Vivagoal – Liga Indonesia – Bek Persib Bandung, Achmad Jufriyanto, menyemprot pembinaan sepakbola di Indonesia. Menurutnya, alasan Timnas Indonesia diisi oleh banyak pemain Belanda lantaran ada yang salah dalam pembinaan sepakbola dalam negeri.
Achmad Jufriyanto hadir saat diskusi yang digelar oleh PSSI Pers pada Selasa (25/6) sore WIB, di GBK Arena, Jakarta. Dalam acara tersebut, ia mengkritik pembinaan sepakbola Indonesia.
Pemain yang akrab dipanggil Jupe tersebut menganggap ada yang salah dalam pembinaan sepakbola Indonesia. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya pemain naturalisasi keturunan Belanda di Timnas Indonesia seperti Sandy Walsh, Ragnar Oratmangoen, dan Thom Haye.
“Pertanyaannya justru itu bagaimana mereka (Belanda) bisa menciptakan pemain-pemain sekelas contoh katakan Thom Haye, Ragnar (Oratmangoen), Sandy Walsh dengan iklim sepakbolanya mereka itu. Berarti kan ada yang salah dengan yang (pembinaan) di kita,” kata Achmad Jufriyanto kepada para wartawan yang hadir.
Ia menambahkan jika Indonesia bisa seperti Belanda. Tidak tanggung-tanggung, Achmad Jufriyanto yakin pemain lokal akan jauh melampaui Belanda jika memang mengikutinya.
Baca Juga:
- Indonesia U-16 vs Laos U-16: Prediksi, Jadwal, dan Link Live Streaming
- Kapten Persija Beberkan Alasan APPI Tolak Kuota 8 Pemain Asing di Liga 1
- Soal Sidang Maarten Paes di CAS, PSSI: Biaya Tidak Jadi Masalah!
- Barcelona Berpotensi Salip Dortmund Untuk Transfer Jadon Sancho
“Kenapa kita tidak fokus juga? Kita bisa untuk menciptakan pemain-pemain yang bahkan mungkin bisa lebih bagus daripada mereka. Jadi, pertaannya jangan seperti, ‘Bisa tidak (pemain keturunan) berkompetisi dengan pemain-pemain yang ada di Indonesia?’, jangan seperti itu,” tambahnya.
Sejatinya, Jupe telah merasakan hal tersebut pada saat ia membela Timnas Indonesia pada 2006. Saat itu, ia dilatih oleh pelatih asal Belanda, Foppe de Haan.
Saat itu, Foppe de Haan mengatakan kepadanya jika para pemain Timnas Indonesia U-23 saat itu harus mengubah kebiasaannya. Mengejutkannya, Foppe de Haan bisa melakukannya hanya dalam waktu enam bulan saja.
“Foppe de Haan waktu (melatih Timnas Asian Games 2006), dia mengatakan saya harus mengubah selama enam bulan kebiasaan yang sudah didapatkan oleh pemain Indonesia dari katakanlah apa yang mereka dapatkan dari umur 9 tahun.”
“Timnas Indonesia U-23 waktu itu, berarti kan 14 tahun (pemain lokal dibina). Apa yang mereka sudah dapat selama 14 tahun, dia (Foppe de Haan) mengubah dengan waktu hanya enam bulan, itu sulit,” tutupnya.
Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com