Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Akademi La Masia Ala Persija Jakarta

5 Fakta Akademi La Masia Ala Persija Jakarta

Vivagoal5 Fakta – Manajemen Persija Jakarta membuat gebrakan musim ini. Tim Macan Kemayoran meluncurkan program Akademi dan pembinaan usia dini seperti La Masia, milik Barcelona.

Akademi Persija atau yang disebut Persija Development Center (PDC) ini berbeda dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) pada umumnya.

PDC ini benar-benar mengharuskan siswanya untuk tinggal. Mereka akan menjalani program yang telah disusun sesuai dengan kurikulum akademi sepak bola yang profesional.

Baca Juga: Persija Jakarta Akan Buat La Masia Pertama di Indonesia

Adapun pusat pengembangan PDC terpusat di Sawangan, Depok. Sedangkan untuk sub-akademi atau SSB dibuat di tiga lokasi seperti di Pulomas, Senayan, dan BSD.

Persija Jakarta resmi melaunching Persija Development Center, tempatnya di Sawangan atau mungkin yang biasa dibilang Nirwana Park, pada Kamis (4/7)

Ini merupakan bentuk dari rangkaian dan mimpi Persija untuk menghadirkan kesempatan kepada anak-anak untuk berkiprah dengan menjadi bagian dari Persija.

Berikut VIGO merangkum 5 Fakta tekait Akademi La Masia Ala Persija Jakarta.

1. Lulusan PDC Berkesempatan Trial di Eropa

Persija Jakarta resmi meluncurkan program Development Center bertajuk ‘The La Masia of Jakarta’ pada Kamis (4/7/2019) di Kantor Persija, Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan. Persija Development Center ini menggunakan sistem boarding school dan juga akan mendapatkan pelajaran akademik seperti sekolah pada umumnya yang akan dipimpin langsung oleh Eduardo Perez.

Baca Juga: Meski Menang, Persija Harus Kehilangan Kiper Andalannya, Mengapa?

Dengan pengalaman bermain dan melatih di beberapa klub Eropa dan Asia yang dimiliki Eduardo, nantinya para pemain yang terpilih berkesempatan untuk dapat beasiswa trial di Spanyol, Inggris, Jepang dan Korea Selatan.

“Nantinya kami juga akan mengirimkan pemain trial ke Spanyol, Jepang, Inggris, Korea Selatan kami punya jaringan di sana,” ujar CEO Persija, Ferry Paulus pada jumpa pers, Kamis (4/7/2019).

“Apalagi coach Julio Banuelos (pelatih kepala Persija) dan Eduardo ini orang yang sudah berkiprah lama, jadi punya banyak jaringan internasional,” sambungnya.

Di Persija Development Center ini terbagi beberapa kategori jenjang usia dini dari U-12 sampai U-18 dan mengacu kepada kurikulum sekolah formal untuk program akademiknya.

2. Persija Bekerja Sama dengan La Masia di Barcelona

Persija Jakarta resmi meluncurkan program akademi sepak bola dan pembinaan anak usia dini. Akademi tersebut diberi nama Persija Development Center (PDC) yang akan berpusat di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Nantinya program ini akan mulai beroperasi yang bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru sekolah pada umumnya. PDC sendiri berbasis dengan La Masia milik Barcelona.

Baca Juga: Persija Jakarta Akan Buat La Masia Pertama di Indonesia

Siswa akan tinggal di sana dan menjalani berbagai aktivitas, termasuk sekolah pada umumnya.

Di Persija Development Center, anak-anak usia 12-17 tahun dapat merasakan pelatihan sepak bola standar internasional. Lini kerja dan metodologinya juga sama dengan tim utama Persija.

Semua program langsung dikomandoi oleh pelatih berlisensi profesional UEFA yang telah memiliki pengalaman dalam pembinaan.

Tak hanya itu, jika pemain menunjukkan perkembangan dengan baik, para pemain berkesempatan untuk bermain di elite club Persija U-16, U-18, dan U-20 sebelum akhirnya terpilih untuk membela skuad utama Macan Kemayoran, julukan Persija.

3. Ada Dukungan Penuh dari Legenda Barcelona, Xavi Hernandez

Mantan asisten pelatih Luis Milla di timnas Indonesia, Eduardo Perez, dipercaya untuk menjadi Direktur Persija Development Centre yang mulai beraktifitas pada 1 Agustus mendatang.Kehadiran Persija Development juga didukung penuh oleh beberapa pesepakbola terkenal salah satunya eks pemain Barcelona, Xavi Hernandez.

Baca Juga: Stefano Sensi, Rekrutan Baru Inter yang Disebut Punya Kualitas Melebihi Xavi dan Iniesta

Xavi Hernandez dan Eduardo Perez memiliki ikatan batin yang sangat kuat sehingga ada dukungan untuk Persija Development.

Selain keduanya sama-sama berasal dari Spanyol, Xavi Hernandez dan Eduardo Perez sempat bekerjasama dengan salah satu klub asal Qatar, Al Sadd.

Ferry Paulus juga mengatakan Xavi Hernandez memberikan sebuah dukungan penuh kepada Persija Development.

Dukungan tersebut berupa rekaman video yang disampaikannya untuk mengajak anak-anak Indonesia untuk bergabung dan sekaligus mewujudkan mimpinya menjadi pesepakbola profesional.

“Jadi kami sudah berkomunikasi dengan beberapa klub dan menjadi menjadi sistem klub mereka, apalagi Eduardo Perez dan Julio Banuelos sudah lama berkiprah di sepak bola, terutama Spanyol,” kata Ferry Paulus.

“Hari ini seharusnya ada testimoni dari Xavi Hernandez, padahal sudah disiapkan tapi tidak ditayangkan. Lalu ada beberapa pemain terkenal di Spanyol yang juga mendukung ini. Mungkin ini menjadi salah satu bentuk kepedulian dan ikatan emosional serta kerjasama yang sudah kami bangun,” ucap pria asal Manado, Sulawesi Utara, tersebut.

Eduardo Perez sebelumnya didatangkan oleh manajemen Persija Jakarta bersama dengan Julio Banuelos.

Selama ini, Eduardo Perez lebih bertugas untuk menjadi asisten pelatih Julio Banuelos dalam sebuah pertandingan.

“Sekarang ini Eduardo Perez menjadi direktur pengembangan di Persija Development,” kata CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus, saat sesi jumpa pers di Kantor Persija, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2019).

4. Metode Pelatihan PDC Tak Gunakan Tiki-Taka Seperti Barcelona

membuat terobosan baru dengan meluncurkan sebuah program pembinaan pemain usia muda Persija Development Center (PDC) pada Kamis (4/7/2019) di Kantor Persija, Kuningan, Jakarta Selatan. Nantinya, anak-anak usia 12-18 tahun dapat merasakan pelatihan sepakbola standar internasional dengan metode latihan yang serupa dengan tim utama skuat Macan Kemayoran.

Baca Juga: 5 Fakta Pembelian Pemain Paling Penting Dalam Tiki Taka Barcelona

Direktur Persija Development Center, Eduardo Perez akan menerapkan metode latihan khusus kepada setiap siswa dan muridnya.

Eduardo tidak akan menerapkan metode sepak bola tiki-taka yang identik dengan ciri khas permainan sepak bola Spanyol.

Menurut Eduardo, metode yang diterapkannya mampu memunculkan bibit-bibit pesepakbola usia muda baru yang memiliki kualitas mumpuni.

“Saya tidak sepenuhnya percaya dengan metode tiki taka karena metode itu hanya bisa dimainkan oleh Xavi, Iniesta, dan Busquet, tidak mungkin ada lagi. Saya lebih percaya dengan metode saya mengenai pembinaan pemain muda dan lengkap,” kata Eduardo di Kantor Persija, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2019).

Mantan asisten Luis Milla itu yakin metode yang akan diterapkan di Persija Development Academy bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola di Indonesia.

Sebab, tim dari Persija Development Center ini diisi oleh tenaga ahli profesional yang ahli dibidangnya.

“Semua punya metode yang sama tapi tidak ada tim di dunia yang punya metode begini. Karena ini kunci. Kita sangat beruntung punya Julio, dia punya ketertatikan kepada pemain muda untuk pengembangan pemain muda itu sangat penting. Untuk masuk ke tim utama kami punya metode yang sama,” kata Eduardo.

5. Biaya Masuk Persija Development Center

Persija Development Center sendiri berbasis La Masia milik Barcelona. Siswa akan tinggal di sana dan menjalani berbagai aktivitas, termasuk sekolah pada umumnya. ”Ini merupakan bentuk dari rangkaian dan mimpi Persija untuk menghadirkan kesempatan kepada anak-anak untuk berkiprah dengan menjadi bagian dari Persija,”tegasnya.

Baca Juga: Persija Jakarta Akan Buat La Masia Pertama di Indonesia

Nantinya selama di Persija Development Center, anak-anak usia 12-17 tahun dapat merasakan pelatihan sepak bola standar internasional dengan lini kerja dan metodologi yang sama dengan Tim Utama Persija.

Apalagi yang membuat istimewa seluruh program langsung dikomandoi oleh pelatih berlisensi profesional UEFA yang telah memiliki pengalaman dalam pembinaan.

Tak hanya itu jika pemain menunjukkan perkembangan dengan baik, para pemain berkesempatan untuk bermain di elite club Persija U-16, U-18, dan U-20 sebelum akhirnya terpilih untuk membela skuat utama Macan Kemayoran, julukan Persija Jakarta.

Sementara itu Direktur Teknik Akademi Persija, Eduardo Perez, menegaskan dalam program ini semuanya berstandar tinggi.

“Kami peduli semua hal terkait pengembangan karakter, di mana kami ingin memberikan edukasi agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik,” ujar Eduardo Perez.

Selain membuka pusat pengembangan yang terletak di Sawangan, Persija juga membuka sekolah sepak bola yang berada di tiga lokasi berbeda, yaitu Pulomas, Senayan, dan BSD City. Ketiganya menjadi sub-akademi dari Persija Development Center yang berada di Sawangan.

Biayanya, lanjut Ferry, pendaftaran Rp20 juta dan per bulan sekitar Rp7,5 juta. “Mereka dapat sekolah bola, sekolah formal dan aktifitas di akhir pekan. Kita juga ada kerjasama dengan Al Azra. Kita akan terima di awal 100 siswa di tahun pertama,” ujar Ferry yang mengatakan wanita juga boleh ikut mendaftar.

Exit mobile version