Jarang Main di Man City, Kapten Juventus Tetap Kagumi Pep Guardiola

Vivagoal – Serie A – Kapten Juventus, Danilo tetap menyatakan rasa kagum yang Ia miliki pada sosok Pep Guardiola, walaupun jarang mendapat kesempatan bermain kala masih membela Manchester City dulu.

Danilo diboyong oleh Juventus dari Manchester City pada musim panas tahun 2019 silam. Si Nyonya menebus Danilo dengan biaya mencapai 37 juta euro atau sekitar 622 miliar rupiah (kurs per 16 Februari 2024).

Danilo hanya mendapat kesempatan bermain 60 kali pada medio 2017-2018 sepanjang membela The Citizen. Tapi, Ia turut mengantarkan Man City merengkuh total enam trofi, yang dua diantaranya adalah mahkota juara Premier League.

Walau begitu, Danilo tampak masih menganggumi kapabilitas seorang Guardiola sebagai juru taktik di dunia sepakbola. Ia menggambarkan sosok Guardiola layaknya dosen atau guru dalam dunia pendidikan.

Menurut Danilo, Guardiola merupakan pelatih, yang tidak terpaku pada satu sistem dan bisa menyesuaikan dengan perkembangan dunia si kulit bundar. Meski terkesan keras, tapi Danilo merasa Guardiola hanya ingin semua timnya berada dalam tujuan yang sama.

“Saya pikir mereka yang tidak setuju dengannya hanya berpandangan seperti itu karena masalah pribadi atau ego, bukan pada level sepak bola,” ujar Danilo dilansir Football Italia.

Baca Juga:

• Terzic Sebut Proses Pemulihan Felix Nmecha Berjalan Positif
• Posisinya Mulai Terancam, Tuchel Masih Akan Dampingi Bayern Munich Akhir Pekan Ini
• Ditanya Soal Nasibnya Musim Depan, Lukaku: Fokus Saya Saat Ini Hanya Roma
• Akhiri Puasa Gol, Lukaku Senang Jadi Pahlawan Roma

“Kecerdasannya dan cara dia berpikir tentang sepak bola, bagaimana mengatur waktu dan menempati ruang, membantu mengindoktrinasi para pemain. Dia memastikan 95 persen dari skuat berpikir dengan cara yang sama dan itulah yang paling menyulitkan para direktur, dalam pandangan saya.

“Guardiola juga banyak belajar, selalu mengikuti perkembangan ide-ide baru dan fokus pada hal-hal detil, yang mana semua itu membantu orang-orang untuk percaya kepadanya. Setiap pertemuan yang kami lakukan dengannya di ruang menonton Manchester City, seperti yang saya dan Fernandinho sebut, adalah sebuah kuliah di universitas tentang sepak bola.”