Ibra: Juventus Buat Saya Jadi Mesin Gol

Dimas Sembada - November 23, 2018
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalBerita Bola – Penyerang LA Galaxy, Zlatan Ibrahimovic menceritakan bagaimana ia dibentuk layaknya sebuah mesin pencetak gol saat masih berseragam Juventus.

“Pada awalnya, di mana saya tumbuh sepakbola bukan hanya soal mencetak gol, melainkan kemampuan, teknik terbaik dan saya selalu membawa itu ke mana pun saya pergi,” ungkap Ibrahimovic kepada BBC Sport.

Nama Ibrahimovic pertama kali mulai dikenal oleh publik saat dirinya memutuskan hijrah dari Ajax Amsterdam menuju Juventus pada 2004 silam. Di sana ia ditempa menjadi sosok penyerang haus gol.

“Kemudian semuanya berubah ketika saya ke Juventus. Di Ajax saya bermain lebih cantik dengan tekanan di sana tapi di Italia lebih fokus bagaimana mencetak gol, bersama dengan Capello.”

Dengan Serie A yang kala itu menjadi yang terbaik di Eropa ditambah lagi Juve yang masih ditukangi Fabio Capello, legenda Swedia tersebut pun mulai memikirkan cara untuk mencetak gol di setiap laga.

[irp]

“Semua terasa baru untuk saya. Datang di Juventus seperti, Wow, klub besar, banyak pemain besar, pelatih besar, sejarah besar. Sepakbola Italia, Serie A. Wow,” jelas Ibra.

Meski mengaku cukup terkejut dengan kualitas yang ada, namun pemain yang kini berusia 37 tahun tersebut mengaku dirinya memang pantas berada di sana. Ia juga menceritakan bagaimana ia mendapat panggilan Ibra yang dirasakannya sebagai tanda untuk menendang bola dan mencetak gol layaknya sebuah mesin.

“Terkadang saya hanya ingin pulang ke rumah karena kelelahan dan tak ingin melakukan tendangan lagi, saya tidak ingin melihat gawang ataupun kiper. Saya mencoba pulang lebih awal namun saat mendengar ‘Ibra!’, saya pun tahu apa artinya. Saya harus kembali menendang dan menendang, tendangan baik mau pun buruk,” tambahnya.

Meski menjalani dua musim yang apik di Juve namun Ibra dicap sebagai seorang pengkhianat setelah dirinya memutuskan membelot ke Inter Milan pada 2006 setelah Bianconerri terjerat masalah Calciopolli dan harus turun ke Serie B.

“Pada akhirnya saya layaknya sebuah mesin di depan gawang, mencetak gol, terutama di Italia di mana seorang striker menjadi posisi paling sulit. Karena mereka secara taktik sangat apik, dan pada waktu itu anda harus berhadapan dengan bek-bek kelas dunia,” tandasnya.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di vivagoal.com