Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Mousa Dembele, Tukang Bully yang Sangat Indah

Analisa Vigo: Mousa Dembele, Tukang Bully yang Sangat Indah

Sumber: Twitter @Squawka

VivagoalBerita Bola – Dahulu, Tottenham Hotspur punya pemain lini tengah yang terkenal suka mem-bully lawan dengan cara yang indah dan menarik untuk ditonton. Pemain tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Mousa Dembele.

Ketika berbicara mengenai Dembele, banyak pecinta sepakbola mungkin berpikiran Ousmane Dembele (Paris Saint-Germain) atau Moussa Dembele (Al-Ettifaq). Namun, terdapa satu Dembele yang pernah bersinar di Liga Inggris, yakni Mousa Dembele.

Mousa Dembele adalah salah satu gelandang tengah terbaik milik Tottenham Hotspur. Ia diboyong ke White Hart Lane (sebelum berubah menjadi Tottenham Hotspur Stadium) dari Fulham FC pada 2012 dengan mahar yang cukup mahal yaitu 19 juta euro.

Kala itu, ia datang bersama dengan Hugo Lloris, Jan Vertonghen, Gylfi Sigurdsson, Clint Dempsey, dan Emmanuel Adebayor. Dembele diproyeksikan oleh Andre Villas-Boas, pelatih Tottenham saat itu, sebagai pengganti Luka Modric yang hengkang ke Real Madrid.

Tidak butuh waktu lama bagi Dembele untuk menunjukkan kualitasnya sebagai seorang gelandang tengah. Pada saat debutnya melawan Norwich City, Dembele hanya butuh waktu 20 menit untuk mencetak gol lewat tembakan kerasnya yang gagal dihalau oleh kiper The Cannaries saat itu, John Ruddy.

Jika berdasarkan statistik dari Transfermarkt, Dembele lebih sering ditempatkan sebagai gelandang tengah. Namun, tidak jarang ia dimainkan sebagai gelandang serang atau bertahan.


Baca Juga:


Sebagai seorang gelandang, Dembele tidak memiliki kemampuan dalam memberikan assist, gol, atau umpan-umpang terobosan panjang. Namun, kunci kekuatan Dembele bukan di situ, melainkan mem-bully lawan.

Bully di sini bukan diartikan sebagai mencemooh atau menyulut emosi lawan, melainkan dengan kemampuannya. Menurut WhoScored, Dembele adalah tipikal gelandang yang senang menahan bola, melakukan umpan-umpan pendek, dan mengajak duel sprint ataupun fisik lawan.

Sumber: Twitter @Squawka

Dembele tidak memiliki postur yang tidak terlalu tinggi yaitu 185 cm, fisiknya pun juga tidak tidak terlihat berotot. Namun, Dembele tidak takut untuk mengajak lari, kontak fisik, dan tackle lawan.

Dari catatan WhoScored, Dembele selalu melakukan tackle di atas 1 selama tujuh musim berseragam Tottenham. Interceptions-nya pun tidak pernah di bawah 0,5 selama satu musim.

Gelandang yang senang berduel tentunya sudah membuat lawan kesal. Tapi, Dembele justru memiliki kemampuan lain yang membuat lawan semakin kesal dan merasa ter-bully, yakni kemampuannya dalam dribble.

Jika kalian yang pernah menonton Dembele, pasti akan jatuh cinta dengannya ketika men-dribble bola. Bola seakan-akan menempel di kakinya dan sulit untuk direbut.

Menurut Squawka, Dembele adalah pemain terbaik dalam urusan take-on atau usaha menggiring bola melewati lawan. Sejak 2012 hingga 2019, ia sudah mengoleksi lebih dari 394 take-on dari 506 kesempatannya, dan itu memiliki nilai keberhasilan sebesar 77,9%.

Dembele juga memiliki persentase umpan yang sangat, sangat, akurat. Dari tujuh musim berseragam The Lilywhites, Dembele tidak pernah mencatatkan persentase di bawah 83% (menurut catatan WhoScored).

Wajar saja jika banyak pemain seperti Kevin De Bruyne, Dele Alli, Danny Rose, Eric Dier, dan Jermain Defoe menyebutnya sebagai gelandang terbaik yang pernah ada. Defoe bahkan yakin Dembele seharusnya bisa meraih Ballon d’Or.

“Dia sangat kuat dalam menguasai bola, dan semua pemain yang pernah bermain dengannya, ketika saya berbicara dengan mereka tentang Dembele, mereka akan selalu bilang, ‘Dia yang terbaik’,” ucap Jermain Defoe yang dilansir dari Youtube BBC.

Mantan pelatih Tottenham yang sekarang melatih Chelsea FC, Mauricio Pochettino, memberikan tempat terbaik bagi Dembele di hatinya. Ia mengatakan Dembele adalah salah satu pemain paling jenius yang pernah ia temui.


Baca Juga:


“Saya selalu bilang, ‘Mousa, di dalam buku saya, dia akan selalu menjadi salah satu pemain paling jenius yang beruntung bisa saya temui,” kata Pochettino yang dilansir dari ESPN.

Kemampuannya dalam men-dribble, passing, berduel, sprint, itu semua adalah senjatanya dalam mem-bully lawannya. Dia tidak menghancurkan gawang lawan, melainkan mental para pemainnya karena sulit untuk menghentikannya ketika ia membawa bola.

Sumber: Twitter @Squawka

Sayangnya, kemampuannya tidak dibarengi dengan keberuntungan. Selama tujuh musim membela Tottenham, ia belum meraih satupun gelar. Bahkan, dirinya harus pergi dari The Lilywhites ke Cina akibat fisiknya yang selalu cedera serta mengakhiri kariernya di usia 34 tahun.

Dembele adalah salah satu pem-bully yang menyebalkan bagi lawan. Namun, sangat indah bagi para pecinta sepakbola serta rekan-rekannya.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version