Analisa Vigo: Chelsea vs Barcelona 2004/05: Pertarungan Pikiran dan Ancaman Pembunuhan Buatan Jose Mourinho
Pada saat konferensi pers pasca laga, Jose Mourinho melayangkan kekesalannya kepada Drogba. Namun, yang menarik adalah ketika ia mempertanyakan aksi Rijkaard yang bertemu dengan wasit pemimpin pertandingan, Anders Frisk, saat turun minum.
Bahkan, Mourinho dan Chelsea melayangkan keberatan kepada UEFA selaku badan tertinggi sepakbola Eropa. Padahal, Rijkaard mempertanyakan keputusan wasit mengenai gol pertama Chelsea yang ia anggap Duff telah masuk ke dalam posisi offside.
Ucapan Mourinho mengenai Anders Frisk berujung pada ancaman pembunuhan yang dilayangkan kepadanya. Alhasil, beberapa pekan kemudian, Frisk pensiun sebagai wasit dan UEFA mengecap Mourinho sebagai ‘musuh dari sepakbola’.
Tensi panas yang terjadi di leg pertama menjadi bumbu di leg kedua. Perang pikiran yang dilakukan Mourinho terlihat berhasil di leg kedua yang dilaksanakan di Stamford Bridge, 9 Maret 2005.
Meskipun tidak diperkuat Drogba, namun Chelsea beruntung karena pemain-pemain mereka tampil brilian di laga ini. Mourinho juga menggunakan formasi yang menyerang, berbeda dari yang sebelum-sebelumnya mereka tampilkan yaitu bertahan.
Baca Juga:
- Pasca Alami Momen Buruk, Onana Dipuji Ten Hag
- Bikin Blunder Lawan RANS, Cahya Supriadi Enggan Terpuruk
- Barcelona vs Shakhtar: Bisa Lewati Rekor Gol Ansu Fati, Lamine Yamal?
- Erick Thohir Minta Timnas U-17 Tak Terbebani Status Tuan Rumah Piala Dunia
Menggunakan formasi 4-4-2, Mourinho menduetkan Eidur Gudjohnsen dan Mateja Kezman di lini depan. Dengan performa apik Lampard, Chelsea berhasil unggul tiga gol dalam kurang dari 20 menit lewat Gudjohnsen (8’), Lampard (17’), dan Duff (19’).
Barcelona sempat hampir menyamakan kedudukan usai Ronaldinho mencetak dua gol di menit ke-27 dan 38. Namun, John Terry berhasil menambah keunggulan di menit ke-76, dan membawa Chelsea menang dengan skor 4-2.
Chelsea vs Barcelona 2005 (2nd leg) is such a thriller man
👇 pic.twitter.com/xxCcHubavH— 𝗕 (@Brutalcfc) April 1, 2021
Berbeda dari leg pertama, di konferensi pers pasca laga Mourinho justru tidak melayangkan pernyataan yang menyerang Barcelona. Bahkan, dirinya yang pernah menjadi asisten pelatih Sir Bobby Robson di Barcelona era 90-an berharap Blaugrana bisa menjuarai LaLiga musim itu.
Terlepas dari harapan itu, Mourinho menegaskan jika dirinya adalah pribadi yang pintar bermain pikiran, membentuk tim yang hebat, dan membuktikkannya lewat gelar. Alhasil, ia sukses menjuarai Liga Inggris dan Carling Cup (sekarang Carabao Cup) di musim pertamanya.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com