5 Fakta Kesuksesan dan Kesedihan Mutiara Hitam AC Milan

5 Fakta Kesuksesan dan Kesedihan Mutiara Hitam AC Milan

Fachrizal Wicaksono - March 28, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

1. Pesepakbola Profesional dan Mahir 6 Bahasa

Seedorf lahir di keluarga pecinta bola. Selain ayah yang mantan pemain bola sekaligus agen pencari bakat, Seedorf juga punya dua adik yang sama-sama menekuni dunia sepak bola.

Gelandang yang fasih enam bahasa ini (Belanda, Inggris, Italia, Portugis, Spanyol, dan Suriname), mengawali karier senior bersama Ajax pada tahun 1992. Tiga tahun di klub asal Amsterdam, Seedorf merasakan dua gelar juara Eredivisie dan satu Liga Champions.

Sempat hanya setahun di Sampdoria, Seedorf hijrah ke Spanyol untuk bermain bersama Real Madrid. Berseragam Los Blancos, Seedorf mencicipi satu gelar La Liga dan satu trofi Liga Champions sebelum akhirnya pindah ke Inter Milan.

[irp]

Hanya dua tahun di Inter, Seedorf pindah ke musuh bebuyutan Nerrazurri, AC Milan. Sepuluh tahun jadi punggawa Il Diavolo Rosso, Seedorf mempersembahkan dua gelar Serie A dan dua trofi Liga Champions.

Selepas dari Milan, Seedorf terbang ke Brasil dan bergabung dengan Botafogo. Dua tahun merumput bersama klub asal Rio de Janeiro, Seedorf memutuskan gantung sepatu pada tahun 2014.

Selepas pensiun, Seedorf sempat menjadi manajer Milan. Posisinya digantikan Filippo Inzaghi setelah hanya empat bulan menukangi Rossoneri.

Pemain yang menikahi seorang perempuan Brasil ini punya ikatan kuat dengan negara tempat ia dilahirkan, Suriname. Di pulau yang dahulu didatangi kuli-kuli kontrak Belanda asal Pulau Jawa itu Seedorf banyak terlibat proyek pembangunan. Salah satunya adalah sebuah stadion yang dinamakan Clarence Seedorf Stadium, tempat digelarnya Liga Para Juniors Suriname.