Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Ketika Liga Indonesia Bernama Liga Bank Mandiri

Fakta Liga Indonesia

VivagoalFakta Liga Indonesia – Kompetisi sepak bola di Indonesia mempunyai sejarah yang cukup panjang. Mulai dari sistem Perserikatan pada tahun 1930 hingga 1994, lalu muncul Liga Sepak Bola Utama atau Galatama pada era 1980-an, cukup memberikan warna pada perjalanan sepak bola Indonesia.

Menjelang musim kompetisi 1993/94, tak banyak klub-klub Galatama yang bisa bertahan dari kesulitan finansial. Sungguh berbeda dengan tim-tim Perserikatan yang masih bisa eksis karena ditopang dana APBD. Untuk menyelamatkan klub-klub Galatama tersebut, PSSI akhirnya melakukan sebuah revolusi dengan membuat sebuah kompetisi baru yang menggabungkan Perserikatan dengan Galatama yang menjadi cikal bakal lahirnya Liga Indonesia pada tahun 1994.

Yang unik dari perjalanan Liga sepakbola di Indonesia yaitu ada masa ketika Liga Indonesia tidak lagi disponsori oleh merek rokok, tetapi sebuah bank plat merah. Ini adalah pertama kalinya Liga Indonesia mendapatkan sponsor dari perusahaan non-rokok. Berkat kehadiran sponsor baru ini juga, sepak bola Indonesia kembali hidup setelah berhenti akibat kerusuhan tahun 1998. Salah satu bagian dari sejarah perjalanan panjang Liga Indonesia dengan hadirnya Liga Bank Mandiri (LBM) pada tahun 1999.

[irp]

Kehadiran bank berplat merah ini membuat PSSI mendapatkan dana yang cukup besar untuk memutar kompetisi. Pada musim 1999/2000, misalnya, PSSI memperoleh dana sponsor sebesar Rp7,2 miliar dari Bank Mandiri, dan masing-masing klub peserta memperoleh bagian pendapatan karena diwajibkan memasang logo bank tersebut di seragam tim, selain juga pemasangan papan iklan di pinggir lapangan. Efektif bergulir pada tahun 1999, Liga Bank Mandiri berhasil menarik perhatian kembali para penggemar sepak bola Indonesia. Klub-klub besar seperti Pelita Jaya, Persija Jakarta, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, hingga Arema Malang ikut menyemarakkan kompetisi ini.

LBM pun penuh cerita yang menarik; mulai dari lahirnya ‘tim super’ PSM Makassar, kembalinya Persija menjadi juara Indonesia, hengkangnya Pelita Jaya dari Jakarta ke Solo, hingga perubahan format menghiasi liga ini. Dan berikut 5 Fakta tentang Selama Bergulirnya Liga Bank Mandiri.

1. Pertandingan Pembuka Liga Bank Mandiri Langsung Rusuh.

Baru dimulai, Liga Bank Mandiri sudah tercoreng dengan kerusuhan. Hal itu terjadi pada 7 November 1999, di Stadion Jatidiri, Semarang, dalam pertandingan pembuka antara PSIS Semarang versus Barito Putera. Kerusuhan penonton terjadi karena para pendukung ‘Mahesa Jenar’ kecewa timnya kalah 0-2 dari sang tamu. Bahkan, pertandingan tidak berakhir sepenuhnya, karena wasit sudah menghentikannya pada menit ke-80.

[irp]

Ironisnya, pertandingan PSIS lawan Barito Putra yang merupakan acara simbolik pembukaan Liga Indonesia 1999-2000 ini disaksikan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Mahadi Sinambela, dan Ketua Umum PSSI yang juga Menteri Perhubungan Agum Gumelar.

2. Musim Perdana Liga Bank Mandiri: PSM Makassar Juara, Juara Bertahan Degradasi.

Musim perdana Liga Bank Mandiri menampilkan lahirnya kembali raksasa sepak bola Indonesia dari Timur, yakni PSM Makassar. Dengan Komposisi tim yang bertabur bintang, ‘Juku Eja’ berhasil meraih gelar juara ke-5nya dalam sejarah kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air sekaligus sebagai tim pertama dalam label Liga Bank Mandiri. Dalam laga final, PSM mengalahkan PKT Bontang dengan skor 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

[irp]

Yang menarik adalah terjadinya kejutan besar di akhir musim, yakni untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola nasional, sebuah tim yang musim sebelumnya juara liga, langsung terdegradasi di musim berikutnya. Itulah yang dialami PSIS Semarang, yang justru turun ke Divisi I setelah menjuarai Liga Indonesia di musim 1998/99.

3. Musim 2003/2004 Pertama Kali PSSI menggunakan Sistem Full Kompetisi.

Untuk pertama kalinya, Liga sepak bola Indonesia berlangsung dengan sistem kompetisi penuh. Artinya, tidak lagi ada fase gugur dan pertandingan final, yang sering terjadi kerusuhan dan juga dipastikan merusak ruang-ruang publik milik masyarakat. Musim 2003/2004 ini juga memberi kejutan dengan hadirnya juara baru, yakni Persik Kediri. Berlabel tim dari kampung, Persik berhasil membungkam publik sepak bola Tanah Air yang awalnya meragukan kemampuan Persik untuk bersaing di kasta teratas sepakbola Indonesia karena baru saja promosi dari Divisi I.

[irp]

Tampil sebagai pendatang baru di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim 2003, target utama Persik Kediri sebetulnya tidak muluk-muluk, yang penting jangan hanya numpang lewat di Divisi Utama. Namun dengan modal kekompakan seluruh anggota tim dibarengi dengan strategi yang jitu, gelar yang tidak diperkirakan itu akhirnya diperoleh pada hari Rabu, 10 September 2004, ketika Persik Kediri berhasil mencatat kemenangan penting dengan meluluh lantakkan Tim Juara Persib Bandung, dengan skor 4-0. Sebuah sejarah pun tercipta.

4. Musim 2004/2005, Persebaya Jadi Tim Pertama Meraih Gelar Liga Indonesia sebanyak 2 kali

Seperti di musim sebelumnya, 2003/2004, Liga Bank Mandiri 2004/2005 masih menggunakan sistem kompetisi penuh. Tiga kekuatan tradisional sepakbola Indonesia; PSM Makassar, Persebaya, dan Persija, saling berkejaran hingga pertandingan terakhir untuk merebut gelar juara.

[irp]

Pada akhir musim, Persebaya dan Persija Jakarta bahkan harus melalui pertandingan yang sangat menentukan. Menariknya, karena keduanya sama-sama berhasrat mengejar sejarah menjadi tim pertama dengan format Liga Indonesia yang meraih dua gelar juara. Dan di saat yang bersamaan, PSM Makassar juga harus menang besar jika ingin berhasil meraih dua kali juara saat melakoni partai terakhir melawan PSMS Medan di Mattoangin.

Akhirnya, Persebaya Surabaya memastikan diri menjadi juara setelah mengalahkan Persija Jakarta 2-1 di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya. Kepastian gelar bagi Persebaya datang setelah PSM Makassar hanya mampu menang dengan skor tipis 2-1 atas PSMS Medan di Stadion Mattoangin, Makassar. Persebaya dan PSM sama-sama mengoleksi poin 61. Namun, Persebaya unggul selisih gol dibandingkan dengan PSM. Gelar juara ini terasa istimewa bagi Persebaya karena mereka mencetak sejarah jadi tim pertama yang meraih gelar juara Liga Indonesia dua kali.

5. Musim kedua Liga Bank Mandiri Bukti Tuah ‘Macan Kemayoran’.

Pada musim ini tak ada cerita lain yang lebih menarik selain kembalinya Persija menjuarai kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia. Setelah berkali-kali gagal di kompetisi musim sebelumnya, ‘Macan Kemayoran’ akhirnya mendapatkan tuahnya pada musim 2000 ini.

[irp]

Sepanjang musim, Persija menjadi tim yang bermain menghibur. Hal itu membuat dukungan warga ibu kota kepada Persija terus melimpah, apalagi dengan dukungan besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk klub ini. Bahkan PSM sang juara bertahan pun tak mampu membendung mereka. Hasilnya, Persija mampu tampil sebagai juara setelah mengalahkan PSM di final dengan skor 3-2. Gelar juara tersebut membuat catatan gelar juara Persija di kompetisi nasional menjadi 10 gelar, dan merupakan yang terbanyak di Indonesia.

Selalu update berita bola terkini dan 5 fakta seputar Liga Indonesia hanya di vivagoal.com

Exit mobile version