Obrolan Vigo: Toni Kroos, Metronom dari Jerman
Hengkang dan Raih Kesuksesan di Real Madrid
Pasca gelaran Piala Dunia, Kroos memutuskan hengkang ke Real Madrid. Mahar sebesar 25 juta Euro harus dikeluarkan Los Blancos guna memboyong pemain asal Jerman itu ke Santiago Bernabeu.
Kroos mengaku tak memiliki masalah dengan Bayern namun soal uang disinyalir menjadi muasal kepertian Kroos ke Ibu Kota Spanyol. Ia enggan memperpanjang kontrak bersama klub. Kroos sejatinya sempat ingin dipertahankan pelatih Bayern kala itu, Pep Guardiola. Namun Pep tak kuasa membendung kepergian pemenang Piala Dunia 2014 itu ke Real Madrid. Kepergian Kroos ke Madrid pun diperkuat oleh
“Toni [Kroos] teman saya, saya tahu kisah yang sebenarnya. Ini sedikit tentang uang,” kata Reinartz kepada Bleacher Report. “Saat itu Bayern berencana memberikan kontrak baru pada Toni. Ia tahu besaran gaji Mario Goetze di Bayern dan keduanya memiliki umur yang hampir sama. Tapi Bayern tidak mau membayar Toni lebih dari 10 juta euro per tahun.”
“CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, bilang kepada Toni: `Kami tidak akan menggajimu 10 juta euro karena kamu bukan pemain kelas dunia`. Jika Anda mengenal Toni, ini bukan masalah uang. Dia butuh rasa percaya dari orang di sekitarnya. Dia tahu bahwa dia adalah pemain yang sangat bagus, pemain kelas dunia. Itulah yang menjadi awal dari perpecahan ini,” sambung Reinartz.
Keputusan Kroos untuk hengkang ke Real Madrid berbuah manis. Gelar demi gelar sukses ia raih bersama Los Blancos mulai dari LaLiga hingga Liga Champions dan sederet gelar lain. Tak hanya satu, Kroos bahkan mempersembahkan empat gelar si Kuping Besar dalam masa baktinya bersama Real Madrid.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Termahal di Bursa Januari
- 5 Fakta Pembelian Terburuk di Bursa Januari
- 5 Fakta Timnas Indonesia di Piala AFF 2020, Nomor 2 Bikin Optimis Juara
- 5 Mesin Gol Bundesliga, Calon Top Skor Musim Ini
Real Madrid sendiri memiliki trisula maut lini tengah dalam diri Kroos, Casemiro dan Luka Modric. Kombinasi ketiganya di lini tegah membuat siapapun tim iri dengan kehadiran tiga pemain terbaik tersebut di lini tengah. Bahkan, baru-baru ini, Casemiro mengaku sangat senang bisa mentas bareng dua koleganya di Real Madrid.
“Bermain di samping Luka Modric dan Toni Kroos adalah sebuah kehormatan. Saya sangat menghargai fakta bahwa saya bermain bersama mereka untuk waktu yang lama,” ungkap Casemiro kepada ESPN. “Saya akan menyampaikan pada cucu saya bahwa saya pernah bermain bersama dua pemain luar biasa, dua ikon dari permainan ini,” tambahnya.
Tak hanya itu, Casemiro pernah berujar Kroos merupakan figur penting dalam pemrianan Real Madrid. Menurutnya, andai Madrid adalah kelompok orkestra, maka Kroos adalah dirigen sekaligus mentronom yang bisa mengatur intensitas serangan maupun jalannya pertandingan.
“Dia (Kroos) adalah salah satu pemain paling penting dalam tim karena dia mengatur ritme yang dimainkan tim dalam cara dia mengelola bola,” jelas Casemiro pada AS di tahun 2020 lalu.
“Jika Toni [Kroos[ ingin tim memperlambat permainan, tim akan menjadi sedikit lebih lambat, atau jika dia ingin meningkatkan kecepatan, tim akan bermain sedikit lebih cepat. Jadi pada dasarnya, cara kami bermain ditentukan oleh Toni Kroos,” tambahnya.
Kroos saat ini masih bermain untuk Real madrid. Ia hanya memiliki kontrak hingga 2023 mendatang dan ada kemungkinan sang pemain bakal pensiun setelahnya. Hal tersebut sempatia katakan beberapa waktu lalu. Semua gelar yang tersedia di kancah sepakbola sudah dimiliki Kroos. Pensiun di usia muda jelas bukan sesuatu yang salah untuk dilakukan.
Alles Gute zum Geburtstag, Toni!
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com