
Sergio van Dijk Ceritakan Alasannya Hengkang dari Persib dan Pengalamannya Main di Wamena
Vivagoal – Liga Indonesia – Mantan striker Timnas Indonesia, Sergio van Dijk, menceritakan alasannya meninggalkan Persib Bandung dan pengalamannya bermain di Wamena, Papua.
Bagi para Bobotoh atau pendukung Persib, nama Sergio van Dijk tidaklah asing. Pemain kelahiran Assen, Belanda, tersebut pernah menjadi salah satu andalan mereka di lini depan.
Pada musim 2012/13, Sergio van Dijk menjadi pencetak gol terbanyak Persib dengan 19 gol dari 29 pertandingan. Kemahirannya di lini depan sebagai striker membuat Bobotoh begitu mencintai dirinya.
View this post on Instagram
Sayangnya, van Dijk justru memutuskan hengkang dari Persib untuk bermain dengan salah satu tim di India, Sepahan FC. Bermain di Liga Champions Asia menjadi alasannya menerima pinangan Sepahan.
“Saat itu saya berada di momen terbaik saya 30 tahun. Saya juga tampil baik di Indonesia. Saya mencetak banyak gol. Lalu, ada ketertarikan yang datang dari klub Liga Champions Asia, Sepahan,” ucap van Dijk kepada Neal Petersen di Youtube The Haye Way.
“Mereka sangat menginginkan saya. Jadi, saya memutuskan untuk hengkang. Mungkin mengecewakan bagi banyak orang. Setelah itu juga saya meminta maaf, terutama kepada orang-orang yang sangat membantu saya di sana, seperti pak Haji Umuh Muchtar, yang dianggap bapak Persib,” tambahnya.
Baca Juga:
- Nasib Marselino dan Ole Romeny di Oxford: Buram serta Hanya Jadi Pelapis!
- Mantan Striker Persib Akui Indonesia Banyak Melakukan Kesalahan di Leg Pertama Kontra Cina
- Sandy Walsh Batal Bela Timnas, Jordi Amat Dipanggil Patrick Kluivert
- Diincar Tim Besar Eropa, Fabregas Pilih Bertahan di Como?
Van Dijk juga menceritakan mengenai pengalaman menariknya ketika bermain melawan Persiwa Wamena di Wamena, Papua. Kala itu, ia terheran dan dibuat bingung dengan kondisi lapangan mereka.
“Saya sedang menjalani laga tandang terakhir di Wamena, Papua. Jadi, untuk ke sana Anda harus terbang ke Papua dan Anda harus menaiki pesawat lain yang kecil, melewati gunung dan lembah, di mana Anda tidak bisa datang hanya menggunakan mobil, bus, atau lainnya. Anda harus terbang di sebuah pesawat yang kecil.”

“Lalu, landasan pacunya kecil, pendek, dan berpasir, banyak kambing yang melewatinya, dan Anda harus mendarat di sana. Lalu, kami datang ke stadionnya. Anda bisa membayangkan stadionnya di sebuah kota yang diisi ratusan atau ribuan penduduk, seperti tidak ada apa-apa. Di sana juga hanya ada satu hotel, di mana itu tidak apa-apa, tidak ada sesuatu yang buruk di sana.”
“Namun, ketika kami ke stadion dan saya berpikir, ‘Apakah kita akan bermain di sini? Di mana banyak bercak pasir dan lumpur, rumputnya setinggi ini, kambing atau domba berjalan di lapangan’. Saya berpikir ini tidak mungkin,” pungkasnya.
Setelah tiga tahun melanglangbuana, van Dijk memutuskan kembali ke Persib Bandung pada musim 2015/16. Sayangnya, dua musimnya bersama Persib, van Dijk tidak lagi tajam di lini depan, di mana ia hanya mencetak satu gol dan satu assist dari sembilan laga.
Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com
