Vivagoal – Liga Inggris – Sejumlah pemain Asia Tenggara mencoba peruntungan untuk berkarier di Inggris meski akhirnya gagal. Legenda Liverpool, Gary McAllister punya pandangan menarik terkait hal ini.
Level sepakbola Asia Tenggara memang masih tertinggal dibanding bagian lain seperti Asia timur dan barat. Namun bukan berarti tidak ada pemain asal Asia Tenggara yang pernah menarik perhatian klub-klub Premier League.
Teerasil Dangda, Kiatprawut Saiwaeo, dan Suree Sukha membukukan sejarah pada 2007 silam sebagai pemain Asia Tenggara pertama yang dikontrak klub Premier League, Manchester City. Meskipun hal itu terjadi karena hadirnya sosok Thaksin Shinawatra sebagai pemilik klub.
Meski begitu, ketiganya tak mampu mencatatkan debut resmi di kompetisi Inggris. Mereka tidak mendapat izin kerja karena peringkat FIFA Thailand yang di luar 75 besar.
Sejumlah nama pemain Asia Tenggara pernah bermain di sejumlah akademi klub-klub ternama Inggris. Namun mereka mayoritas gagal menembus tim utama hingga akhirnya pergi.
Status pemain Asia Tenggara yang sejauh ini paling sukses berkarier di Inggris layak disematkan kepada Neil Etheridge. Kiper Timnas Filipina tersebut pernah bermain reguler di Premier League bersama Cardiff City.
Etheridge juga sempat memperkuat beberapa klub Inggris lain dari divisi di bawah Premier League. Namun panjangnya karier sang kiper di daratan Britania tak lepas dari statusnya sebagai pemain Homegrown.
Baca Juga:
- Eriksen Beberkan Mengapa United Keluarkan Dana Besar untuk Kompatriotnya
- Sebelum Pekan Pertama Premier League, United Akan Tentukan Masa Depan Pemainnya
- Tim Arab Saudi Saingi United dalam Perburuan Bintang Fiorentina
- Man United Dibantai Dortmund Karena Tidak Bermain Sebagai Sebuah Tim
Status homegrown juga menjadi salah satu alasan Elkan Baggott masih bisa berkarier di Inggris. Padahal ia telah menanggalkan status warga negara Inggris demi berpaspor Indonesia yang ranking FiFA-nya bahkan di luar 100 besar.
Selain izin kerja yang rumit, McAllister melihat alasan lain pemain yang asli berasal Asia Tenggara sulit bersaing di Inggris. Hal ini ada kaitannya dengan gaya permainan yang jauh berbeda.
“Sejauh yang saya lihat, para pemain yang datang dari regional lain tentunya kesulitan untuk bermain di Liga Inggris. Saya pikir mereka kesulitan untuk beradaptasi dengan kecepatan dan intensitas permainan,” kata McAllister saat menjawab pertanyaan Vivagoal pada acara coaching clinic di Singapura.
“Para pemain yang datang dari regional lain tidak bisa berkembang jika tampil dengan intensitas tinggi seperti itu tiap pekannya, sehingga mereka berpikiran liga ini susah.”
Liga Inggris khususnya Premier League memang identik dengan permainan cepatnya. Hal ini juga menjadi alasan banyak pemain berteknik tinggi kesulitan berkarier di Inggris.
Fisik menjadi faktor utama untuk bisa bersaing di Inggris. Sementara untuk pemain asal Asia Tenggara, mereka juga harus beradaptasi dengan iklim dan faktor eksternal lain.
“Saya pernah melihat latihan di berbagai dunia, mereka tidak berlatih sekeras di Inggris. Di Inggris, intensitas latihannya sangat tinggi mulai dari gym hingga tackle sesama pemain dan itu sangat gila,” tambahnya.
“Jadi, saya pikir ini soal intensitas dan permintaan.”
Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com