Vivagoal – 5 Fakta – Saat berdirinya sepakbola di Inggris, Arsenal beberapa kali telah berpindah-pindah stadion. Awalnya ‘The Gunners’ memakai sebuah lapangan di Woolwich yang bernama Manor Ground.
Setelah itu Arsenal pindah ke London Utara, sekaligus membangun Stadion yang bernama Highbury Stadium. Stadion tersebut dipakai pertama kali pada tahun 1913.
Stadion tersebut dipakai Arsenal hingga musim 2005/06. Bila diperhitungkan stadion Highbury berusia kurang lebih 93 tahun.
Laga terakhir yang digelar di Stadion Highbury adalah Liga Premier Inggris, yaitu Arsenal vs Wigan Athletic. Saat itu laga berhasil dimenangkan oleh Arsenal dengan skor 4-2 dengan tiga gol dari Thierry Henry.
[irp]
Usai pertandingan tersebut, stadion tersebut dirombak. Dikarenakan kapasitasnya yang terlalu kecil dibanding stadion klub-klub lain, seperti Chelsea, Manchester United dan klub Inggris yang lain.
Sejak bulan Juli 2006 sampai sekarang, klub ini menempati markas barunya, Stadion Emirates. Stadion ini memiliki kapasitas 60.500 kursi.
Stadion tersebut terletak di Ashburton Grove. Adapun peresmian pemakaian Stadion Emirates sekaligus pertandingan pertama yang digelar adalah dengan diadakannya sebuah pertandingan persahabatan antara Arsenal dengan para pemain legenda Belanda untuk perpisahan Dennis Bergkamp, seorang mantan penyerang Arsenal.
Masih penasaran berdirinya Stadion Emirates milik Arsenal. Sekarang, VIGO akan mengupas tentang 5 Fakta Sejarah yang Jarang Terungkap tentang Emirates Stadium
1. Highbury Stadium, Stadion Pertama Arsenal
Highbury pertama kali di desain oleh Archibald Leitch, dalam rancangannya tribun hanya tersedia untuk sisi timur, sisanya hanya lapangan terbuka untuk penonton berdiri atau dengan kursi.
Tahun 1930 stadion direnovasi, perancang yang dipilih adalah Claude Waterlow Ferrier dan William Binnie.
Tribun barat pun berdiri pada 1932 dengan anggaran 45.000 poundsterling. Keduanya kembali melanjutkan pekerjaan pada tahun 1936 dengan merenovasi tribun timur dan menyelesaikan bentuk utuh seluruh stadion.
[irp]
Biaya yang dibutuhkan saat itu adalah 130.000 poundsterling. Di tribun selatan Highbury diletakkan sebuah jam besar nan legendaris dan menjadi ciri utama Highbury.
Hal ini membuat area tribun selatan diberi nama Clock End, sementara sisi utara diberi nama North Bank. Perlu dicatat, Highbury yang bernama resmi Highbury Arsenal Stadium dibangun atas ide Henry Norris (presiden Arsenal saat itu) dengan menggunakan uang pribadinya dengan beberapa pinjaman.
2. Stadion Arsenal Sempat Rusak pada Perang Dunia II
Hal lain yang membuat Highbury begitu sakral tidak hanya bagi Arsenal tapi warga London atau warga Inggris adalah perannya selama Perang Dunia ke II.
Seperti yang kita ketahui, London sebagai ibukota sangatlah vital, tapi Inggris kecolongan dan kota tersebut dibombardir.
Salah satunya merusak area teras utara Highbury. Alih-alih melindungi, tentara Inggris justru menjadikan Highbury sebagai basis pertahanan dari serangan udara musuh, hal ini karena letaknya yang strategis.
[irp]
Menariknya, untuk beberapa waktu Arsenal pun terpaksa melakukan pertandingan di stadion sang musuh bebuyutan, White Hartline sampai Highbury selesai direnovasi dan dibuka kembali.
3. Highbury Stadium Berubah Menjadi Emirates Stadium
setiap kisah selalu ada awal dan akhir. Sepakbola bukan lagi sekedar olah raga. Sepakbola sudah berkembang menjadi indutsri yang sarat unsur komersil di dalamnya. Di era modern, Highbury mulai terlihat seperti “rumah kecil” yang tak lagi muat bagi sebuah “keluarga besar”.
Highbury sejatinya mampu menampung hingga 60.000 penonton (berdiri), tapi atas dasar keamanan setelah tragedy Hilsborough, renovasi pun dilakukan dengan memasang kursi pada tribun. Hal itu menyebabkan kapasitas stadion menjadi berkurang drastis, hampir setengahnya (sekitar 38.000 penonton).
Saat bagian kantor di sisi utara direnovasi, kapasitas pun makin menciut jadi 35.000 penonton saja. Dari segi lapangan, stadion Highbury pun termasuk yang terkecil (101 x 67 meter).
Akibatnya, selama tahun 1999-2000 Arsenal terpaksa meminjam Wembley untuk melakoni laga kandang di kompetisi Liga Champions.
Akan tetapi karena rentetan hasil buruk akhirnya klub memutuskan untuk kembali ke Highbury meski keuntungan yang diperoleh secara finansial sangatlah kecil.
[irp]
Rencana untuk memperluas dan merenovasi Highbury pun mengemuka, tapi menemui banyak ganjalan. Untuk memperluas stadion, klub mau tak mau harus menggusur warga sekitar yang notabenya adalah pendukung Arsenal, selain juga sulitnya untuk mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
Dengan fakta sulitnya mengembangkan Highbury, semakin besarnya Arsenal sebagai sebuah klub dan semakin tingginya animo masyarakat untuk datang mendukung, akhirnya klub memutuskan untuk membangun stadion baru di kawasan Ashburton Groove.
Stadion ini diharapkan mampu memecahkan segala kekurangan yang ada pada Highbury, khususnya kapasitas penonton.
Pembangunan stadion baru yang dimulai dari tahun 2001 hingga 2006 itu jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit, untuk itu Arsenal pun menggandeng sposor.
Klub akhirnya sukses mendapat sponsorship dan suntikan dana dari maskapai timur tengah, Emirates Airways. Stadion baru itu kelak lebih dikenal dengan nama Emirates Stadium alih-alih Ashburton Grove, karena adanya kontrak antara klub dengan pihak sponsor.
4. Emirates Stadium menadi Stadion Termegah Ketiga di Inggris
Emirates Stadium, mungkin tidak terlalu asing di telinga Anda bagi para pecinta sepakbola, terutama penggemar Liga Inggris. Ya, Emirates Stadium adalah kandang salah satu klub elit di Liga Inggris, yakni Arsenal.
Emirates Stadium berlokasi di Islington, Holloway, London utara, Inggris. Emirates Stadium sendiri merupakan kandang kedua yang dimiliki oleh Arsenal. Sebelumnya, tim arahan Arsene Wenger tersebut bermarkas di Highbury Square.
Akan tetapi karena kapasitas penonton di Highbury tidak terlalu banyak, Arsenal pun memutuskan untuk menambah jumlah tempat duduk di stadium mereka itu. Akan tetapi, izin perencanaan tersebut ditolak oleh dewan setempat.
[irp]
Hingga akhirnya Arsenal memutuskan untuk membeli tanah limbah pembuangan industri di Ashburton Grove pada 2000. Yang mana menjadi cikal bakal dibangunnya Emirates Stadium. Dalam proses pembuatannya, Emirates Stadium sempat terhenti.
Masalah finansial yang pada saat itu tengah berada di Arsenal membuat Emirates Stadium yang harusnya selesai dibangung pada 2002 harus molor hingga 2004. Adalah perusahaan maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab, Fly Emirates, yang akhirnya membantu Arsenal untuk membangun stadion mereka itu dengan kapasitas penonton yang mencapai 60 ribu tempat duduk.
Meski begitu, Emirates Stadium sendiri saat ini masih berstatus sebagai stadion termegah ketiga yang berada di Inggris. Emirates Stadium tepat berada di bawah Wembley Stadium dan markas Manchester United, yakni Old Traffodrd.
Emirates Stadium bisa dikatakan sebagai stadion termegah, lantaran memang memiliki fasilitas mewah layaknya stadion-stadion besar di Eropa. Di Emirates Stadium terdapat beberapa toko dan juga pusat pembelanjaan.
Tak hanya itu terdapat juga ruang VVIP yang biasanya digunakan para petinggi Arsenal menyaksikan klubnya bermain. Di Emirates Stadium juga terdapat sebuah museum yang menceritakan sejarah dari Arsenal.
5. Emirates Stadium Warisan Abadi Arsene Wenger
Arsene Wenger mendapatkan tiga piala Liga Primer Inggris dan enam Piala FA dalam periode 20 tahun menjadi pelatih Arsenal. Namun warisan terbesarnya bagi para penggemar The Gunners adalah sebuah stadion mewah: stadion Emirates.
Stadion berkapasitas 60 ribu itu memang dirancang pada era kepemimpinan Wenger. Sang pelatih juga punya peran penting memastikan rencana Arsenal mendirikan stadion baru terlaksana.
“Saya mendorong para direktur,” kata Wenger pada 2006 silam, seperti dinukil dari buku Winning Together: The Story of the Arsenal Brand. “Saya kira stadion itu adalah hasil dorongan dari saya dan juga keberanian para direktur, karena saya tidak tahu berapa banyak direktur klub sepak bola di dunia ini yang seberani mereka menghadapi tantangan seperti itu.”
[irp]
Salah satu alasan Wenger menginginkan stadion itu adalah kesadaran bahwa Arsenal memang takkan bisa bersaing dengan Manchester United jika tanpa dorongan finansial.
Menurut Alex Flynn, konsultan sepak bola yang juga penulis buku tentang Wenger, manajer asal Perancis itu pernah berbicara dengannya di akhir periode 1990-an. Kala itu, keuntungan komersial Manchester United telah unggul jauh dari kesebelasan-kesebelasan Inggris lainnya, sementara Arsenal berada di posisi keenam. Hal ini yang kemudian membuat Wenger resah.
“Wenger mengatakan pada saya bahwa ia akan membuat Arsenal menjadi klub terbesar di dunia,” kata Flynn. “Saya menjawab: ‘Tak bisa. Manchester United punya infrastruktur yang lebih baik dari Arsenal, dan juga punya basis penggemar yang lebih besar juga.”
‘Brand United sudah lebih ada selama bertahun-tahun, dan tentu saja lebih kuat ketimbang Arsenal’. Wenger kemudian menyetujui pendapat saya,” kata Flynn.
Hal ini yang membuat Wenger bisa diyakinkan mantan direktur klub, Daniel Fiszman dan Peter Hill-Wood, bahwa Arsenal memang membutuhkan stadion baru. Ketiganya pun membentuk ‘sekutu’ dan coba meyakinkan para pengambil keputusan lainnya untuk mengesahkan rencana pembangunan stadion baru.