Vivagoal – Berita Bola – Liga Inggris musim 2023/24 menghadirkan pertarungan yang sangat seru di papan atas. Namun, itu semua berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di papan bawah, bahkan mungkin jadi yang terburuk sepanjang sejarah.
Dari lima liga top di Eropa, Liga Inggris menjadi yang terbaik dalam urusan pamor. Selain diisi oleh tim-tim besar seperti Manchester United, Chelsea FC, Manchester City, Arsenal FC, Tottenham Hotspur, dan Liverpool FC, liga ini juga menyajikan tim lain yang tidak kala menariknya.
Namun, terdapat satu hal yang membuat Liga Inggris jauh lebih menarik daripada liga-liga lain seperti LaLiga, Serie A, Ligue 1, atau Bundesliga. Liga Inggris memiliki sesuatu yang berbeda, yakni ketidakpastian.
Leicester's famous 2015/16 season by numbers:
◎ 81 points
◎ 68 goals
◎ 36 conceded
◎ 23 wins
◎ 12 draws
◎ 3 defeats
◎ 1 Premier League titleClaudio Ranieri is back in the Premier League. 🤝 pic.twitter.com/ZjRvpcXpqU
— Squawka (@Squawka) October 4, 2021
Maksud dari kata tersebut adalah tidak ada yang pasti di Liga Inggris, semuanya memiliki kans untuk bisa menang. Tidak hanya itu, tim-tim kecil pun juga bisa bermimpi untuk menjadi juara, seperti halnya Leicester City di musim 2015/16.
Kondisi tersebut membuat persaingan di papan atas, tengah, hingga bawah menjadi seru untuk disaksikan hingga akhir kompetisi. Tetapi, itu semua sepertinya tidak akan terjadi di musim 2023/24.
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Man United Patut Disalahkan Soal Mandulnya Rasmus Hojlund
- Obrolan Vigo: Konsistensi yang Bernama Budi Sudarsono
- Analisa Vigo: Arab Saudi, Piala Dunia 2034, dan Bukti Ketamakan FIFA
- Obrolan Vigo: Gabriel Moscardo, Declan Rice Brasil yang Dibidik Barcelona dan Chelsea
Empat tim teratas Liga Inggris 2023/24, Man City, Tottenham, Liverpool, dan Arsenal memiliki torehan poin yang tidak jauh pada pekan ke-11. The Citizens yang duduk di puncak memiliki 27 poin, disusul The Lilywhites dengan 26 poin, lalu The Reds dan The Gunners dengan 24 poin.
Di peringkat ke-5 terdapat Aston Villa dengan 22 poin, peringkat ke-6 hadir Newcastle United dengan 20 poin. Untuk peringkat ke-7 dan 8 diisi oleh Brighton & Hove Albion dan Man United dengan torehan yang sama yaitu 18 poin.
Ketatnya persaingan papan atas membuat prediksi siapa yang juara, meraih tiket Liga Champions, Liga Eropa, dan UEFA Conference League semakin sulit. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi di papan bawah.
Dari 11 pertandingan yang telah dilakoni, empat tim terbawah yaitu Luton Town, AFC Bournemouth, Burnley FC, dan Sheffield United baru meraih satu kemenanga. Secara lebih menyakitkannya, dari 44 pertandingan, empat tim itu baru meraih 12 poin.
Luton Town dan Bournemouth baru mendapatkan enam poin (satu kemenangan, tiga imbang, dan tujuh kekalahan). Lalu, Burnley dan Sheffield meraih empat poin (satu kemenangan, satu imbang, dan sembilan kekalahan).
Tidak berhenti di situ, ada satu tim lain yang mungkin mengikuti jejak keempat tim tersebut, bahkan lebih parah. Tim tersebut adalah Everton FC, klub yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemunduran.
"It's an amazing feeling to score at Goodison Park. Two years ago, I could not have imagined achieving this."
More to come from Myko. 💪🇺🇦
— Everton (@Everton) November 6, 2023
Menurut laporan The Guardian, Everton kemungkinan mendapatkan sanksi berupa pengurangan poin sebanyak 12 poin. Hal tersebut karena mereka melanggar rekor finansial di musim 2021/22, sehingga mereka akan di dasar klasemen dengan -1 poin.
Tentu saja itu tidak lepas dari peran pelatih mereka, Everton dengan Sean Dyche, Burnley dengan Vincent Kompany, Luton Town dengan Rob Edwards, Bournemouth dengan Andoni Iraola, dan Sheffield dengan Paul Heckingbottom. Meskipun hasilnya jauh dari kata memuaskan, kelima tim tersebut belum ada yang memecat pelatihnya.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Mesir Tersuskes Saat Aboard
- 5 Fakta Pemain Penting yang Pernah Membela Brescia
- 5 Fakta Kota Sepakbola yang Wajib Dikunjungi
- 5 Fakta Calon Tim Kejutan Liga 1
Berbeda dari musim lalu, di mana kita sudah disuguhkan rentetan pelatih yang dipecat seperti Thomas Tuchel, Scott Parker, Bruno Lage, Steven Gerrard, dan Raplh Hassenhutl. Di akhir, kita bisa menyaksikan 14 pelatih dipecat di musim lalu, jauh lebih besar daripada musim 2021/22.
Jika Everton, Luton, Sheffield, Bournemouth, dan Burnley tetap seperti ini, nasib naas Derby Country di musim 2007/08 bisa terjadi kepada mereka. Saat itu, The Rams hanya mampu mendulang 11 poin dari 38 pertandingan, beda 24 poin dari Birmingham City di atasnya.
Sayangnya, kelima tim tidak bisa memecat pelatihnya secara bersamaan. Luton, Sheffield, dan Bournemouth kemungkinan besar memecat pelatihnya, namun tidak untuk Burnley dan Everton.
Jika keadaan ini masih bertahan, mungkin kelimanya hanya bisa mendulang poin dari satu sama lain. Secara torehan poin, mungkin beda tipis, namun kejutan dan drama dari degradasi akan sedikit berkurang, bahkan terburuk.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com