5 Fakta Kesuksesan dan Kesedihan Mutiara Hitam AC Milan

5 Fakta Kesuksesan dan Kesedihan Mutiara Hitam AC Milan

Fachrizal Wicaksono - March 28, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

5. Menjadi Kambing Hitam Kegagalan Belanda di Euro 1996

Nama Clarence Seedorf dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik dunia di eranya. Legenda sekaligus mantan pelatih AC Milan ini sudah mengecap banyak kesuksesan di level klub saat ia membela Ajax Amsterdam, Real Madrid dan AC Milan. Namun di level timnas Belanda, Seedorf tidak mampu mempersembahkan satupun gelar bagi De Oranje.

[irp]

Bahkan di akhir karirnya di Timnas Belanda, ia sempat berseteru dengan pelatih Timnas Belanda saat itu, Marco van Basten. Namun jauh sebelum konflik dengan Van Basten, Seedorf pernah mendapat cap buruk oleh warga Belanda, tepatnya pada saat Euro 1996.

Semua bermula saat Seedorf mendapatkan panggilan pertamanya di Timnas Belanda pada tahun 1994. Manajer Timnas Belanda saat itu, Guus Hiddink melihat potensi besar yang dimiliki gelandang muda Ajax Amsterdam tersebut, yang semenjak berusia 16 tahun  sudah tampil cukup reguler bersama Ajax Amsterdam.

Pemanggilan Seedorf ini sempat menjadi pembicaraan karena sang pemain memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Suriname (bekas Kolonial Belanda) dan Belanda. Namun Seedorf muda mantap meninggalkan kewarganegaraan Suriname untuk bergabung dengan De Oranje.

Sejatinya di awal karirnya bersama Timnas Belanda cukup apik. Ia terlibat dalam beberapa partai kualifikasi Euro 96 di mana ia total membuat 4 gol selama babak kualifikasi dan membawa TImnas Belanda melaju ke putaran final Euro 1996 yang digelar di Inggris. Penampilan Seedorf di putaran final Euro 1996. Ia tampil di tiga pertandingan babak grup kontra Inggris, Swiss, dan Skotlandia dan membawa Belanda lolos ke babak perempat final.

Namun sayang semua penampilan apik Seedorf di babak grup terhapuskan dengan kesalahan fatalnya di babak perempat final. Pada partai perempat final, Belanda harus berhadapan dengan salah satu tim unggulan Prancis. Sampai 90 menit waktu normal berjalan, tidak ada pemenang di antara kedua tim setelah pertandingan berakhir dengan skor 0-0. Setelah melalui babak tambahan waktu, wasit memutuskan untuk melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti.

Di babak adu penalti, baik Prancis maupun Belanda masih sama kuat hingga penendang ketiga. Namun memasuki penendang ke empat arah angin akhirnya berubah ke kubu Prancis. Pada saat itu Seedorf ditunjuk sebagai penendang ke empat Belanda.

Saat mengeksekusi penalti tersebut, Seedorf mengarahkan bola ke arah kiri gawang Prancis yang dijaga Bernard Lama. Namun karena tendangannya terlalu pelan, Lama berhasil mematahkan penalti tersebut, sehingga Belanda harus pulang terlebih dahulu di babak perempat final.

Akibat kegagalannya dalam mengeksekusi tendangan penalti yang dicap tendangan penalti ‘setengah hati’ tersebut membuat Seedorf banyak mendapat kecaman pasca Euro 1996 digelar.