Semifinal Piala AFF 2020: Thailand Ungguli Vietnam di Leg Pertama
Sumber: bola.com

Kiat Sukses Merantau di Luar Negeri, dari ‘Si Messi Thailand’

Irman Maulana - January 12, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalBerita Bola – Keputusan Chanathip Songkrasin untuk mengadu nasib di Negeri Sakura sepertinya takkan pernah Ia sesali, terlebih pasca Chanatip kembali sukses mengantarkan Timnas Thailand berkuasa pada ajang Piala AFF 2020 lalu.

Nama Chanathip Songkrasin sempat menghiasi publik sepakbola, terutama di kawasan Asia Tenggara. Ia sukses menegaskan dominasi Tim Negeri Gajah Putih sebagai penguasa ASEAN, dengan menjuarai Piala AFF 2020.

Gelar tersebut menjadi yang ketiga kali bagi Chanathip setelah edisi tahun 2014 dan 2016. menjadi lebih spesial karena di Piala AFF 2020, Chanathip dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang gelaran turnamen.

Pemain 28 tahun itu kini dianggap sebagai salah satu sosok yang patut ditiru, termasuk oleh publik Indonesia. Bukan tanpa alasan, karena karirnya di Jepang bersama Hokkaido Consadole Sapporo ikut bersinar.

Ia berani untuk keluar dari zona nyaman dan mengambil tantangan merantau di negeri Sakura pada tahun 2017. Ketika itu, Chanatip merapat bersama Sapporo setelah diboyong dari Muanghtong United.

Awalnya Chanathip bergabung sebagai pemain pinjaman saja dari Muangthong. Tetapi Sapporo rupanya puas dengan performa Chanathip dan mempermanenkannya dengan biaya transfer menurut Transfermarkt, sebesar 2,4 juta euro.

Lima tahun berkarir di Jepang, Chanathip mengaku bahwa Ia mengalami perkembangan yang besar. Ia menunjukan mentalitas kuat untuk mengejar ambisi memiliki karir sepakbola di level yang lebih tinggi lagi.

“Lingkungan sepakbola Jepang telah banyak membantu saya berkembang,” ujar Chanathip dilansir Goal Indonesia dari Bongdaplus.

“Tahun-tahun bermain sepakbola di J.League membantuku berkembang. Bermain dan berlatih dengan rekan-rekan tim atau lawan yang berkualitas penting untuk perkembangan pemain profesional mana pun.”

Walau belum membawa Sapporo juara, tetapi Chanathip bisa membuat juara bertahan J.League, Kawasaki Frontale kepincut padanya. Ia kabarnya diboyong oleh Kawasaki dengan biaya 500 juta yen atau sekitar 62 miliar rupiah.

Kepindahannya dari Sapporo itu bahkan memecahkan rekor sebagai transfer domestik termahal sepanjang sejarah J.League. Ia setuju mengikat kontrak tiga tahun bersama Kawasaki.


Baca Juga:


Masalah adaptasi dengan kultur sepakbola baru menjadi salah satu hal yang kerap jadi bumerang bagi para pesepakbola. Hal tersebut pula yang terkadang membuat para pemain, termasuk Indonesia ciut untuk berkarir di luar negeri.

Chanathip lalu memberikan sedikit masukan yang bisa berguna sebagai bekal para pemain untuk keluar dari zona nyaman. Ia tak menampik masalah budaya serta komunikasi dapat menentukan sukses atau tidaknya karir dari pemain di lingkungan baru.

“Menurut saya, perbedaan bahasa dan budaya jelas merupakan hambatan besar,” ungkap Chanathip.

“Untuk dapat berintegrasi dengan baik di lingkungan asing, para pemain harus mempersiapkan bahasa asing (negara yang akan dituju) dengan baik, kemudian mencoba beradaptasi dengan cepat.

“Saya pikir berlatih keras akan menjadi faktor berikutnya yang akan menjadi penentu sukses atau tidaknya ketika seorang pemain memutuskan merantau ke luar negeri untuk bermain sepakbola.”

Selalu update kabar terbaru seputar dunia sepakbola hanya di Vivagoal.com