Larangan Hadiri Laga Tandang Hambat Misi Perdamaian Suporter Indonesia
Vivagoal – Liga Indonesia – Regulasi larangan suporter tamu menghadiri pertandingan Liga 1 2023/24 menuai kecaman banyak pihak. Kebijakan ini bahkan dianggap menghambat misi perdamaian antarsuporter Indonesia.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 memang mengeluarkan kebijakan baru yang melarang hadirnya suporter tim tamu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan keluarnya izin keamanan dari aparat kepolisian.
View this post on Instagram
Seperti diketahui, izin keamanan merupakan salah satu syarat pertandingan bisa digelar. Tak jarang laga harus ditunda karena tidak adanya surat izin ini.
PT LIB berusaha keras agar Liga 1 2023/24 bisa berjalan sesuai jadwal. Salah satu caranya tentu mendapatkan jaminan izin keamanan dari kepolisian selama satu musim penuh.
Regulasi larangan hadirnya suporter tim tamu menjadi usaha PT LIB untuk meyakinkan pihak kepolisian. Namun hal ternyata tak disukai oleh mayoritas suporter klub Indonesia.
Baca Juga:
- Analisis Vigo: Suporter Dilarang Away, Keputusan yang Tepat atau Tidak?
- Pelatih Anyar PSS Sleman Punya Dendam Pribadi dengan Bali United
- Ketum PSSI Bocorkan Waktu Debut VAR di Liga 1
- Jelang Piala Asia, Timnas Indonesia Jalani Persiapan Akhir di Luar Negeri
Respons keras bahkan dikeluarkan oleh salah satu kelompok suporter Persib, Viking Persib Club (VPC). Panca Oktavian Wirakusumah selaku pengurus Bidang organisasi dan Keanggotaan menilai kebijakan ini justru menghambar misi perdamaian antar suporter yang mulai gencar dilakukan pasca tragedi Kanjuruhan.
“Kami sebagai suporter tentu ada rasa kecewa ketika larangan ini dikeluarkan. Bagi kami, pertandingan away merupakan saat yang baik untuk silaturahmi dengan suporter tuan rumah,” kata Panca kepada Vivagoal.
“Perdamaian akan terhambat dengan adanya pelarangan ini.”
Panca sejatinya menjadi maksud PT LIB mengeluarkan kebijakan ini. Apalagi Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI memberi peringatan terkait FIFA yang siap menghukum Indonesia andai tragedi Kanjuruhan terulang.
Namun, melarang suporter menghadiri laga tandang dianggap bukan keputusan bijak. Ada solusi lain yang bisa diambil andai suporter diajak berdiskusi.
Seharusnya ini bisa didiskusikan terlebih dahulu kepada para suporter karena tragedi Kanjuruhan bukan kerusuhan antarsuporter,” tambahnya.
“Sebaiknya dimusyawarahkan dahulu antara federasi, regulator, klub, dan suporter karena sepakbola ini tidak hanya menghidupi pemain dan ofisial saja. Namun bisa menghidupi pedagang di sekitar stadion dan juga pendapatan tempat wisata di daerah tersebut.”
Selalu update berita terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com