Analisa Vigo: Man United vs Galatasaray 1993, Saat Setan Merah Diusir Dari Neraka Istanbul
Di leg pertama, Man United harus bersusah payah untuk mengalahkanwa Galatasaray. Padahal, saat itu Man United diisi oleh pemain-pemain top seperti Bryan Robson, Eric Cantona, Paul Ince, Ryan Giggs, dan Roy Keane. Alhasil, laga berakhir dengan skor 3-3, sehingga Setan Merah harus tampil all-out di leg kedua.
Tampil di markas Galatasaray, skuad asuhan Sir Alex Ferguson tentu tampil yakin. Sayangnya, keyakinan tersebut perlahan mulai meredup usai tiba di Turki.
Dilansir dari video Youtube Football From the 90s, skuad Man United langsung mendapatkan intimidasi dari para suporter Galatasaray. Mereka membentangkan sebuah tulisan yang berniat untuk menjatuhkan mental para pemain Man United, salah satu yang ikonik adalah βWelcome to Hellβ dan βRest In Peace (RIP) Manchesterβ.
Setelah mendapatkan sambutan yang kurang menyenangkan, para pemain Man United kembali dihadapkan dengan kondisi hotel tempat mereka tinggali. Mereka menginap di hotel yang terletak di Bosporus, Turki, sebuah daerah yang indah dengan pemandangan perairan.
Menurut bek tengah Man United kala itu, Gary Pallister, ia mendapatkan gestur pembunuhan dari bellboy di hotel tersebut. Ia langsung berpikiran bahwa situasi mereka sedang tidak aman kala itu.
βSalah satu bellboy berdiri di dekat pintu, dan aku tersenyum kepadanya. Dia mengusapkan jarinya ke lehernya dan aku terus berjalan. Lalu, saya berpikir: Kami bahkan tidak aman di hotel ini,β ucap Gary Pallister yang dilansir dari Independent.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Asing Baru di Liga 1 2023
- Analisa Vigo: Ada di Persimpangan, Kemana Rice Harusnya Berlabuh?
- Analisa Vigo: Seperti Saliba, Dimana Arsenal Akan Memainkan Jurrien Timber?
- Obrolan Vigo: Sulitnya Klub-Klub Eropa Mencari Penyerang
Jelang sebelum laga, para pemain Man United datang ke stadion untuk melihat kondisi lapangan. Berharap bisa mendapatkan lapangan yang baik, justru para pemain Setan Merah harus dihadapkan dengan ribuan suporter Galatasaray yang sudah hadir di dalam stadion.
Mereka berteriak, bernyanyi, mengeluarkan kata-kata hujatan kepada para pemain Setan Merah, dan yang paling terkenal yaitu flare yang mengelilingi stadion sehingga terlihat seperti kebakaran. Pada saat itu, Ali Sam Yen tidak seperti stadion sepakbola, melainkan neraka.
Pertandingan berjalan dengan keras, banyak sekali tekel yang terjadi, bahkan Eric Cantona harus mendapatkan kartu merah oleh wasit pemimpin jalannya pertandingan, Kurt Rothlisberger. Menariknya, Kurt tidak memberikan bukti mengapa Cantona mendapatkan kartu merah.
Skor bertahan 0-0 hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan. Man United harus pulang ke Inggris dengan tertunduk karena kalah gol tandang dari Galatasaray.
Meskipun sudah resmi tersingkir, para Man United masih mendapatkan ancaman. Ketika mereka keluar dari lapangan untuk menuju ruang ganti, dikabarkan jika Eric Cantona mendapatkan pukulan dari polisi setempat, dan itu membuatnya marah.
βDi ruang ganti, Eric (Cantona) menjadi gila. Ketika kami semua hanya ingin pergi dari sana, Eric bertekad untuk menyelesaikan masalahnya dengan polisi nakal yang memukulnya,β kata Keane dalam buku biografinya yang dilansir dari Independent.
Cantona adalah pemain yang terkenal memiliki emosi yang meledak. Tentunya kita semua mengetahui bahwa dirinya terkenal dengan Kung-Fu kick, sebuah tendangan yang ia layangkan ke suporter Crystal Palace pada 1995.
Eric Cantona, 1993. Welcome to Hell. pic.twitter.com/C9qD78qQRe
— 90s Football (@90sfootball) February 21, 2023
Namun, saat tampil di Ali Sam Yen Stadium pada Liga Champions 1993/94, Cantona merasa dikalahkan. Ia tidak bisa membalaskan dendamnya kepada polisi yang diduga memukulnya, terkena kartu merah oleh wasit, dan juga gagal membawa Man United melangkah ke babak selanjutnya.
Kejadian itu tentu akan berbekas kepada para pemain Man United. Bagaimana tidak, mereka memiliki julukan Setan Merah harus takut dengan neraka yang dibuat oleh ribuan, bahkan jutaan suporter Galatasaray.
Hujatan demi hujatan dilayangkan oleh suporter Galatasaray kepada para pemain Man United. Seakan-akan Setan Merah diusir dari neraka akibat mengusir ‘Raja Setan’.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com