Hebat Saat Jadi Pemain Belum Tentu Saat Melatih, Henry Salah Satunya

Hebat Saat Jadi Pemain Belum Tentu Saat Melatih, Henry Salah Satunya

Fido Moniaga - April 16, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Banyak pemain sepak bola yang memutuskan terjun sebagai pelatih usai pensiun. Banyak dari mereka yang sukses namun tak sedikit pula yang harus gigit jari seperti Thierry Henry.

Tak perlu lagi dipertanyakan kiprah Henry semasa masih menjadi pemain terutama saat masih berseragam Arsenal. Namanya berhasil menjadi top skor sepanjang masa usai merapat bersama klub asal London tersebut pada awal tahun 2000-an. Ia juga berhasil memberi trofi terbanyak dalam sejarah pemain Arsenal.

Usai melanglang buana sebagai pemain profesional, Henry lantas memutuskan menggeluti dunia kepelatihan setelah pensiun. Namun sayangnya perjalanan karirnya sebagai pelatih tak terlalu mulus.

[irp]

 

Pada Oktober 2018 lalu, AS Monaco memutuskan untuk menunjuk Thierry Henry sebagai pelatih kepala. Di luar segala catatan apiknya sebagai pemain, Henry dinilai layak jadi pelatih AS Monaco karena dia baru saja menjalankan tugas sebagai staf kepelatihan timnas Belgia dengan baik di mana Hazard cs berhasil finis di peringkat tiga Piala Dunia 2018 kemarin.

Henry ditunjuk tepat saat AS Monaco berada dalam kondisi terpuruk di papan bawah. Pria asli Prancis itu diharap bisa membawa keajaiban dan membawa Monaco kembali ke tempatnya. Sayang, harapan tinggal harapan.

Pemain AS Monaco, Aleksandr Golovin pun menyebut jika kegagalan Henry di sana lebih karena ia belum bisa melepas egonya sebagai pemain.

“Mungkin Henry tidak membunuh peran sebagai pemain yang ada dalam dirinya,” tutur Golovin kepada Goal International.

[irp]

“Saat semuanya tidak berjalan baik selama latihan, dia akan gugup dan mulai berteriak. Mungkin itu tidak perlu. Dia adalah pemain yang sangat kuat dan mungkin hanya ada dua Monaco yang berada di levelnya saat itu yakni [Radamel] Falcao dan [Cesc] Fabregas.”

“Sesekali dia akan mencoba masuk ke lapangan dan menunjukkan kepada kami bagaimana cara berlatih dan berteriak. Dia berteriak ‘coba rebut bola dariku’. Sebagian pemain merasa terkejut. Lalu, tak jarang dia akan terdiam selama berjam-jam,” paparnya.

Kemudian Henry dipecat setelah hanya 104 hari melatih dengan menorehkan 20 kali pertandingan di semua kompetisi dengan catatan: 4 kemenangan, 5 imbang dan 11 kekalahan. Leonardo Jardim yang sebelumnya dipecat akhirnya dipanggil kembali dan Monaco mulai terlepas dari zona degradasi.

[irp]

Golovin sendiri menyebut masih ada hal positif yang bisa diambil dari keberadaan Henry. “Dia ingin membuat pemain muda di klub berkembang dan membawa enam pemain untuk berlatih ke tim utama. Dia percaya pada pemain muda dan itu hal yang positif,” tutup Aleksandr Golovin.