Analisis Vigo: Suporter Dilarang Away, Keputusan yang Tepat atau Tidak?
Persija Jakarta vs PSS Sleman Sumber: VIVAGOAL/Amirul Mukmin

Analisa Vigo: Suporter Dilarang Away, Keputusan yang Tepat atau Tidak?

Muhammad Ilham - June 5, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Liga Indonesia – PT. Liga Indonesia Baru (LIB) menerapkan aturan baru untuk Liga 1 2023/24 yaitu melarang suporter tamu untuk bertandang (away) ke markas tim tuan rumah. Lalu, apakah kebijakan tersebut tepat atau tidak?

Pada Sabtu (3/6), PT. LIB selaku promotor dari Liga 1 2023/24 secara mengejutkan mengeluarkan peraturan baru terkait suporter tim yang ingin melakukan tandang atau away. Dalam penyelenggaraan pertandingan Liga 1 2023/24, PT. LIB memutuskan agar suporter tamu tidak diizinkan hadir.

Direktur Utama (Dirut) PT. LIB, Ferry Paulus, mengatakan jika kebijakan tersebut telah disepakatai oleh seluruh tim yang berlaga di Liga 1 2023/24. Lebih lanjutnya, Ferry Paulus menerapkan aturan ini karena bertepatan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) yang jatuh pada 14 Februari 2024.

Berbeda dari apa yang dikatakan Ferry Paulus, Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, menjelaskan keputusan ini mengacu kepada tragedi Kanjuruhan. Ia tidak ingin terjadi kerusuhan suporter yang bisa membuat FIFA selaku organisasi sepakbola tertinggi dunia memberhentikan sepakbola Indonesia.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Vivagoal (@vivagoal)

Tentunya kebijakan ini membuat para suporter kecewa karena keinginan mereka untuk selalu ada menemani tim kesayangan mereka harus terhenti. Kekecewaan tersebut disampaikan langsung oleh Panca Octavian Wirakusumah, Bidang Organisasai dan Keanggotaan Viking Persib Club (VPC).

“Kami sebagai suporter tentu ada rasa kecewa ketika larangan ini dikeluarkan. Bagi kami, pertandingan away merupakan saat yang baik untuk silaturahmi dengan suporter tuan rumah, sekaligus waktu untuk liburan. Karena tidak dapat dipungkiri, setiap kita away, di mana daerah tersebut memiliki tempat wisata, kita akan mendatanginya, dan ini sedikit banyak menambah pendapatan pengelolaan wisata daerah,” ucap Panca kepada Vivagoal Indonesia, Senin (5/6) sore WIB.


Baca Juga:


Menurut Panca, keputusan Ferry Paulus untuk meniadakan kuota suporter away akibat tahun politik dinilai tidak masuk akal. Apalagi,  kebijakan tersebut bertentangan dengan ide yang dipegang teguh oleh para suporter sepakbola di Indonesia yaitu jauhkan politik dari sepakbola.

Sejatinya, Panca kaget bukan karena kebijakan yang diterapkan oleh PT. LIB, melainkan waktu munculnya hal tersebut. Ia mengatakan jika kebijakan ini harus didiskusikan terlebih dahulu kepada para suporter.

“Menurut saya pribadi, keputusan yang diambil terlalu cepat dan tidak ada konfirmasi kepada kelompok suporter sehingga membuat kaget semua pihak, sedangkan pak Erick Thohir lebih menjaga ke red notice dari FIFA. Seharusnya ini bisa didiskusikan terlebih dahulu kepada para suporter karena tragedi Kanjuruhan bukan kerusuhan antarsuporter,” tambahnya.

Analisis Vigo: Suporter Dilarang Away, Keputusan yang Tepat atau Tidak?
Persikabo 1973 vs Persebaya Surabaya
Sumber: VIVAGOAL/Dimas Edi Sembada

Panca menambahkan keputusan ini tidak hanya berdampak kepada animo masyarakat dan suporter, melainkan ke klub itu sendiri. Padahal, berdasarkan data statistik Nielsen, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan data, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan pecinta sepakbola tertinggi di Asia dengan 69 persen.

Animo masyarakat Indonesia terhadap sepakbola ini juga tidak hanya menguntungkan pihak klub, melainkan masyarakat kecil yang mencari rezeki dari pertandingan. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menjajakan dagangannya ketika pertandingan sepakbola berlangsung seperti minuman dan makanan. Oleh karena itu, Panca berharap PSSI, PT. LIB, klub, dan suporter bermusyawarah untuk mencari jalan terbaik.

“Menurut saya, baiknya dimusyawarahkan dulu antara federasi, regulator, klub, dan suporter. Karena sepakbola ini tidak hanya menghidupi pemain dan ofisial saja, tetapi bisa menghidupi pedagang merchandise, makanan dan minuman di sekitar stadion, warung-warung, dan juga pendapatan tempat wisata di daerah tersebut,” tutupnya.

Analisis Vigo: Suporter Dilarang Away, Keputusan yang Tepat atau Tidak?
Persija Jakarta vs Madura United
Sumber: VIVAGOAL/Dimas Edi Sembada

Memang, tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 di mana menewaskan 135 orang menjadi titik kelam dunia sepakbola nasional. Bahkan, tidak sedikit yang akhirnya trauma dan takut untuk kembali ke stadion pasca kejadian tersebut.

Wajar juga bila PSSI dan PT. LIB berbenah perihal peraturan pertandingan terutama suporter di musim 2023/24. Apalagi, pesta politik juga terjadi di 2024, di mana mengaca pada Pemilu 2019, terdapat kasus suporter Persib Bandung yang secara terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap calon Presiden (capres) nomor urut 1, Joko Widodo.

Namun, kurang bijak rasanya jika menerapkan peraturan larangan suporter untuk tandang ke markas tim lawan. Apalagi, jika peraturan tersebut dibentuk tanpa adanya musyarawah dengan pihak terkait itu sendiri, yakni suporter.

Penerapan peraturan ini juga berpotensi untuk melebarkan kembali jarak antarsuporter tim sepakbola di Indonesia. Padahal, pasca tragedi Kanjuruhan, beberapa kelompok suporter ternama dan terbesar di Indonesia sudah menggaungkan perdamaian.

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com