Conte Pergi dari Juventus, Pemain Bisa Bernafas dan Senyum Kembali
Vivagoal – Serie A – Eks pilar Timnas Italia, Sebastian Giovinco membeberkan tentang situasi dan kondisi yang dirasakan oleh para punggawa Juventus ketika masih ditangani oleh Antonio Conte, dengan metode latihan beratnya, beberapa tahun lalu.
Sebastian Giovinco mengungkapkan bahwa para pemain Juventus merasa ‘diperas habis-habisan’ selama tiga tahun dibawah komando Antonio Conte. Menurutnya, pemain bisa merasa lega ketika eks pelatih Chelsea itu pergi di tahun 2014 silam.
Conte sendiri merupakan sosok yang membawa Juventus bangkit Pasca Calciopoli. Di musim perdananya bersama Si Nyonya Tua di musim 2011/12, Conte langsung bisa membawa Juventus meraih juara Liga Italia dengan catatan tanpa terkalahkan selama satu musim.
Bukan cuma keahliannya dalam meracik strategi, tapi Conte juga dikenal memiliki pola latihan intensif yang sangat berat. Tekanan dari Conte ini tak hanya dirasakan oleh pemain, tapi juga petinggi klub hingga para tifos demi mengejar kesempurnaan.
Hal tersebut juga yang dianggap membuat Conte tak pernah melatih tim lebih dari dua tahun. Ia bisa saja secara tiba-tiba memutuskan pergi, seperti ketika meninggalkan Juventus, hanya dua hari sebelum memulai latihan pra-musim.
Baca Juga:
- Napoli Favorit, Tapi AC Milan Punya DNA Liga Champions
- 5 Data dan Fakta Jelang Duel Penentuan Napoli vs AC Milan
- Kembali Diperkuat Victor Osimhen, Napoli Pede Bisa Comeback Atas AC Milan
- Tumpul di Depan Gawang Terus Jadi Penyakit Juventus
Sosok keras dari Conte digambarkan oleh Giovinco seperti Jack Hammer atau palu elektrik otomatis yang biasa digunakan untuk menghancurkan beton dan aspal. Giovinco mengklaim bahwa Conte takkan mau berleha-leha sebelum mencapai tujuannya, meski tim berhasil meraih kemenangan.
“Dia tidak pernah berhenti, seperti Jack Hammer,” kata Giovinco kepada Cronache di Spogliatoio via Football Italia.
“Saya ingat suatu kali ia menegur Gigi Buffon karena melakukan selebrasi di ruang ganti, karena kami masih harus terus berusaha dan mencapai rekor 100 poin Serie A.
“Setelah dia pergi, para pemain bisa bernapas dan tersenyum lagi. Kami merasa terlahir kembali, karena par pemain telah diperas habis-habisan selama bertahun-tahun.”
Selalu update berita bola terbaru seputar Serie A hanya di Vivagoal.com