Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: ‘Football’s Coming Home!’, Sebuah Kalimat Perayaan Menyedihkan Untuk Timnas Inggris

Analisa Vigo: ‘Football’s Coming Home!’, Sebuah Kalimat Perayaan Menyedihkan Untuk Timnas Inggris

Sumber: Independent

VivagoalBerita Bola – Mungkin kalian para pecinta sepakbola, khsusunya Liga Inggris, sudah pernah mendengar kalimat ‘Football’s coming home’. Kalimat itu muncul di lagu berjudul ‘Three Lions’. Meskipun lagunya menyenangkan, terdapat kata-kata yang menyedihkan di lagu kebanggaan Timnas Inggris tersebut.

Sepakbola dan lagu memang menjadi elemen yang tidak bisa dipisahkan. Lagu adalah sebuah sarana bagi para fans sepakbola untuk meluapkan perasaannya, mulai itu dari sedih, kecewa, hingga senang. Biasanya, mereka menggunakan lagu-lagu ear-catchy yang bisa dinyanyikan siapapun.

Banyak lagu yang akhirnya menjadi anthem dari sepakbola seperti Seven Nation Army dari The White Stripes atau Don’t Look Back in Anger karya Oasis. Namun, ada satu lagu yang memang lekat dengan suporter Inggris, terutama tim nasionalnya, yakni Three Lions.

Three Lions adalah sebuah lagu yang diciptakan oleh Ian Broudie dari band The Lightning Seeds dan pasang komedian ternama di Inggris kala itu, David Baddiel dan Frank Skinner. Menurut laporan The Guardian, Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) sendiri yang langsung meminta Ian Broudie untuk menciptakan sebuah lagu untuk Euro 1996.

Dalam lagu tersebut, terdapat sebuah kalimat yang pastinya kalian pernah dengar dalam pentas sepakbola terbesar di dunia, Piala Dunia, ataupun Euro, yakni ‘Football’s coming home’. Dalam laporan yang sama, Ian Broudie membuat lirik itu sebagai bentuk harapan bahwa Timnas Inggris bisa meraih trofi Euro 1996.


Baca Juga:


Sayangnya, lagu tersebut tidak bisa membuat Inggris meraih kemenangan di tanahnya sendiri. Timnas Inggris harus takluk di semifinal dari Timnas Jerman lewat adu penalti dengan skor tipis 5-6. Padahal, The Three Lions saat itu diisi oleh segudang pemain bertalenta seperti Gary Neville, Paul Gascoigne, Alan Shearer, Teddy Sheringham, dan lain-lain.

Walaupun begitu, para fans Timnas Inggris tetap menyanyikan lagu tersebut. Three Lions masih berkumandang hingga detik ini. Sepertinya, lagu tersebut diperuntukkan untuk para fans Timnas Inggris sebagai bentuk perayaan atas apa yang mereka rasakan, mau itu sedih ataupun senang.

Sumber: Detik Sport

“Kami sudah menang 2-0 (atas Timnas Skotlandia). Setelah mereka bertukar jersei di akhir laga, mereka memainkan lagu tersebut di loudspeaker, dan saya berpikir itu sangat keren,” ucap Skinner yang dilansir dari BBC.

“Lalu, para penonton benar-benar menyanyikannya. Pada saat itulah saya mengetahui bahwa lagu ini sangat spesial.”

Magis dari lagu tersebut nampaknya sudah mandarah daging di semua masyarakat Inggris. Sehingga, Three Lions tetap berkumandang di ajang-ajang internasional lainnya seperti Piala Dunia (1998, 2002, 2006, 2010, 2014, 2018, dan 2022), Euro (2000, 2004, 2008, 2012, 2016, dan 2020), dan UEFA Nations League (2018 dan 2020).

Kegagalan demi kegagalan yang diraih oleh Timnas Inggris di ajang Piala Dunia, Euro, hingga UEFA Nations League terefleksikan dalam lagu tersebut. Dalam wawancara Skinner bersama The Guardian, ia mengatakan lagu tersebut diciptakan berdasarkan realita pendukung Timnas Inggris, yakni kekalahan.

Sumber: BBC

“(Three Lions) realita menjadi seorang penggemar Inggris. Lagu ini tentang realita menjadi seorang penggemar sepakbola dan cara kami menciptakan lagu ini juga sama,” kata Skinner.

“Alih-alih menulis lagu yang ideal atau kemenangan, seperti kebanyakan lagu sebelumnya, dengan visi mereka untuk memenangi gelar, ini lebih dari itu semua. Kami memutuskan untuk membuat lagu tentang asumsi kami yang mengatakan Inggris akan kalah.”

Three Lions sesungguhnya sebuah lagu pengalaman yang memiki pemikiran magis. Tentang mengansumsikan bahwa kami akan kalah secara masuk akal,” tambahnya.


Baca Juga:


Memang benar, biasanya lagu dalam sepakbola diciptakan untuk meningkatkan semangat timnya agar bisa meraih juara. Diharapkan lagu tersebut mampu memacu timnya agar bisa bertarung sesungguhnya di lapangan demi bendera di dada.

Namun, Three Lions justru lahir mendobrak itu semua. Ini adalah sebuah lagu menyedihkan yang diiringi nada up-beat nan menyenangkan sebagai bentuk ungkapan pesimistis para suporter Timnas Inggris. Mungkin, lebih tepatnya adalah satir terhadap punggawa The Three Lions yang tidak bisa mengulang kesuksesan Timnas Inggris di Piala Dunia 1966.

Walaupun begitu, mereka seperti tidak peduli. Mereka menjadikan pesimistis di lagu tersebut sebagai pecut agar bisa optimis. Dengan harapan bisa menjadi juara dan membawa piala kembali ke tempat sepakbola dilahirkan, Tanah Britania.

Berharap saja, ‘Football’s coming home’ akan benar-benar terjadi di Euro 2024 atau Piala Dunia 2026. Namun, para suporter Timnas Inggris hanya ingin bersenang-senang dan menunjukkan bahwa mereka menerima segala hal yang terjadi dengan ikhlas.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version