Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Kesuksesan Kiper Legendaris Manchester United

5 Fakta Kesuksesan Kiper Legendaris Manchester United

Vivagoal5 Fakta – Kiper legendaris Manchester United tahun 2000-an, Edwin van der Sar lahir pada 29 Oktober 1970. Penjaga gawang yang memiliki darah negara Belanda ini telah bermain di Manchester United.

Kali ini VIGO akan menceritakan awal karir Van der Sar. Van der Sar memulai karir sepakbola senior di klub Liga Belanda yaitu Ajax Amsterdam. Van Der Sar bermain di Ajax kurang lebih selama sembilan tahun.

Usai itu, ia pindah ke Italia yaitu klub Juventus. Dari Negeri Pizza ia pindah ke Inggris. Klub pertama yang ia lakoni Inggris adalah Fulham dan yang terakhir adalah Manchester United.

[irp]

Van der Sar Lahir di Voorhout Belanda. Ia memulai karirnya di klub kampung halamannya, Foreholte, dan kemudian Noordwijk. Pada usia relatif terlambat, Van Der Sar dibawa ke perhatian Louis van Gaal, dan kemudian ditandatangani untuk Ajax.

Van Der Sar menikmati tugas yang panjang dan sukses di sisi senior, memenangkan Piala UEFA 1991-92 dan 1994-95 UEFA Champions League, serta penghargaan Kiper Terbaik Eropa 1995. Dirinya terus melanjutkan karir sepakbola untuk Ajax di Liga Champions UEFA 1996.

Pada akhir final, ia harus puas dengan medali runner-up karena mereka kalah dalam adu pinalti melawan Juventus.

Ingin tahu, perjalanan Van der Sar dalam perjalanan karir sepakbolanya? VIGO akan menganalisa 5 Fakta Kesuksesan Kiper Legendaris Manchester United!

1. Memenangkan Liga Premier 2 kali berturut-turut dan Liga Champions

Van der Sar pindah ke Manchester United pada 10 Juni 2005. Biaya yang dikeluarkan oleh Mancehster United sebesar £ 2 juta, meskipun biaya transfer yang tepat masih dirahasiakan.

Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson mempertimbangkan bahwa dia adalah pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang yang handal dan terbaik untuk klub sejak Peter Schmeichel.

Pada tanggal 5 Mei 2007, ia menggagalkan tendangan pinalti yang menjamin kemenangan 1-0 atas Manchester City dalam derby Manchester.

Keesokan harinya, kegagalan Chelsea mengalahkan Arsenal di Emirates memastikan Manchester United  mengkukuhkan trofi Liga Premier kesembilan dan untuk Van der Sar adalah gelar yang pertama.

[irp]

Ia juga ditunjuk untuk menjadi PFA Team tahun 2006-07. Tiga bulan kemudian, ia adalah seorang katalis dalam 16 kemenangan Manchester United dalam FA Community Shield, saat ia menggagalkan tiga pinalti berturut-turut dalam adu pinalti antara  Manchester United dan Chelsea yang hanya bermain imbang 1-1 di akhir waktu yang normal.

Musim 2007-08 adalah musim Van der Sar terbaik sejak kedatangannya. Dia membantu United mengamankan juara Liga Premier dua kali berturut-turut  pada laga terakhir dan memenangkan Liga Champions dengan menahan tendangan pinalti  dari Nicolas Anelka dalam adu pinalti.

Van der Sar menandatangani perpanjangan satu tahun kontrak berjalan dengan Manchester United pada tanggal 12 Desember 2008, membuatnya tetap di klub hingga 2011.

2. Tolak Klub Raksasa Inggris

Mantan kiper Manchester United Edwin van der Sar mengungkapkan bahwa dirinya pernah menolak tawaran Liverpool demi tantangan yang lebih besar di Juventus.

Van der Sar bergabung dengan Juventus pada tahun 1999 setelah meraih kesuksesan bersama Ajax.

Namun, sebelum datang ke Turin, mantan kiper timnas Belanda itu sempat menjalani datang ke Anfield dan berbicara dengan bos Liverpool saat itu Gerard Houllier.

Van der Sar meninggalkan Si Nyonya Tua pada 2001 untuk bergabung Fulham sebelum berlabuh ke Manchester United pada 2005. Ia memenangkan empat gelar Premier League, dua Piala Liga dan Liga Champions selama di Old Trafford.

[irp]

“Ketika saya meninggalkan Ajax pada tahun 1999, saya melakukan tur ke Liverpool dan berbicara dengan [Gerard] Houllier,” kata Van der Sar kepada FourFourTwo.

“Saya berkeliling di Anfield dan juga bertemu dengan chairman dan beberapa pemain. Saya memikirkannya, tapi saat Juventus mengajukan tawaran, saya menyimpulkan bahwa ini akan menjadi tantangan yang lebih besar bermain di Italia.”

Pria berusia 46 tahun itu meninggalkan United pada 2011 sebelum klub tersebut merekrut kiper David de Gea dari Atletico Madrid

3. Pernah Gagal dan Tak Meraih Satupun Gelar

Setelah memperkuat Ajax selama hampir satu dekade (1990-99) dan mengoleksi total 14 silverware, Van der Sar akhirnya memutuskan untuk pergi. Walau kabarnya dibidik pula oleh Manchester United untuk menggantikan Peter Schmeichel, yang hengkang usai klub memenangi treble winners, Van der Sar lebih memilih pindah ke Juventus, sekaligus menjadi portiere asing pertama di klub raksasa Italia itu.

Sayang, selama dua tahun berseragam Hitam-Putih Van der Sar gagal meraih satu pun gelar bergengsi. Ia mesti puas dua kali menjadi runner-up Serie A di bawah Lazio (pada musim 1999/2000) dan AS Roma (2000/01).

Seiring langkah Juve membeli Gianluigi Buffon dari Parma pada musim panas 2001 dengan banderol £32,6 juta, rekor transfer termahal di dunia untuk penjaga gawang, Van der Sar sadar dirinya bakal sulit mempertahankan status sebagai pilihan utama.

[irp]

Ogah menjadi ban serep, figur bertinggi badan 197 cm ini pun memilih cabut dan merapat ke Fulham, tim yang kala itu baru mendapat tiket promosi ke Liga Primer Inggris untuk musim 2001/02.

Empat musim yang dilalui Van der Sar dengan kubu Craven Cottage memang tak berbuah trofi, namun performanya mengundang ketertarikan dari klub-klub elite EPL seperti Arsenal dan Manchester United.

Tim yang disebut terakhir ini akhirnya menjadi pelabuhan berikut dalam karier Van der Sar. Transfernya ke Old Trafford diresmikan padahal musim panas 2005, atau ketika Van der Sar berumur 35 tahun.

4. Kesabaran Kunci Kesuksesan Van Der Sar

Alkisah pada 1999, Van der Sar sudah melakukan tur stadion Anfield dan melakukan komunikasi intens dengan Gerrard Houllier yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pelatih Liverpool.

“Saya sempat berkeliling Anfield dan bertemu para petinggi klub dan beberapa pemain. Saya sempat memikirkan tawaran mereka.

Namun ketika (tawaran) Juventus datang, saya langsung mendapatkan kesimpulan bahwa akan lebih bagus jika saya mengambil tantangan yang lebih besar di Italia,” ujar Van der Sar saat diwawancara FourFourTwo.

Alih-alih mengulang kesuksesan selama di Ajax, di Juventus dia malah jarang bermain. Kedatangan Gianluigi Buffon perlahan menggerus kesempatannya. Dia hanya membela Si Nyonya Tua selama dua musim.

Perlu diketahui, saat itu usianya sudah menginjak 30 tahun. Dengan portofolio mentereng selama di Belanda, usia itu mestinya jadi pembuktian kariernya sebagai penjaga gawang hebat.

[irp]

Tak puas jadi opsi kedua, Van der Sar memutuskan hengkang dari Juventus. Pada saat itu, ia sempat berpikir pindah ke Liverpool, klub yang dulu menginginkan jasanya. Namun The Reds sudah merekrut Jerzy Dudek, kiper dari klub Belanda lainnya, Feyenoord.

Dengan usia kepala tiga dan masih butuh tempat utama di bawah mistar, pilihan paling realistis adalah memperkuat klub medioker. Dalam hal ini, Fulham jadi pelabuhan selanjutnya.

Selama empat musim jadi pujaan publik Craven Cottage, dia tampil dalam 127 penampilan. Meski tidak memperkuat klub besar, Van der Sar masih jadi andalan tim nasional Belanda untuk Piala Eropa 2004.

Akhirnya, kerja keras, konsistensi, dan kesabaran seorang van der Sar membuahkan hasil. Pada 2005, United resmi meminang dirinya yang enam tahun lalu hanya sekadar melirik tanpa langkah konkret.

Keduanya pun sama-sama diuntungkan dari drama kesabaran ini. United akhirnya punya kiper hebat lagi setelah kepergian Peter Schmeichel. Bagi Van der Sar, kepindahannya ke klub sebesar United menyelamatkan kariernya. Bayangkan betapa tidak menariknya buku biografi Van der Sar jika dirinya dan setan merah tidak berjodoh.

5. Kembali ke Ajax dan Menjadi CEO

Mantan penjaga gawang tim nasional Belanda, Edwin van der Sar, kembali ke Ajax Amsterdam. Kembalinya Van der Sar ke Ajax bukan sebagai pemain, melainkan masuk ke dalam dewan manajemen klub. Van der Sar memulai karier profesionalnya di Ajax, dan bemain selama sembilan musim. Ia kini resmi diangkat sebagai direktur pemasaran klub.

“Van der Sar memiliki karier yang fantastis, dan juga memiliki kepemimpinan yang alami. Oleh karena itu, dia berpotensi untuk menjadi direktur pelaksana kami di masa depan,” kata CEO Ajax, Hans Weijers, seperti dilansir guardian, Senin, 19 November 2012.

[irp]

Pemain yang sudah 130 kali tampil untuk De Oranje itu memutuskan pensiun pada akhir musim 2010/2011 lalu. Pemain tertua yang tampil di final Liga Champions, dan yang pernah menjuarai Liga Primer Inggris itu pernah memperkuat Juventus, Fulham, dan Manchester United.

Selain Van der Sar, Ajax sebelumnya sudah menarik kembali mantan pemain-pemainnya. Kini Ajax dilatih mantan bek andalan mereka, Frank de Boer, sementara itu Marc Overmars menjabat sebagai direktur olahraga. Dennis Bergkamp dan Wim Jonk juga berada di jajaran kepelatihan.

Exit mobile version