Vivagoal – Liga Indonesia – Bali United memantapkan diri sebagai juara kompetisi Liga 1 2019 sebelum liga benar-benar berakhir. Hal itu karena raihan poin tim yang ditukangi Stefano Cugurra Teco tak mampu dikejar oleh para pesaingnya.
Hingga pekan ke-33, tim berjuluk Serdadu Tridatu sudah mengantongi 64 poin, dengan catatan menang 19 kali, imbang 7 dan sisanya kalah. Di sisi lain, Persipura Jayapura yang menjadi pesaing terdekatnya baru mengoleksi 52 poin. Sedangkan diposisi tiga, Persebaya Surabaya hanya berselisih satu poin dengan Mutiara Hitam, yakni 51 poin.
Baca Juga: Vivagoal Bagi-Bagi Hadiah, Mainkan Kuisnya Di Sini!
Keganasan Bali United musim ini tak lepas dari tangan dingin Stefano Cugurra Teco. Sebelumnya, Teco sendiri baru dikontrak pada awal musim ini setelah dirinya tidak memperpanjang kontrak dengan Persija Jakarta. Namun, dua musim menukangi tim asal ibu kota, Teco mampu memberikan dua piala yakni Piala Presiden dan Liga 1 2018.
Pelatih asal Brasil tersebut itu pun kembali sukses ketika meracik strategi yang diharapkan oleh manajemen untuk membawa Bali menjadi kampiun. Atas gelar ini, Teco berhasil mencatatkan sejarah sebagai pelatih asing pertama yang sukses menjuarai Liga 1 dua musim secara berturut-turut di dua klub yang berbada.
Kesuksesan Bali juga terlihat dari kokohnya barisan pertahanan yang di jaga oleh Willian Pacheco dan kolega. Anak asuh Teco itu berhasil mencatatkan Serdadu Tridatu menjadi tim dengan kebobolan paling sedikit, yakni 33 gol. Selain itu, nama Wawan Hendrawan yang menjadi penjaga gawang juga tak bisa dikesampingkan begitu saja. Meski tak lagi muda, Wawan mampu mencatatkan clean sheets sebanyak 12 kali.
Sementara di sektor penyerangan, Trio Serdadu Tridatu yakni Spasojevic, Platje dan Lilipaly menjadi momok yang menakutkan bagi lini pertahanan lawan. Bagaimana tidak, performa trisual ini seakan sudah menyatu dan tergolong hebat dengan total melesakkan bola hingga merobek gawang musuh sebanyak 31 gol, Spasojevic (16 gol), Platje (10 gol) dan Lilipaly (5 gol).
Tapi dari semua catatan di atas lapangan, Vivagoal melihat ada sisi lain yang membuat Bali United pantas merajai kompetisi kasta tertinggi Indonesia ini. Serdadu Tridatu nyatanya lebih unggul dibandingkan tim lain dalam beberapa aspek sehingga tak mengherankan apabila tim asa Pulau para Dewa mendulang kesuksesan.
Manajemen Bali United sekaan mentreatment tim layaknya tim profesional pada umumnya. Maka pasca hal tersebut sukses digulirkan, prestasi dan rentetan hal positif lain merupakan buah manis yang bisa dipetik di kemudian hari.
- Saham Bali United Sudah Go Public
Sebagaimana diketahui, Bali United di bawah PT Bali Bintang Sejahtera (Tbk) merupakan klub sepakbola pertama Indonesia yang go public per Juni 2019. Mereka diketahui menanam saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan modal dana dari investor publik senilai Rp 350 miliar. Klub melepas 47,46% sahamnya ke publik.
Langkah yang diambil Bali United merupakan sebuah kebijakan strategis yang patut untuk ditiru. Di saat berbagai informasi klub-klub Liga 1 sulit diakses, dan banyaknya gaji pemain yang menunggak, Bali United justru melakukan hal yang sebaliknya dengan meletakan nama mereka di lantai bursa. Apa yang dilakukan manajemen BUFC jelas patut diacungi jempol karena mereka melakukan hal yang biasa dilakukan tim-tim Eropa yang tak segan melempar sahamnya ke publik. Hal in jelas merupakan tamparan keras bagi para pengelola klub-klub Indonesia yang sudah lama malang melintang mengurusi dapur klub sejak puluhan tahun silam.
Baca juga: 5 Kandidat Pemain Terbaik Shopee Liga 1 2019
Kala itu, Perseroan mematok harga saham IPO Rp 175 dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Kini harga saham IPO Bali United berada di kisaran Rp 368/saham. Kenaikan yang signifikan tersebut tak lepas dari prestasi yang diraih Bali United di kancah liga domestik musim 2019. Bahkan bukan tak mungkin harga saham Bali United akan kembali melonjak andai mereka sukses melaju ke fase grup Liga Champions Asia pada musim depan.
Dengan kenaikan ini perusahaan yang menaungi Bali United tentu mengalami keuntungan. Dana dari bisnis saham tersebut mereka bisa pakai untuk mendatangkan pemain yang berkualitas untuk mengarungi musim depan. Selain itu, perusahaan juga akan meningkatkan fasilitas dan prasarana lain yang sudah tentu bakal memiliki dampak besar entah untuk fans maupun klub.
2. Memiliki Fasilitas Layaknya tim Eropa
Jika tim-tim lain kebanyakan masih tak memiliki homebase latihan yang tetap, maka hal tersebut tak berlaku untuk Bali United. Per musim depan, mereka akan memiliki training center pribadi layaknya tim-tim besar Eropa.
Kabarnya, lahan sekitar 7 hektar di sekiar Pantai Purnama sudah disiapkan dan akan dipergunakan sebagai pusat training center. Nantinya di lahan tersebut bakal tersemat empat lapangan latihan plus tribun mini yang memudahkan pewarta untuk mengabadikan momen latihan Serdadu Tridatu. Jika berjalan sesuai rencana, September 2020 mendatang, tempat lapangan latihan sudah bisa dipakai oleh M Taufiq dan kolega.
“Tahapan awal ini membuat jalan masuk. Setelah itu, kita lakukan pengurukan lahan dan bikin pemecah ombak. Pengurukan lahan prosesnya sebulan. Setelah itu baru membuat empat lapangan, prosesnya sekitar enam bulan,” ucap Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri, dinukil dari Indosport.
“Lapangan ini bisa jadi opsi untuk Piala Dunia U-20. Ada empat lapangan yang bisa dipakai sama empat tim. Nanti kita akan minta badan verifikasinya (FIFA), untuk meninjau,” tambahnya.
Selain pencanangan tempat latihan, Serdadu Tridatu juga sudah memiliki Official Store sendiri di dalam kompleks Stadion I Wayan Dipta. Dalam toko berukuran lumayan besar itu, berbagai pernak-pernik Bali United mulai dari Jersey, Syal, Topi hingga aksesoris lainnya bisa didapatkan di toko ini. Apa yang dilakukan BUFC jelas merupakan sebuah program jitu guna mendongkrak pemasukan klub melalui penjualan prodak mereka.
Baca juga: Menilik Potensi Dua Tim Alumni Perserikatan di Liga 1 2020
Tak hanya Official Store, di dalam kompleks Stadion I Wayan DIpta juga tersemat Café yang siap memanjakan fans untuk menyaksikan pertandingan ataupun sekedar kongkow bersama rekan. Spesialnya, semua produk yang tersemat di dalam café merupakan produk sponsor yang melekat di Jersey Bali United. Manajemen Sedadu Tridatu nampaknya paham betul bagaimana cara memebrikan feedback yang maksimal terhadap sponsor.
Selain itu, layaknya match pertandingan tim Eropa, café tersebut juga bisa dijadikan ruang VVIP bagi fans yang ingin menyaksikan langsung pertandingan Bali United di Stadion. Dengan biaya Rp 200 Ribu, fans bisa menonton pertandingan dengan suguhan makanan dan view yang baik di setiap laga kandang Bali United. Di dalam café tersebut juga tersemat PlayLand bagi pengunjung yang ingin bermain dan bersantai bersama keluarga dan anakpanak mereka.
Dengan fasilitas yang dimiliki, Bali United terlihat sangat serius untuk mengedepankan kenyamanan pengunjung yang datang langsung ke Stadion baik untuk menonton pertandingan maupun yang ingin bersantai. Selain itu, Bali juga ingin menunjukkan jati dirinya sebagai klub Profesional di Indonesia.
- Klub Indonesia Pertama yang terjun ke Ranah Esports
Tak hanya terjun ke dunia Saham, Bali United juga melebarkan sayapnya ke ranah dunia Esports di tahun 2018 silam dengan mendirikan tim Eports Island Of God (IOG). Saat ini, tim Esports mereka memiliki beberapa cabang game yang siap dimainkan seperti FIFA, Mobile Legends: Bang-Bang, Free Fire dan PlayerUnknow’s Battle Ground (PUBG) Mobile.
Langkah Bali United menginjakan kaki di bidang Esports merupakan milestone yang cukup menguntungkan dari aspek bisnis dan branding. Dalam tim Esports tersebut mereka juga memberikan wadah bagi player Esports untuk tumbuh dan berkembang bersama guna bersaing di level teratas dengan player-player lain di ranah yang sama.
Bahkan, andai tim Esports Island Of God mampu berprestasi di kancah domestik, bukan tak mungkin player-player yang mereka miliki bisa berpartisipasi membela Indonesia di ajang Internasional.
Editor: Heri Susanto
Selalu update berita terbaru seputar Bola Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com