Besok, Timnas Indonesia Bakal Jalani Undian Play Off Piala Asia 2023
Sumber: DetikSport

Meski Alami Peningkatan Permainan, Timnas Indonesia Punya Satu Kelemahan Klasik

Heri Susanto - June 12, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Liga Indonesia –   Meski permainan Timnas Indonesia sudah mulai mengalami peningkatan di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022, masalah klasik soal kelemahan fisik para pemain masih saja terjadi.

Dari tiga laga yang sudah dilakoni, Timnas Indonesia hanya mengantongi satu hasil imbang dan dua kekalahan. Bahkan dua laga terakhir berakhir tragis lantaran Timnas kalah dengan skor 4-0 atas Vietnam dan 5-0 dari tuan rumah Uni Emirat Arab. Mantan pemain Timnas, Supriono Prima melihat sepasang kekalahan tersebut terjadi lantaran kondisi pandemi dan para pemain yang minim persiapan lantaran tak adanya kompetisi.

“Saya realistis saja, dengan kondisi pandemi COVID-19, persiapan tanpa adanya kompetisi, lalu perombakan pemain yang besar-besaran. Memang sih untuk pecinta sepakbola melihatnya agak sakit, tapi bagi kami pelatih, segala macam, saya pikir akan indah pada waktunya. Yang penting sabar dan memanage yang diperlukan,” kata Supriyono kepada detikSport, Sabtu (12/6).

Lebih lanjut, ia menyebut jika evaluasi tim sangat diperlukan lantaran banyak para pemain yang tengah on fire macam Saddil Ramdani dan Zulfiandi yang permainannya tengah menginkat. Ia juga menyoroti stamina pemain yang masih belum terbangun guna memahami filosofi permainan Shin.


Baca Juga:


“Artinya, menentukan stamina itu sangat penting. Banyak sekali pemain kita yang dikhawatirkan bisa melakukan pertandingan selama 90 menit karena mereka belum bisa konsisten, dan itu pekerjaan rumah sih. Intinya, kalau bicara teknik, skill, kecepatan, tidak ada masalah. Tapi berbicara stamina ini yang masih perlu tingkatkan selama persiapan di luar negeri,” dia menegaskan.

Supriono berharap Timnas bisa mengambil pengalaman dari situasi sulit yang mereka alami saat ini. Ia juga optimis tim bisa berbicara lebih jauh di ajang Sea Games yang bakal dihelat pada November mendatang.

“Ini jadi pengalaman buat kita, apalagi situasi-situasi yang sudah terbentuk, ini menjadi pelajaran, bahwa membentuk Timnas itu perlu sabar, perlu investasi, perlu sistem, perlu metode yang baik,” katanya.

“Segala sesuatu di sepakbola bisa terjadi. Tinggal bagaimana para pemain, para pelatih bekerja keras untuk bisa mendapatkan level dan peak di SEA Games seperti 1991. Intinya kan, sama-sama gotong royong kerja keras. Baik itu federasi, pemain, pemerintah. Keseluruhan karena dalam sepakbola ada teknis dan nonteknis,”

Selalu update berita terbaru seputar Bola Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com