Dikaitkan dengan Klub Liga 2, Ratu Tisha Buka Suara

Liga 1 Sebagai Big Five Asia Pada 2022: Mengejar Harapan ataukah Pepesan Kosong?

Heri Susanto - May 14, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalLiga Indonesia Badan tertinggi sepak bola Indonesia, PSSI memiliki dua rencana jangka pendek. Pertama, PSSI berharap agar Liga 1 bisa menjadi lima liga terbaik di Asia. Kedua, Timnas Indonesia Bisa berpartisipasi di Olimpiade 2024 di Paris. Menilik dua target tersebut, rasanya keseriusan federasi untuk meningkatkan mutu sepak bola terlihat jelas.

“PSSI memiliki dua target dalam waktu dekat. Tahun 2022 kami berambisi menjadikan Liga 1 sebagai salah satu top five league di Asia dan kedua, kami menargetkan timnas Indonesia bisa bermain di Olimpiade 2024,” ungkap Sekjen PSSI, Ratu Tisha Saat ditemui di launching Shopee Liga 1 2019 di SCTV Tower, Senin (13/5) kemarin.

Ia pun mengaku optimis pihaknya mampu merealisasilan hal tersebut. Pasalnya PSSI masih memiliki waktu hingga 5 tahun kedepan untuk membuat atmosfer serta iklim sepak bola Indonesia berbeda dari sebelumnya. Mesti terkesan mudah direalisasikan, namun kenyataan berkata lain. Bedasarkan nilai koefisien liga yang dirilis AFC beberapa waktu lalu, Liga 1 Indonesia sendiri ada pada posisi ke-26 Asia.

 

Peringat Liga 1 sendiri jelas tertinggal jauh dari negara-negara tetangga. Dibanding Malaysia misalnya. Liga 1 jelas tertinggal 8 strip di bawah Malaysia Premier League, yang bertengger di urutan 17 Asia.

[irp]

Untuk merealisasikan menjadi lima terbaik di Asia, per tahun ini, Tisha mengungkapkan pihaknya siap merapihkan salah satu elemen penting klub profesional yakni Club Lisencing Regulation (CLR) AFC yang selama ini memang kurang diperhatikan.

Merujuk pada edaran FIFA pada 2016 lalu, CLR disebutkan sebagai. “Dokumen kerja dasar untuk sistem perizinan kesebelasan, di mana para anggota yang berbeda dari keluarga sepakbola bertujuan untuk mempromosikan prinsip-prinsip umum dalam dunia sepakbola seperti nilai-nilai olahraga, transparansi dalam keuangan, kepemilikan dan kontrol dari kesebelasan, dan kredibilitas dan integritas dari kompetisi kesebelasan.”

Sementara itu, di Indonesia sendiri banyak klub yang kerap berbenturan dengan persoalan ini. Langkah PSSI yang coba serius mengurus persoalan CLR sendiri di tahun 2019  dianggap sudah lumayan telat. Pasalnya dibandingkan FAM (Federasi sebak bola Malaysia) langkah PSSI mendapatkan lisensi untuk klub-klubnya terbilang telat. Sampai hari ini, tercatat hanya 10 nama yang berhasil merengkuh lisensi. Mereka adalah Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC, PSM Makassar, Madura United, dan Barito Putera Bali United, Persipura Jayapura, Borneo FC, dan Bhayangkara FC.

PR Besar jelas tersaji di depan mata. Hingga tahun ini, mampukah PSSI membereskan lisensi tim-tim, yang minimal berlaga di Liga 1? Jika club Lisencing masih belum terverivikasi dengan baik, rasanya angan tuk menjadi Big 5 League Asia hanya pepesan kosong semata

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com