Dukung dari Rumah

Jangan Konyol! Berkorbanlah Seperti Antal Szabó

Dimas Sembada - March 20, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Liga Indonesia – Kabar baik itu telah datang, sepak bola akan kembali bergulir di salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Berakhir sudah penderitaan akan hiburan merakyat tanpa demarkasi kelas. 

Setahun tanpa ajang resmi, berita gembira didapati setelah perundingan dan beragam celoteh dari para pegiat si kulit bundar. Jangan kaget, hal wajar jika pemain, pelatih staf, official, pedagang hingga fans berteriak lantaran terjepit. 

Tanpa pertandingan, industri sepak bola barang tentu membuat kantong para pelakunya menjadi bolong. Sementara pesohor dan sebagian yang menggunakan titel fun masih bebas menendang-nendang bola ketika para pelaku sesungguhnya sedang megap-megap.

Tapi sudahlah, hal itu tak perlu diperdebatkan lagi. Sebagai orang yang tinggal di gugusan kepulauan dekat dengan India ini , kita selalu bisa mengambil hikmah, bahkan dalam kondisi kritis sekalipun. Sekarang, perundingan sudah membuahkan hasil, Pak Polisi sudah memberikan izin buat sepak bola sungguhan kembali digelar. 

Jelas dong, maklumat ini langsung jadi gunjingan, disambut gembira dan gegap gempita. Buat kita, mimpi melihat pahlawan kemenangan beraksi lagi semakin nyata.

Tapi satu yang perlu diingat, ada harga yang masih harus dibayar khususnya buat kita para penikmat permainan sebelas lawan sebelas. Bahaya pandemi saat ini masih mengintai. Piala Menpora yang ada di depan mata bisa jadi jebakan Batman.

Sewaktu permisi diberikan, ada beberapa catatan yang harus jadi perhatian, khususnya buat kita para penikmat. Piala Menpora ini cuma introduksi, muaranya tak lain kompetisi sungguhan, Liga 1 yang diakui FIFA.

Penegak hukum seperti wataknya, pasti akan bertindak tegas ketika terjadi pelanggaran. Sedikit kesalahan, kompetisi kasta tertinggi tanah air jadi taruhannya. 

Garis batasnya cukup jelas soal apa boleh dan dilarang di Piala Menpora yang digelar ketika pandemi belum usai. Orang-orang macam kita, diminta menjauh dari stadion dan tidak terlibat secara ‘fisik’ dengan gelaran ini. 

Menjauhkan kemunafikan, hampa memang melihat klub-klub kebanggan berjuang tanpa euforia bahkan dukungan. Tapi tenaga dan kontribusi yang biasa kita berikan langsung di tribun perlu dibuktikan lewat hal lain. 

Jikalau kita masih punya harapan agar sepak bola Indonesia yang sesungguhnya akan kembali, saat ini waktu yang tepat untuk berkontribusi. Ingatlah peribahasa nila setitik, rusak sebelanga, jangan sampai kita yang malah jadi batu sandungan untuk Liga 1 nanti.


Baca Juga: 


Saya jadi ingat kisah menjelang final Piala Dunia FIFA 1938, pemimpin fasis, Benito Mussolini mengatakan Italia harus menang atau pulang tak bernyawa. Singkat cerita, Italia  menang dengan skor 4-2 atas Hongaria, para pemain Italia lantas pulang dengan nyaman bahkan menjadi pahlawan karena jadi juara dunia. 

Kiper Hongaria, Antal Szabó, memang kebobolan empat gol di pertandingan itu. Tapi dia berkorban agar rekan sejawatnya (meski rival)  tetap hidup dan tidak kehilangan nyawa. Dia bahkan bangga gawangnya di bobol Italia. 

 “Aku mungkin membiarkan empat gol, tapi setidaknya aku menyelamatkan hidup mereka.” 

Belajarlah dari Antal Szabo yang berjiwa besar untuk menyelamatkan nyawa sesama pesepakbola. Seperti idiom yang sering kita dengan ‘its more than football’, kini giliran kalian!  Jangan bertindak konyol dan dukunglah dari rumah.

Selalu update berita terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com