Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Pemain Termahal Liga 1 Indonesia 2019

5 Fakta Pemain Termahal Liga 1 Indonesia

Vivagoal5 Fakta – Pada Liga 1 Shopee 2019 ini, tersaji beberapa pemain lokal maupun pemain asing. Dalam bursa transfer musim ini, pemain lokal maupun asing menjadi perbincangan para fans Liga 1 Indonesia.

Contohnya, striker Persib Bandung, Ezechiel N Douassel. Dia masuk ke dalam daftar lima pemain asing termahal di Liga 1 2019.

Ada beberapa daftar pemain termahal dalam bursa transfer Liga 1 2019. Ini membuat para klub Liga 1 harus merogoh kocek yang tak sedikit.

[irp]

Salah satu dari lima pemain tersebut, termasuk pemain PSM Makassar, Wiljan Pluim, masih merupakan muka lama di Liga 1.

Dalam bursa transfer musim ini, ada beberapa tim telah meresmikan pemain-pemain asing yang punya nilai pasar mahal berdasarkan Transfermarkt.

Semua tim Liga 1 Indonesia telah memboyong pemain asing untuk memperkuat skuat masing-masing. Dengan tim yang bagus, maka penampilan setiap klub akan dapat berkembang.

Pada bursa transfer musim 2019/2020, Madura United menjadi klub yang paling aktif dengan mendatangkan 11 pemain baru ke dalam tim. Namun, Bali United masih menjadi tim dengan nilai skuat terbesar menurut Transfermarkt.

Situs penyedia data asal Negara Jerman itu juga telah merangkum nilai pasar pemain-pemain asing yang akan berlaga di Liga 1 2019.

Perlu diingat, nilai pasar bukan harga pasti seorang pemain melainkan kisaran biaya yang harus dikeluarkan sebuah tim bila ingin merekrut pemain yang masih terikat kontrak dengan tim lain.

Penasaran, siapa saja yang menjadi 5 Pemain Termahal Liga 1 2019 musim ini?

5. Wiljan Pluim (PSM Makassar)

Wiljan Pluim bertahan di timnya musim lalu, PSM Makassar, pada kompetisi Liga 1 2019. Menurut catatan Transfermarkt, kapten PSM Makassar itu masih terikat kontrak hingga 2021. Pemain berpostur 194 cm itu menjadi legiun asing dengan nilai pasar termahal kelima di Liga 1 2019. Wiljan Pluim mempunyai nilai pasar sebesar 360 ribu pound atau sekitar Rp6,6 M.

Musim depan menjadi tahun ketiga Pluim berkompetisi di Liga Indonesia bersama PSM Makassar.

Wiljan Pluim menjelma menjadi salah satu pemain terbaik di Liga 1 sejak kedatangannya ke PSM Makassar pada 2016 lalu. Berkat penampilan apiknya banyak klub yang tertarik menggunakan jasanya.

Akhir tahun lalu, Ia digosipkan diincar oleh klub asal Malaysia, Pahang FA. Bahkan pelatih Pahang FA, Dollah Salleh sampai datang ke Indonesia untuk melihat pemain incarannya.

Beberapa klub Liga 1 kabarnya juga tertarik menggunakan jasa pemain asal Belanda tersebut. Namun segala ketertarikan pada Pluim akhirnya termentahkan.

Manajemen PSM Makassar menegaskan Pluim masih akan bertahan di PSM Makassar. Pemain berusia 30 tahun ini masih memiliki kontrak hingga tahun 2020.

Pun begitu dengan Pluim yang menyatakan kesetiaannya bersama tim asal Sulawesi Selatan ini.

Tenaga Pluim memang sangat dibutuhkan PSM Makassar musim ini. Pluim menjadi jenderal di lini tengah PSM sejak pertama kali bergabung.

Ia lihai mengatur tempo dan serangan tim berjuluk Juku Eja ini. Tak jarang pemain bertinggi badan 194 cm ini jadi pemecah kebuntuan.

4. Marc Klok (PSM Makassar)

Rekan setim Pluim, Marc Klok, menjadi pemain asing dengan nilai pasar termahal keempat di Liga 1 2019. Berposisi sebagai gelandang bertahan, Marc Klok punya harga pasar sama dengan Pluim yakni 360 ribu pound. Namun dari segi usia Klok unggul dari kompatriotnya itu karena ia baru berusia 25 tahun, sementara Pluim sudah 30 tahun.

Klok disebut masih memiliki kontrak jangka panjang di PSM Makassar yang baru akan berakhir pada 2023.

Eks pemain Dundee FC itu juga tengah menjalani proses naturalisasi untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Sebelum bergabung dengan PSM, Klok pernah berkarier bersama salah satu klub Liga Bulgaria bernama Cherno More, dari Oktober 2014 hingga Juli 2016.

Kedatangan Klok membawa keberuntungan untuk More. Adalah laga final Piala Bulgaria tahun 2015 ketika Klok membantu More menumbangkan sang raksasa, Levski Sovia.

Sebuah prestasi yang membuatnya mendapatkan nama panggilan “gladiator”. Klok bertarung, bekerja begitu keras di pertandingan yang berlangsung hingga perpanjangan waktu tersebut.

Kerja keras yang menjadi ciri khas dirinya ketika mendapatkan kepercayaan untuk bermain. Bahkan, saking sangarnya di atas lapangan, Klok sempat disebut punya semangat seperti Nigel de Jong, tukang gaprak legendaris dari Belanda.

“Saya tak pernah takut berduel satu lawan satu di lini tengah. Bahkan tak jarang kaki saya terangkat tinggi sampai dada lawan, seperti Nigel de Jong,” ungkap Klok. Seorang daredevil, lelaki tak kenal rasa takut, penuh gairah dan pekerja keras. figur yang sangat sesuai untuk PSM.

Sebagai gelandang bertahan, Klok adalah pemain dengan spesifikasi yang lengkap. Pemain yang masih berusia 24 tahun punya stamina yang bisa diandalkan.

Area bermainnya yang cukup luas tidak menjadi masalah untuk Klok berkat staminanya. Tentunya, Klok tak sekadar berlari mengejar bola. Ia membaca arah serangan lawan dengan baik, sehingga tak membuang stamina dengan sia-sia.

Ketika dibutuhkan, Klok adalah tukang tekel yang jeli. Sepak bola Indonesia, terutama menit pertama hingga sekitar menit 60, biasanya diwarnai dengan tempo yang cukup tinggi.

Banyak aksi berlari, hampir di semua situasi. Oleh sebab itu, gelandang bertahan akan “dipaksa” banyak melakukan pelanggaran karena salah menempatkan diri dan kecolongan serangan balik.

Klok sendiri bisa beradatasi dengan beragam situasi dengan cepat. Tercatat, dari 17 penampilan awal bersama PSM, Klok hanya mengantongi empat kartu kuning dan satu kartu merah. Kartu merah yang ia rasakan pun berupa akumulasi, bukan karena pelanggaran yang sangat brutal. Catatan ini membuktikan kecerdasan Klok ketika mengambil bola, atau melakukan pelanggaran yang disengaja (technical foul).

Dengan spesifikasi gelandang bertahan yang komplet, PSM akan merindukan Klok ketika absen, seperti diungkapkan Rene Albert. Kerinduan tersebut tak hanya lantaran Klok sangat baik ketika melindungi barisan bek PSM, melainkan kelebihan Klok dalam turut aktif ketika membangun serangan.

3. Ezechiel N Douassel (Persib Bandung)

Top scorer Persib Bandung musim lalu, Ezechiel N Douassel menjadi pemain asing dengan nilai pasar terbesar ketiga Liga 1 2019. Penyerang asal Chad itu menurut Transfermarkt memiliki nilai pasar sebesar 495 ribu pound atau sekitar Rp9,1 miliar. Ezechiel N Douassel yang masih memiliki kontrak hingga satu tahun ke depan menjadi satu dari dua pemain asing yang dipertahankan manajemen Persib Bandung.

Selain Ezechiel N Douassel, bek Bojan Malisic juga masih menjadi bagian Persib Bandung untuk musim depan. Sementara Jonathan Bauman dan Oh In-kyun sudah resmi dilepas oleh Maung Bandung.

Sebelum bergabung dengan Persib, mungkin tidak banyak yang kenal dengan striker dengan tinggi badan hampir dua meter ini.

Ezechiel N’Douassel memang digadang-gadang akan kembali menjadi tumpuan Persib Bandung untuk mengejar gelar di tahun 2019 ini.

Pemain yang disebut sebagai Zlatan Ibrahimovic Persib ini akan melakoni musim kedua bersama Persib Bandung. Pemain asal Chad, Afrika itu diharapkan dapat membantu lini depan Persib kembali tajam.

Persib Bandung mendapatkan striker 30 tahun ini dengan status free alias gratis sejak kontraknya habis bersama klub besar Israel, Hapoel Tel Aviv pada Juni 2017 melalui agen Amougou Mathieu.

Debutnya bersama Timnas dilakoni Ezechiel N’Douassel pada 24 Maret 2007 saat Chad ditaklukkan Afrika Selatan 0-3 di babak kualifikasi Piala Afrika dan tercatat sudah mencetak 7 gol dari 35 laga.

Jika dihitung sejak karier profesionalnya Ezechiel N’Douassel sudah puluhan gol untuk timnya.

Sedangkan untuk Persib Bandung Ezechiel N’Douassel Sudah mencetak 17 gol dicetak dalam 22 laga yang dimainkannya di Liga 1 2018.

Tak hanya mencetak gol, pemain berusia 30 tahun itu juga andal membantu serangan dan sukses mencetak tiga assist.

2. Jaimerson Xavier (Madura United)

Menjadi bagian “Los Galacticos” Madura United musim depan, Jaimerson Xavier didatangkan dari tim juara Liga 1 2018, Persija Jakarta. Kontrak Jaimerson yang berakhir dengan Persija Jakarta membuat Madura United bisa menggaet pemain asal Brasil itu dengan cuma-cuma. Padahal, menurut Transfermarkt, Jaimerson Xavier menjadi pemain asing dengan nilai pasar termahal kedua di Liga 1 2019.

Jaime, panggilan sang pemain, mempunyai nilai pasar sebesar 540 ribu pound atau setara Rp10 miliar.

Di Madura United Jaimerson mendapat kontrak berdurasi satu tahun atau hingga kompetisi Liga 1 musim depan berakhir.

Stefano Cugurra pernah menyatakan jika sosok Jaimerson da Silva merupakan bek tengah yang miliki kualitas yang luar biasa. Hal itu Teco sampaikan ketika ia masih menangani Jaimerson di Persija Jakarta.

”Mungkin Jaimerson tidak terlalu tinggi seperti Pacheco, tapi dia memiliki passing dan teknik yang lebih bagus,” tukas Teco saat konferensi pers kedatangan Jaimerson di awal musim lalu.

Selain itu, jika Madura United berhasil mendatangkan Jaimerson, mereka bakal mendapatkan keuntungan seperti produktivitas gol yang cukup tinggi untuk seorang bek tengah. Bersama Persija Jakarta, Jaime tercatat telah mencetak 7 gol.

1. Brwa Nouri (Bali United)

Salah satu faktor yang membuat Bali United menjadi tim Liga 1 2019 dengan nilai skuat termahal adalah karena adanya Brwa Nouri. Betapa tidak, gelandang berdarah Irak itu mempunyai taksiran harga pasar sebesar 585 ribu pound atau senilai Rp10,8 miliar. Brwa Nouri merupakan pemain Bali United yang didatangkan pada pertengahan musim lalu dari klub Swedia, FK Oestersund.

Pengalaman bermain bersama Oestersund yang berkompetisi di Liga Europa musim lalu membuat harga Brwa Nouri membumbung kendati usianya sudah 32 tahun.

Nouri lahir di Iraq namun besar di Swedia. Meski sempat mencicipi bermain untuk timnas Swedia U-17 dan U-19, Nouri tetap memilih Iraq di level senior.

Pemain berusia 31 tahun ini sudah mengantongi tiga caps untuk Iraq. Nouri mengawali kariernya bersama AIK. Ia adalah produk dari akademi klub tersebut.

Namanya mulai bersinar kala Ia bergabung dengan tim Dalkurd. Ia tampil impresif bersama Dalkurd yang bermain di kasta kedua Liga Swedia.

Berkat penampilan apiknya tersebut, Ia direkrut oleh salah satu klub besar di Swedia yaitu Ostersund.

Nouri pun langsung menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik di Swedia. Ia bahkan dipercaya mengemban ban kapten.

Musim 2017/2018 Ia sukses mencicipi kompetisi Europa League. Saat itu klubnya pernah berhadapan dengan raksasa Liga Inggris, Arsenal.

Di pertengahan tahun 2018, Nouri membuat keputusan besar dengan meninggalkan Swedia. Ia bergabung dengan Bali United yang menjadi klub pertamanya di luar Swedia.

Exit mobile version