Belajar Dari Pengalaman! Shin Tae-yong Enggan Singgung Islam Saat Latih Timnas Indonesia
Vivagoal – Liga Indonesia – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengatakan tidak mau menyinggung agama Islam saat melatih skuad Garuda. Hal tersebut ia lakukan usai mendapatkan pengalaman pahit ketika menjabat sebagai pelatih Timnas Korea Selatan.
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 277,53 juta jiwa. Lalu, berdasarkan data dari The Royal Islamic Startegic Studies Centre (RISSC), sebesar 86,7% (240,62 juta jiwa) memeluk agama Islam, dan itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Kondisi tersebut tentu berpengaruh terhadap banyak hal, mulai dari perekonomian, budaya, hingga sepakbola. Untuk itu, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menegaskan tidak mau menyinggung agama Islam saat melatih skuad Garuda.
View this post on Instagram
Memang, tidak bisa bertanding pada Jumat karena ada ibadah membuat Shin Tae-yong kesulitan. Tetapi, dirinya tidak masalah karena akan lebih mudah untuk beribadah dan bermain.
Baca Juga:
- Manajemen Persib Masih Bungkam Soal Kepergian Daisuke Sato
- Shin Tae-yong Akui Dapat Tawaran Dari Negara Lain, Siap Berpisah Dengan Indonesia?
- Daisuke Sato Beri Salam Perpisahan Pada Persib dan Bobotoh
- Thomas Doll Janji akan Berbenah Sebelum Tantang Borneo FC
“Saya berusaha untuk tidak menyinggung isu agama, bahkan untuk 1% pun. Negara ini (Indonesia) 70-80% penduduknya beragama Islam. Anda tidak bisa bertanding di hari-hari tertentu seperti ketika ada ibadah salat Jumat,” kata Shin Tae-yong yang dilansir dari Sport Kyunghyang.
“Menurut saya itu sulit. Tapi, saya meminta para pemain melakukannya jika itu mudah untuk beribadah dan bertanding,” tambahnya.
Alasan Shin Tae-yong sangat menghormati budaya di Indonesia karena dirinya punya pengalaman pahit ketika melatih Timnas Korea Selatan. Saat itu, ia terlihat kesal dengan mantan pelatih Taeguk Warriors, Uli Stielke, yang tidak mau menghormati budaya negaranya.
“Setelah mengambil alih jabatannya, ia (Uli Stielke) tidak mau melakukan kontak mata denganku selama empat bulan. Saya memiliki perasaan yang kuat bahwa budaya kami diabaikan dan saya mencoba untuk memimpin seperti yang saya lakukan di Eropa.”
“Saya sangat sedih saat itu, sehingga saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan pernah melakukan itu jika menjadi pelatih di negara lain,” kata pria yang akrab dipanggil STY itu.
Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com