham besar hanya karena Ryan Reynolds atau Rob McElhenney, tapi pemain-pemainnya, pelatih, dan para fans setianya di Racecourse Ground.
Mereka terus naik kasta karena punya mimpi yang sama, yakni jadi satu-satunya klub di dunia yang seperti itu. Jadi, biarkan Wrexham melakukan apa yang mereka bisa lakukan, begitu pula tim-tim lain.
Karena seperti kata Sami Khedira, ‘Sepakbola hampir pada akhirnya adil’. Mungkin cerita manis Wrexham akan berhenti di musim depan, mungkin juga tidak. Tapi, sepakbola Inggris di level rendah tidak akan hancur karena The Red Dragons.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com