Vivagoal – Berita Bola – Blackburn Rovers sudah lama menghilang dari hingar bingar Premier League. The Rovers memiliki rangkaian masalah yang membuat mereka kian terbenam di tier bawah dan menunggu malam-malam indah di Ewood Park dalam waktu dekat nampaknya agak jauh dari jangkauan.
Rovers terakhir kali terlihat di Premier Laegue pada 2012 lalu. Setelahnya, mereka akrab dengan Championsip. Bahkan padda 2017, mereka harus terdegradasi ke League One, setara divisi tiga lantaran performa buruk yang ditampilkan. Apa yang terjadi sejatinya merupakan momen pahit yang mau tak mau harus diterima tim.
Jika menarik garis ke masa lampau, Blackburn sejatinya merupakan tim yang lumayan disegani. Mereka pernah mengepak tiga juara Liga, enam Piala FA dan berbagai gelar lain. Gelar Premier League terakhir hadir pada 1995 ketika tim diarsiteki Kenny Daglish dan memiliki duet maut dalam wujud Alan Shearer serta Chris Sutton. Setelahnya, mereka banyak mentas di papan tengah.
Meski nyaman di papan tengah, pada pertengahan medio 2000an, mereka masih bisa mentas di Eropa dengan mengunci tiket ke Piala UEFA maupun Intertoto. Catatan terbaik hadir pada 2006/07 ketika mereka melaju ke babak 32 besar sebelum dikandaskan Bayer Leverkusen dengan agregat 2-3 dalam dua leg yang dipertandingkan. Lantas apa yang membuat kehancuran Rovers terjadi?
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Antoine Griezmann dan Kegagalannya Main untuk PSG
- Obrolan Vigo: Kestabilan Proyek Adi Hutter Bersama AS Monaco
- Obrolan Vigo: Real Mallorca, tim LaLiga yang Siap Menjegal Lewat Solidnya Pertahanan
- Obrolan Vigo: Kesempatan Bagi James Rodriguez dan Rayo Vallecano untuk Mengintip Momen Nostalgia
Masalah datang pada 2009. Di bursa musim panas, mereka melakukan transfer yang terbilang ugal-ugalan. Rovers banyak menjual pemain kuncinya seperti Roque Santa Cruz, Benni McCarthy hingga Stephen Warnock ke tim lani. Namun mereka tak menggantinya dengan pemain sepadan. Hanya ada Mikel Salgado dan Nikola Kalinic yang mungkin jadi pembeda. Namun untungnya di tangan Sam Allardyce tim masih tak keluar 10 besar.
Semusim berselang, Venky’s London Limited datang sebagai investor baru. Ada harapan dari fans terkait potensi kebangkitan tim layaknya Manchester City di bawah taipan Abu Dhabi. Ada harapan mereka ingin merekrut berbagai bintang ke Ewood Park. Bahkan, nama Diego Maradona diproyeksi hadir untuk melatih tim.
Namun Mereka membuat langkah kurang populer dengan mendepak Allardyce sebagai juru taktik tim di pertengahan musm dan mulai menggantinya dengan Steve Kean. Hasilnya bisa dilihat, Blackburn kian buram masa depannya.
Selain itu, kebijakan transfer klub juga tak jelas. Hasilnya, pada 2012 tim harus duduk di posisi 19 dan terdegradasi ke Championship. Tak berhenti sampai di sana, Blackburn juga mengalami masalah keuangan. Mereka juga mengalami masalah keuangan yang lumayan kompleks dan tak memiliki strategi yang terbilang matang untuk membuat tim stabil.
Keluar dari PL tim tak mampu berbuat banyak. Mereka harus merugi lantaran kehilangan pendapatan dari hak siar dan berbagai aspek lain yang bisa menopang stabilitas kas mereka. Arus pelatih yang keluar masuk juga terbilang masif. Mereka terus mengalami penurunan performa, siapapun pelatihnya yang hadir di Ewood Park.
Baca Juga:
- 5 Fakta Rekrutan Terbaik Arsenal di Era Edu Gaspar
- 5 Fakta Pemain Eropa yang Bermain di Liga Brasil
- Meski Redup di Eropa, Inilah 5 Fakta Pesepabola yang Karirnya Justru Bersinar di MLS
- 5 Fakta Pelatih Top yang Pernah Tukangi Tim Turki
Catatan tim hanya mentok di papan tengah Championship pasca kembali dari divisi tiga pada 2018 lalu. Raihan terbaik mungkin hadir pada 2021/22 dan 2022/23 ketika tim mampu finish di posisi kedelapan dan tujuh klasemen akhir. Bahkan untuk mencapai fase play-off dan merasakan final di Wembley hal tersebut masih jauh.
Venky juga tak memiliki rencana jelas akan timnya. Mereka tak menginvestasikan dana untuk membantu tim bangkit atau menghadirkan sosok pembeda seperti halnya Leeds dan Sunderland yang bebenah dengan pemilik anyarnya dengan memperkuat tim melalui pemain baru dan pelatih yang punya reputasi besar.
Manuver transfer yang mereka lakukan juga terasa semenjana dan pelatih yang hadir juga terasa seadanya. Oleh karennanya, memimpikan Rovers untuk hadir setidaknya di play-off terlebih dahulu adalah jalan sulit yang mesti dilalui fans mereka entah sampai kapan.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com